Chapter 11 : Persetujuan

2.2K 249 16
                                    

Budayakan VOTE dulu sebelum baca yuk! Jika membuat terkesan, jangan lupa untuk berkomentar♡

Budayakan VOTE dulu sebelum baca yuk! Jika membuat terkesan, jangan lupa untuk berkomentar♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kebahagiaanmu, akan segera datang'

Dia mengatakan kalimat itu seolah dia tidak tau, bahwa kebahagiaanku adalah dirinya. Yang pergi meninggalkanku, di tengah angin malam yang dingin di pinggir
Sungai Han

- Sungai Han, 2015. Park Chanyeol-

 Park Chanyeol-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, 2015

Dia sedang menunggu seseorang di dalam Restaurant bernuansa Jepang yang terletak di Cheongdam-dong. Pandangannya selalu melihat ke arah pintu masuk, menantikan seseorang yang ditunggunya. Setiap pelayan itu memberi salam pada pelanggan, dia menatap lekat lekat orang yang baru datang itu.

Tapi sayangnya, mungkin sudah lima orang yang masuk ke dalam Restaurant ini tapi orang yang ditunggunya belum juga datang.

Kotak beludru berwarna merah, ia keluarkan dari saku jasnya. Membuka kotak itu, terpampang lah cincin yang dihiasi berlian di tengahnya. Bibirnya menampilkan senyuman, mengingat wanitanya nanti akan memakai cincin ini.

"Sudah menunggu lama?"

Suara itu, suara wanitanya. Ia pun menutup kotak itu dan menyembunyikan kotak itu di samping pahanya. Kepalanya mendongkak, melihat ke arah wanita yang baru saja datang, "Hm? Tidak. Duduklah."

Wanita itu tersenyum, dia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan pria yang jadi kekasihnya ini dalam satu tahun terakhir.

Mereka sedang melihat ke buku menu dan memilih makanan yang akan ia masukan ke dalam perutnya, sebagai santapan makan malam.

Ketika menyantap makan malam, tidak ada pembicaraan apapun keluar dari mulut mereka berdua. Hanya bibir itu, menampakan senyumannya. Masing masing, memendam rasa gugup dalam dirinya. Pria ingin menyatakan bahwa dia akan melamar wanita itu, sedangkan wanita itu... Entahlah.

"Ada yang ingin kubicarakan padamu."

"Aku juga Yeol, aku akan mengatakannya lebih dulu." Dia berbicara itu seperti tergesa-gesa, ketakutan menyelimuti dirinya. Sesungguhnya, dia tidak sanggup mengatakan kalimat yang akan dia ucapankan nanti.

Play The Game ; LOVE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang