Part 9 : Para Dragon

22 4 0
                                    


                  Sejarah itu telah dilupakan. Kami bertanya keseluruh kota itu, namun mereka masih menjawab 'tidak mengetahuinya'. Perjalanan ini sia-sia, kupikir akan mudah. Bahkan, jejak dari sejarah itu tidak ada. Peninggalan atau apapun tidak ada. Ini seperti telah terjadi kiamat sebelumnya.

"Jadi sekarang apa?" Ray mulai memepertanyakan hal ini.

"Bagaimana jika kita salah pergi ke dunia?" Lux khawatir.

"Bagaimana jika kita kembali ke dunia Vampir?" usul Ray.

Mungkin saja usul itu tidak terlalu buruk. Namun, bukankah kita akan mencari anggota ke tiga kita. Aku berharap ada satu petnjuk atau apapun itu.

"Hey, lihat diatas sana. Ada sesuatu yang terbang tadi," ucap Ray.

Aku juga melihatnya tadi, itu lebih seperti naga. Namun, anehnya para monster disekitarku sama sekali tidak menyadarinya.

"Itu adalah naga yang kita cari, ayo kita ikuti dia," ucapku sesegera agar tidak kehilangan jejak naga itu.

Tanpa basa-basi kami segera mengejar naga itu hingga sampai ke sebuah danau besar. Naga itu masuk ke dalam danau. Disini juga tidak ada permukiman penduduk. Kami segera masuk kedalam danau itu.

"Ayo kita masuk," ajakku.

Kami segela menyelam kedalam sungai tesebut. Disini memang sangat gelap, namun kami dapat bernafas layaknya di permukaan. Setelah sampai kedasar laut, semua keadaannya berubah. Danau itu menjadi padang rumput yang sangat luas. Sebelum kami sempat mengagumi keindahan padang rumput tersebut, didepan kami sudah ada tiga belas naga yang mengelilingi kami. Kami mengetahui salah satu dari mereka ketika mengikutinya tadi.

"Yo, Kuro. Bagaimana perasaanmu di tubuh barumu itu?" tanya salah satu naga tersebut.

"Apa maksudmu?" aku tidak paham yang dibicarakan naga itu.

"Bukankah kau Kuro Zero? Atau mungkin si Kurozen telah kembali?" naga itu mulai bingung.

"Ohh, aku paham maksudmu. Tentu saja tubuh ini lebih fleksibel dan juga aku dapat menggunakan sihir dari tubuh ini," jawabku ringan.

"Ohh, benar juga. Kurozen sungguh atletis dan dia juga punya persedian mana yang sangat banyak," sahut naga itu.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Ray yang tidak memahami topik pembicaraan kami.

"Bukan apa-apa," jawabku singkat.

"Maafkan aku karena tidak sopan, wahai prajurit. Izinkan aku memperkenalkan namaku. Namaku adalah Ocaphius. Aku adalah naga ketigabelas dan juga teman dekat Kurozen. Sebenarnya, orang yang memimpin kalian ini bukan Kurozen, melainkan dia adalah Kuro Zero. Aku dan Kurozen waktu itu sedang menjelajahi berbagai dunia dan kalian pasti sudah tau itu. Akan tetapi, ketika kami sampai di dunia ke tujuh, yaitu di planet Bumi. Kami menemukan hal yang menakjubkan –singkat cerita– kami akhirnya melakukan ritual yang membuat Kuro Zero berada di tubuh Kurozen," begtulah penjelasan dari Ocaphius.

Jadi begitu cerita kenapa aku dapat berada di tubuh orang ini. Tubuh ini memang sangat terlatih dan juga fleksibel, serta memiliki kekuatan sihir.

"Dan ke duabelas naga lainnya ini merupakan perwujudan dari keduabelas zodiak, termasuk aku juga. Baiklah akan kuperkenalkan satu-per-satu. Dia yang berwarna merah seperti api itu adalah naga Sagitarius. Sedangkan yang seperti lava itu, dia adalah naga Leo. Kemudian yang berwarna biru, dia bernama Aquarius, dia memiliki elemen air. Nah, yang berwarna seperti es itu adalah naga Pisces. Lalu yang berwarna hijau itu ada dua, yang satu ber elemen kayu bernama Libra dan yang satunya yang ber elemen daun bernama Gemini si kembar. Terus yang ber elemen tanah ada Cappicorn dan Taurus. Lalu ada elemen cahaya, yaitu Cancer dan Aries. Dan yang terakhir elemen kegelapan, yaitu Virgo dan Scorpion. Nah, sedangkan aku ini adalah elemen udara dan ruang," Ocaphius menerangkannya dengan sejelas-jelasnya.

