Untuk hutang ayahmu, cukup bayar dengan cara kau meninggalkan Chanyeol. Bagaimana?
Pergi ke California, jalani pengobatan disana hingga sembuh total. Aku akan menanggung semuanya, anggap saja itu sebagai hadiah karena kau telah meninggalkan putraku.
Setelah ucapan berakhir, kartu undangan berwarna merah maroon diberikan pada Kim Mi So. Wanita itu menerima kartu tersebut, melihat dengan sangat jelas sepasang nama yang tercetak di kartu undangan tersebut.
Lee Sun Bin & Park Chan Yeol.
Helaan nafas dengan kasar, rasanya ingin menangis tapi jika sudah seperti ini, ia pun tidak bisa melakukan apa-apa.
Bagaimana Kim Mi So? Kau setuju?
Wanita yang terduduk diatas bed hospital itu, tidak menjawab apapun. Suaranya tiba-tiba menghilang, matanya tetap menatap ke arah kartu pernikahan yang berada di genggaman tangannya.
Hingga akhirnya, wanita bermarga Kim itu menganggukan kepalanya dengan sedikit ragu. Cairan bening di pelupuk matanya sudah menumpuk, mungkin beberapa detik lagi akan terjatuh melintas pipinya. Rasanya untuk menganggukan kepala saja, terasa berat.
Tapi setelah dipikir-pikir, untuk apa bertahan pada hati seorang pria yang dalam hitungan waktu akan menikahi wanita lain? Lebih baik, tinggalkan. Secara tidak langsung, Chanyeol sudah meninggalkan Kim Mi So lebih dulu, tanpa disadari.
Suara seorang wanita memenuhi kabin pesawat, sedang memberitahu bahwa burung besi akan segera melakukan pendaratan di bandara Incheon dalam beberapa menit lagi.
Tepat berakhirnya suara pramugari, tetesan bening seperti kaca keluar dari sepasang mata yang terpejam, berjalan melewati pipi begitu saja. Jemarinya langsung menyeka, agar air itu tidak bertengger pada dagunya.
Kepalanya menoleh ke arah kanan, melihat pemandangan gumpalan putih yang kontras dengan birunya langit. Ini sudah berakhir, Soo-ya. Dan bibirnya tersenyum dengan terpaksa.
Ingatan tiga tahun yang lalu, masih tersimpan dengan rapih di dalam otaknya. Ingatan itu melintas beberapa detik, membuat dirinya merasa berada di dalam situasi yang sulit.
Merasa sulit, karena tidak melupakan. Tidak pernah sedikitpun niat untuk melupakan pria itu dalam hidupnya, tidak pernah ada. Karena terlalu mencintai, sang wanita membiarkan dirinya tersiksa karena rasa sakit dari cinta itu sendiri.
Apakah rasa cinta sesakit ini?
Burung besi bergerak dan rodanya berjalan hingga landasan pacu, melakukan take off hingga roda tidak menapak tanah. Ada pula pesawat yang menyentuh tanah dan terhenti pada tempat yang seharusnya. Semua bisa terlihat dari kaca yang membatasi, antara ruang tunggu penumpang dan tempat parkir pesawat.
Koper berwarna rose gold buatan Jerman itu, sedang menggulung rodanya dengan teratur disamping langkah kaki sang wanita. Koper berukuran 24 inch tersebut, ia beli sebelum melakukan penerbangan ke Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play The Game ; LOVE✔
Fanfiction[END] • Mature • Genre : Mystery, Romance, Angst. ㅡJika tidak ada aku dihatimu, kenapa kamu selalu bertingkah seolah mencintaiku?ㅡ Start : 20 Agustus 2018 End : 23 Desember 2018 RANK : 2 IN PARKCHANYEOL (13-11- 2018) 19 IN PARKCHANYEOL (18-10-2018...