eyes

154 21 1
                                    

Tiffany berlari tergopoh-gopoh dengan wajah tidak sabaran nya.

Di belakang nya terdapat sang suami, Kim Taehyung mengikuti nya dengan langkah yang lebih tenang.

Tangan putih itu bergetar saat meraih gagang pintu berwarna putih itu.

Srekk..

Desah lega meluncur dari bibir gadis itu, sambil tak henti henti nya mengucapkan syukur.

Ia berjalan perlahan, tangannya terulur meraih jemari pucat itu.

"Akhirnya Kau sadar—





































Park Jimin"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.





Sejak dua bulan lalu, Jimin koma akhirnya pria tampan itu siuman juga.

Masih dengan ekspresi kosong nya, namun dokter mengatakan bahwa Jimin tidak mengalami cacat atau apapun yang di khawatirkan Tiffany sejal awal.

"Jimin ah.. "

Hanya lirikan mata sebagai sahutan nya. Dirinya memang belum bisa berbicara banyak.

"Aku senang kau sadar, kami senang"

Taehyung mengusap Puncak kepala gadis itu.

"Tiff— fany.. "

Pelan, begitu lemah suara Jimin saat memanggil nama Tiffany

"T—Tae.. Hyung —ah... "

"Ya Jim, ada apa?" sahut Tiffany antusias.

"J—Jung.. K—Kook? "

Tubuh Tiffany menegang, karena sungguh dirinya masih trauma dengan Pria tampan itu.

Menyadari ketidak nyamanan Tiffany, Taehyung segera mengalihkan pembicaraan.

"Kata dokter kau jangan terlalu banyak bicara dulu. Istirahatlah "

Jimin mendesah kecewa. Namun ia menurut. Karena dirinya juga merasa sakit yang teramat sangat.

Belum lama ia memejamkan matanya, pintu ruangan nya bergeser tiba-tiba.

Mengalihkan perhatian ketiga orang di sana.

Sosok itu mematung dengan nafas pendek pendek nya. Ia mencengkram kuat gagang pintu. Detak jantungnya berdebar-debar sangat kencang  .





Kini.


Jeon Jungkook..




Kembali.

TIME MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang