Memories

362 33 3
                                    


Senin, 29 Desember 2009


Suasana di koridor begitu ramai, para siswa
berlarian tanpa menghiraukan teriakan tanda pengingat para guru.

Tiffany hwang, gadis berusia 16 tahun. Gadis belia yang selalu berwajah kelabu dan bermata sendu, berjalan melewati koridor.

Otomatis semua orang - tanpa memperhatikan nya langsung menyingkir.

Tiffany sudah terbiasa, menjadi yang tak terlihat sangat menyenangkan. Tak ada pengganggu, tak ada teman yang munafik karena mereka sudah menunjukkan kebusukan mereka dari awal.

Tiffany memasuki kelas nya, yang baginya nampak seperti neraka.

Tiffany duduk di bangku paling belakang, sendiri.

"haha.. Yang benar saja.."

"kau tau, semalam eunha di putuskan begitu saja. Astaga... Lelaki itu.."

"biar begitu, juga kalau dia ingin menembak mu, pasti kau terima kan"

"pastilah, hahaa... Dia sangat tampan"

"dan juga sexy"

Tiffany tak terlalu terganggu dengan suara yang begitu memekakakan telinga sampai salah seorang dari mereka tanpa sengaja menyenggol bangku nya.

"ups, sepertinya aku menyenggol sesuatu"

Tiffany masih asyik dengan bukunya.

"sudah, biarkan saja. Itu kursi kosong. Pemilik nya sudah meninggal bersama mayat keluarganya"

"ouh, kau benar. Pastilah itu keluarga yang menyeramkan"

"sudah cepat, akubtakut disini"

Tiffany membuang napas, lagi lagi itu.

'pembunuh'

'pelacur'

'seorang kriminal'

Tiffany sudah biasa mendengar nya. Namun ia memilih menjalani hidupnya dengan tenang.

"selamat pagi semua"

Tiffany masih sibuk dengan aksi coret mencoret di atas bukunya.

"selamat pagi lee ssaem"

"tampaknya kalian sangat bersemangat. Baiklah, kalian akan ada ketambahan teman baru. Ayo masuk, perkenalkan dirimu"

Seorang gadis berparas cantik memasuki kelas, semua mata memandang ke arah nya.

"hai, namaku joo hyun. Semoga kita bisa menjadi teman"

Tiffany kagum dengan wajah imutnya. Dia sungguh cantik

"wooo.... Amazing"

"astaga.. Primadona"

"cantiknya,,"

"baiklah, joo hyun. Kau boleh duduk di sana, karena hanya itu kursi yang kosong"

Joo hyun berjalan ke arah bangku samping Tiffany

"hai, aku joo hyun"

'astaga. Dia menyapaku, aku harus apa?'

"h-hai, ak.."

"joo hyun - ah, nanti kita makan bareng ya"

"joo hyun - ah, pulang nanti dengan ku ya"

Tiffany tersenyum miris, oke dia sudah biasa.

TIME MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang