Perspektif Orang Ketiga
Kuro benar-benar telah hilang. Situasinya benar-benar buruk. Linda terus berusaha bertahan. Ia berhasil mengalahkan beberapa anggota Seven Deadly Sins. Nemor, Dreith, dan Monsta sudah dikalahkan. Semua anggota Clover juga sudah terkumpul. Ini adalah kesempatan yang paling pas untuk melarikan diri.
"Semuanya, bersiaplah," ucap Linda.
"Tunggu dulu... uhuk... Ray belum ada," ucap Lux yang belum sembuh dari lukanya.
"Dia akan dibawa oleh Kuro... Loh??" ketika Linda menengok kearah pertarungan. Kuro sudah tidak ada, "dia dimana?" Linda kebingungan.
Lux berusaha untuk berdiri. Kakinya terluka dan mana-nya hampir habis. "Aku akan memindahkan yang lainnya, kau cepat ambil Ra—,"
"Lux! Kuro dimana?" Linda berusaha memberitahu Lux sedang berusaha berdiri.
"Ha? Bukannya dia tadi disana?" Lux ikut terkejut.
"Aku juga tidak tahu, Aku akan segera kesana, untuk mencarinya. Kau cepatlah bawa pergi mereka," Linda segera menghampiri tempat Cardosh, Bodus, dan Ray berada.
"CARDOSH! Dimana Kuro?" teriak Linda.
"Oh, ternyata penghiana...." Plakk!! Sebelum Cardosh sempat menyelesaikan ucapannya Linda menamparnya.
"Tidak usah basa-basi lagi, dimana dia?" Linda terlihat begitu marah.
"Aku mengirimnya ke ruangan tanpa batas 'Black Hole' tempat kosong yang sangat luas dan tak terbatas. Meskipun ia disana berjuta-juta tahun ia tidak akan mati. Karena itu merupakan ruangan tanpa waktu, tanpa apapun," jelas Cardosh. "Membuka portal itu saja, sudah membuat energi roh ku habis, jika kau ingin bertarung lebih baik lain kali saja. Saat ini aku masih bisa membunuh teman-temanmu yang lainnya," lanjut Cardosh.
Linda mengepalkan tangannya, ia benar-benar kesal, "Kenapa kau memasukkannya ke dalam sana? Bukankah lebih mudah jika membunuhnya," Linda masih marah.
"Dia itu kuat, namun tidak tahu cara menggunakan kekuatannya. Bagaikan pedang paling kuat yang digunakan oleh orang tak berpengalaman. Berbeda denganmu yang ibarat batu yang digunakan seseorang yang ahli. Kau memanfaatkan segala keunggulanmu untuk menutupi kekurangan yang ada padamu," jelas Cardosh.
Linda mulai membetulkan apa yang diucapkan Cardosh. Dengan berat hati, Linda segera membawa Ray pergi dari tempat itu, meninggalkan Cardosh dan Bodus.
"Ray? Apa kau masih sadar," Linda memastikan kesadaran Ray.
'Ng?' terdengar suara pelan dari mulut Ray yang menandakan ia masih hidup. Dengan begitu Linda dapat memastikan keselamatan hidupnya.
"Aku akan segera membuatmu lebih baik. Bertahanlah!!" ucap Linda.
Dengan segera Linda mengambilkan beberapa peralatan penyembuh alami. Linda sangat terampil dalam menggunakan peralatan itu. Dengan sekejap, semua luka Ray sudah terobati dan dibalut perban, darahnya juga mulai berhenti. Setelah beberapa saat kemudian, Ray tersadar.
"Uhuk," darah keluar dari batuk Ray.
"Ray, tenanglah. Kau sekarang sudah aman," Linda menenangkan Ray.
"Dimana Eve? Apakah dia masih hidup?" Ray segera berdiri. Namun, karena lukanya belum benar-benar sembuh, ia masih belum bisa banyak bergerak sehingga Ray terjatuh.
"Tenanglah, lukamu masih belum sembuh. Kau harus beristirahat dulu," Linda menenangkan.
"Baiklah kalau begitu," Ray lalu kembali berbaring. Linda lalu pergi sebetar utuk mengambilkan air hangat dan juga teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clover
FantasyBercerita tentang seorang remaja yang dari kecil suka membaca buku. Dia bertemu dengan seorang pria yang memberikan sebuah 'tiket' untuk masuk ke perpustakaan. Namun, tak disangka, ternyata ia malah masuk ke dunia lain. Disana ia harus membuat perda...