"Ohh, salam kenal kalian semua," ucap Ray.

"Hmm, kalian seperti dilegenda tersebut. Salam kenal juga," begitu pula Lux.

"Ya, salam kenal kalian," aku pun menjawab dengan sedikit dingin.

Aneh sekali, ada tigabelas zodiak dan bukan duabelas. Bukankah hanya ada duabelas rasi bintang yang menjadi latar dari zodiak. Mungkin saja Ochapius adalah zodiak baru. Arghh, ini membingungkan sekali. Dari sekian banyak buku yang sudah kubaca tentang zodiak, hanya ada satu yang menunjukkan tentang zodiak ketigabelas. Namun, kukira itu hanya isu belaka, ternyata memang benar ada.

"Tunggu dulu, kenapa semua monster diatas sana tidak tau tentang kalian?" tanya Ray yang sedang penasaran.

"Itu karena kami telah mengurung diri disini dan menghilangkan jejak keberadaan kami sejak beberapa ribu tahun yang lalu," jawab Libra.

"Tapi kenapa tadi ketika Ocaphius keluar dari tempat ini dia seperti tidak dapat dilihat oleh para monster lainnya," Ray terus bertanya.

"Itu karena elemen udara milik Ocaphius, dia bisa menghilangkan wujudnya. Namun, tidak dapat menghilangkan bentuk energi mentalnya," sahut Libra.

"Ohh. Tapi sedang apa Ocaphius keluar dari sini?" Ray menatap tajam kearah Ocaphius.

"Ehh... aku... ta-tadi aku sedang memeriksa sesuatu," Ocaphius menjawab dengan gugup.

Ray terus menatap tajam Ocaphius selama beberapa detik. Kemudian dia berkata, "Oh, begituu," dengan lega Ocaphius berhenti berkeringat.

"Nah, Kuro. Sekarang keluarkan 'tiket' mu itu. Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu," ucap Ocaphius

Aku segera mengambil 'tiket' itu dan menunjukannya pada Ocaphius, "Ini. Sekarang kau ingin menjelaskan apa?"

"Tiket ini sebenarnya adalah senjata tingkat Tuhan yang dapat berubah wujud. Hanya ada satu orang yang pernah memilikinya yaitu orang yang memberikan itu padamu. Namun, itu juga merupakan kunci kesebuah perpustakaan di dunia atas. Belum pernah ada seorang dari ketujuh ras pernah datang ke dunia atas. Jika kau ingin kesana, maka kau harus layak untuk kesana, sedangkan aku tidak tau kategori layak itu bagaimana," begitulah penjelasan Ocaphius.

Jadi, ini bukan hanya sekedar tiket saja. Jadi, paman itu siapa? Yang jelas aku hanya mengingat wajahnya dan juga, na...manya mungkin. Entahlah, aku lua dengan namanya. Namun, yang terpenting. Aku harus menjadi layak agar dapat ke perpustakaan impianku itu.

"Namun, sekarang kita harus menyelamatkan ketujuh dunia ini dulu. Para Iblis dan Malaikat akan segera berperang dan ini bukan perang kecil, melainkan perang besar. Kita harus menghentikannya apapun caranya demi menyelamatkan seluruh dunia," ucap Ocaphius.

"Aku sudah mengumpulkan dua anggota lainnya," lanjut Ochapius. "Kalian berdua, keluarlah," Ocaphius memanggil seseorang dari balik semak.

Mereka berdua adalah anggotaku, itu memang benar. Wajah mereka mirip seperti di ingatanku. Mereka juga dari dunia yang berbeda, yang satu ras Elf dan yang satu dari ras Dwarf. Anehnya Dwarf itu memiliki tubuh yang tinggi dan juga dia terlihat tampan, aneh sekali. Sedangkan elf itu sangat cantik, dia memiliki telinga segituga yang imut dan juga rambutnya yang dikucir satu itu sangat menawan, apalagi pakainnya yang juga menambahkan kesan tersendiri padanya.

"Dan akulah anggota kelima mu Kuro," Ocaphius seketika langsung berubah wujud menjadi kecil.

"Selain bisa mengecil, aku juga bisa berwujud seperti manusia, jadi jiak tidak dibutuhkan, aku akan mengumulkan energi di bahumu saja ya Kuro," Ocaphius segera menuju bahuku dan langsung tertidur.

Jadi, tinggal dua anggota lagi. Ras Iblis dan Ras Malaikat. Ini akan menjadi perjalanan yang sulit.

CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang