Part 3 : Start

51 10 0
                                    


"Terus mengapa sekarang semua skill dari mereka tidak dapat saling melukai?" tanyaku.

"Itu karena, Raja Iblis melakukan persembahan kepada 'ONLY ONE' dia mempersembahkan seorang iblis terkuat setelahnya. Dia berharap agar tidak ada satu pun dari ras Malaikat yang dapat melukainya," jawab Ellie.

"Sebenarnya siapa 'ONLY ONE' itu?" setelah sering mendengar sebutan nama itu, aku jadi penasaran.

"Dia lebih mirip Tuhan di dunia karena kekuatannya yang rumornya tak terbatas. Dia juga satu-satunya dari Rasnya. Dia abadi dan tidak ada yang berani untuk berhaapan langsung dengannya," Ellie menjelaskannya dengan baik, namun kurasa ada yang janggal. Tapi, ya sudahlah.

"Sekarang, kembali lanjutkan ceritamu," ucapku.

"Ya, baiklah. Peperangan itu sebenarnya belum berakhir. Namun, ras Malaikat sudah merayakan kemenangan mereka, itulah kesalahan mereka. Mereka berpikir bahwa butuh waktu lama agar ras Iblis dapat bangkit lagi. Sayangnya hal itu salah, ras Iblis segera bangkit dan mereka menyerang ras Malaikat. Ras Malaikat mencoba melawan, tapi sayang sekali, karena semua skill mereka tidak dapat melukai ras Iblis. Ras Malaikat harus kalah pada masa itu. Saat itu, ras Malaikat hanya memiliki tujuh malaikat yang masih hidup, sedangkan ras Iblis masih memiliki sepuluh anggota.Demi menjaga agar ras masing-masing tetap kuat, mereka membentuk pasukan elite. Ras Malaikat membentuk pasukan beranggotakan tujuh Dewa dan Dewi yang dinamakan 'The Seven Deadly Sins' yang berarti Tujuh Dosa Mematikan. Sedangkan, ras Iblis membentuk pasukan beranggotakan sepuluh iblis yang tersisa. Ras Iblis membentuk pasukan yang dahulu pernah terkenal hingga ke seluruh semesta karena kekuatannya. Mereka sering disebut sebagai 'Ten Commandements' yang berarti Sepuluh Perintah,"

"Beberapa ribu tahun kemudian, para Dewi melakukan persembahan besar-besaran kepada 'ONLY ONE'. 'ONLY ONE' memberikan para Dewi tiga permintaan. Permintaan pertama yang dilakukan Dewi adalah agar ras Iblis tidak dapat melukainya, yang kedua adalah agar anggota 'The Seven Deadly Sins' dapat melukai ras Iblis. Setelah kedua permintaan terkabul, kini tinggal satu permintaan. Tanpa disangka, disana ada Iblis yang menymar menjadi Dewi. Iblis tersebut meminta agar anggota 'Ten Commandements' dapat melukai dan membunuh ras Malaikat. Para Dewi yang mengetahui hal itu sangat marah, para Dewi segera membunuh mata-mata tersebut dan segera melakukan penyerangan. Namun, ras Iblis saat itu sedang pergi menuju Dunia Lain. Itulah hingga saat ini mengapa mereka terus saling berperang," cerita Ellie berakhir disini.

"Hmm, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanyaku.

"Dua hari yang lalu kau bilang bahwa sudah memiliki daftar nama dan tempat para anggota kita yang lain, jadi bagaimana kalau kita mencari mereka?" Ellie berpendapat demikian.

"Ok, jadi dimana daftar itu?" aku menyetujuinya saja.

"Mana kutahu, kau tidak memberitahuku," ucap Ellie.

Kepalaku tiba-tiba rasanya sakit, aku mendapatkan penglihatan lagi. Itu adalah saat ketika aku membawa 'tiket' untuk ke perpustakaan itu, aku juga melihat bahwa tiket itu akan berubah menjadi sebuah peta ketika aku mengeluarkan kekuatan sihirku pada 'tiket' tersebut.

"Apa kau baik-baik saja Kuro?" Tanya Ellie sedikit cemas.

"Aku baik-baik saja," jawabku, kemudian aku segera mengecek saku bajuku. Aku merasa ada yang aneh, karena saku bajuku tidak ada. Aku segera melihat ke cermin, aku memakai pakaian seperti orang di zaman itu. Aku harus mencari dimana bajuku yang sebelumnya.

"Apa kau tau dimana bajuku yang sebelumnya?" tanyaku.

"Baju itu sudah sobek, dia ada di tempat sampah," jawab Ellie.

Aku segera mencari ke tempat sampah. Tak kusangka, akhirnya aku menemukannya. Aku segera mencari 'tiket' tersebut. Setelah beberapa lama, akhirnya aku menemukannya. Aku segera membawanya ke hadapan Ellie.

"Ini dia," ucapku pendek.

"Apa itu?" Tanya Ellie.

"Seingatku, ketika aku mengalirkan energi sihir pada benda ini, benda ini akan menjadi sebuah peta yang menuntun kita menuju tujuh anggota lainnya," jelasku.

"Kalau begitu cepat lakukanlah," wajah Ellie berubah menjadi bersemangat.

"Tapi bagaimana caranya aku menglirkan energi sihir?" tanyaku.

"Apa?" Ellie benar-benar terkejut, "Yah, itu wajar kurasa. Jadi aku akan memberitaumu detailnya. Pertama, pusatkan seluruh fokusmu pada satu anggota tubuh, itu akan membuatnya semakin kuat, dulu kau yang mengajarkan ini padaku, tak kusangka sekarang aku yang mengajarkannya padamu. Kemudian, kamu bayangkan energi sihir itu, tapi jaga agar tetap seimbang dan jangan sampai lepas kendali. Dan yang terakhir, kau lepaskan dan arahkan pada benda itu," penjelasan Ellie mudah kupahami, aku tidak percaya jika aku pernah mengajarinya.

Aku mencoba apa yang dijelaskan Ellie barusan. Pertama aku pusatkan fokusku pada tanganku. Lalu, aku membayangkan energi sihirku dan menaruhnya pada pemusatanku. Setelah itu, aku mengendalikan energinya agar tidak lepas kendali dan akhirnya BOOM! Tiba-tiba 'tiket' itu berubah menjadi sebuah peta.

"Kau berhasil! Baiklah, sekarang mari kita lihat dimana letak anggota kita yang pertama," ucap Ellie.

Aku membuka petanya, peta tersebut menunjukkan tempat yang bernama Padang Gersang. Namun, pada peta tersebut tidak tertuliskan lokasi pastinya. Peta itu hanya memberikan tiga petunjuk. Pertama, tempat itu adalah tempat dimana banyak orang berkumpul. Kedua, hanya yang tidak tergoda yang dapat melewatinya. Ketiga, setelah kau melewatiya kau akan bertemu sang terhebat.

"Bukannya itu berada di Ujung Dunia ini. Itu adalah tempat yang tepat jika kita mencari orang-orang kuat, karena hanya orang-orang kuat yang dapat bertahan hidup disana dan katanya tempat itu sedikit berbahaya. Kurasa itu adalah hal yang bagus, di perjalanan nanti kita juga bisa berlatih," Ellie tersenyum sinis.

"Baiklah, mari kita mulai, Perjalanannya."

CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang