Part 13 : Pahlawan

2 1 0
                                    


"Ini benar-benar diluar dugaanku," Ocaphius melongo tak percaya. "Dunia Realitas buatan. Ini sama seperti teknik dewa,"

"Apa maksudmu? Apa kita pasti kalah?" tanya Ray.

"Mungkin saja iya, dan mungkin juga tidak," jawab Lux.

"Apa maksud mu?" Eve mendekat.

"Dunia ini, adalah pusat energi para Malaikat. Tidak ada energi gelap sama sekali disini. Benar-benar mustahil bagi kita untuk mengalahkan mereka. Kecuali jika Kuro membawa anggota kita tersebut," jelas Lux.

Four Arms dan Elite Angel mulai menyerang anggota Clover. Mereka mulai menyerang dengan teratur dan mendominasi pertempuran saat ini. Hanya Eve saja saat ini yang mampu melawan mereka. Semua kekuatan sihir hitam tidak dapat digunakan sama sekali. Ray juga hanya mampu menggunakan sedikit kemampuannya.

"Uhh, dimana Kuro sebenarnya? Dia benar-benar lama sekali," Lux sudah tidak kuat mempertahaka wujud manusianya.

"Tidak mungkin kita menang, uuhh... aku sudah, hahh... tidak kuat, huft... lagi," Eve seketika langsung pingsan. Ia kehabisan energi.

"Hey, lihat itu. Dimensinya terbuka. Kurasa itu Kuro," dengan penuh harapan Ray melihat ke arah lubang diantara dimensi itu. Four Arms dan Elite Angel mulai ketakutan. "Yeayy... kita akan membalikkan keadaan," lanjut Ray.

Lubang dimensi itu mulai membesar. Terlihat tujuh bayangan yang mulai masuk ke dimensi ini. Dengan penguh pengharapan, Ray tersenyum lebar. Ia menyangka Kuro telah membawa beberepa teman lainnya.

Seven Deadly Sins, justru merekalah yang keluar. Ray melongo tak percaya, ia berkeringat dingin. Kali ini mereka benar-benar tidak bisa melawan balik. Ketujuh Seven Deadly Sins menyerang. Eve sudah kehabisan tenaganya, Ray juga sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Mereka tidak dapat melawan sama sekali.

Kedatangan Seven Deadly Sins menjadi petaka besar bagi Clover. Mereka kalah jumlah dan juga kekuatan. Seven Deadly Sins segera menyerang Clover, Bodus yang sudah tidak sabar langsung maju dan membuat Ray terluka parah. Eve berusaha menolongnya, namun ia justru terkena serangannya. Semua anggota Clover terluka parah, mereka semua tak sadarkan diri. Bodus sudah berada tepat diatas Ray. Bodus mengangkat Cakramnya, ia bersiap untuk menghunuskannya pada Ray, Cakram dilempar.

"Hentikan..." Eve segera meloncat, ia menghalau cakramnya agar tak mengenai Ray.

Cakram itu tepat mengenai jantung Eve. Dengan setengah kekuatannya, Eve terus berusaha menahan cakram tersebut agar tidak menembusnya dan mengenai Ray.

"A...a-apa yang terjadi..." Ray mulai tersadar. Ia melihat darah bercucuran kearahnya. "Eve! Apa yang kau lakukan disitu," Ray terkejut.

"Tak apa, uhuk..." Eve memuntahkan darah. "Aku hanya ingin melindungimu," nafasnya tersenggal.

Semakin lama, Cakram itu semakin menusuk lebih dalam. Ray berusaha untuk berdiri, namun kakinya tidak dapat digerakkan. Kakinya terkena kekuatan sihir Nemor, kekuatan sihir penyegel yang teramat sangat kuat.

"Ahh, sial sekali, aku tak dapat berbuat apapun disaat yang seperti ini," Ray memukul lantai, dia benar-benar kesal, dan matanya meneteskan air mata.

Cakram itu menembus bagian tubuh Eve. Darah bercucuran dimana-mana. Benar-benar adegan yang sangat mengerikan. Cakram itu berlumuran darah. Seketika cakram itu mengarah kepada Ray.

Sriinggggg..... bunyi besi yang saling bergesekan. Cakram itu berhasil di tangkis oleh Ray. Dia berhasil terlepas dari segel Nemor. Energinya terlihat sangat besar, energi itu berkumpul dan membentuk aliran-aliran disekitarnya. Rambut Ray yang berwarna merah, sekarang berubah menjadi putih. Ray mengeluarkan air mata darah dan matany berwarna merah. Ia kehilangan kesadarannya.

"Berani-beraninya kau..." Ray mengambil Black Hat milik Eve. Tongkat sihir yang dimiliki oleh Eve.

"Kekuatan yang besar sekali," ucap Cardosh.

"Apa-apaan kekuatan sebesar itu?" Bodus terkejut terheran-heran.

"Aku akan membunuhmu saat ini juga," teriak Ray sambil mengarahkan pedangnya ke arah Bodus.

Pertarunganpun tak dapat dielakkan, dengan mudahnya Ray menghajar Four Arms dan Elite Angel yang berusaha menahannya. Bodus melemparkan cakramnya, akan tetapi dapat ditangkis dengan sangat mudah oleh Ray. Serangan demi serangan terus diluncurkan. Mereka berdua sama-sama memiliki kekuatan yang hebat. Namun, Ray sedikit lebih unggul. Ia mengeluarkan magic dan juga kekuatan pshycal-nya bersamaan. Sedangkan Bodus hanya bisa mengeluarkan kekuatan Pshycal-nya saja.

Beberapa menit berlalu, Ada retakan di dimensi tersebut. Retakannya semakin membesar. Ada beberapa bayangan orang diluar.

CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang