Tan

4.3K 277 23
                                    

Kring... Kring...

Aku terbangun dari mimpi. Aku segera mematikan alarm lalu beranjak dari kasur. Aku segera memasuki kamar mandi. Dan selanjutnya tentu saja aku mandi.

➖➖➖➖➖

Aku segera turun dari mobilku dan berjalan menuju ke kelasku. Oh ya btw, kenalin. Aku Kim Tan. 17 tahun. Pewaris Kim Corp. Keluargaku? Ayahku meninggal ketika aku masih kecil dan ibuku adalah orang yang sangat sibuk. Aku memiliki 2 kakak. Mereka kembaran. Mereka tidak tinggal bersamaku. Mereka tinggal di Amerika bersama kakak-kakak iparku. Oke, cukup segitu perkenalannya. Aku segera menaruh tasku di kursi dan duduk tentunya.

"Oh, hi, My lovely Tan. Are you good?" sapanya.

"Hm. Seperti yang kau lihat." jawabku sambil menghidupkan ponselku.

"Oh. Apakah ibumu memarahimu karena nilai jelekmu kemarin?" tanyanya penuh selidik.

"Hm, ia datang untuk mengomeliku sebentar kemarin. Setelah itu ia pergi lagi." jawabku tanpa beralih dari hpku.

"Wow, aku tidak percaya dengan ibumu. Kau mendapatkan nilai 98 dan ibumu marah. Aku yang selalu mendapat peringkat satu saja hanya mendapat 90." katanya sambil menatap ngeri.

"Yahhh, well seperti yang kau tau. Ibuku perfeksionis." jawabku sambil menscroll instagramku.

"Oh ya, apakah kau sudah meminum obat depresimu? Dan juga obatmu yang biasa." tanyanya lagi yang membuatku menatapnya.

Aku mau menjawab pertanyaannya tetapi Pak Sehun, guru fisikaku sudah datang.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru."

"Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai, aku Park Jisung." katanya singkat.

Aku hanya menatapnya datar. Well, aku tidak terlalu peduli dengan sekitarku. Ngomong-ngomong yang tadi bertanya banyak hal tentangku itu sahabatku, Michelle Choi. Dia juga sama sepertiku, pewaris perusahaan. Selain menjadi sahabatku dia juga menjadi rivalku.

Ahh sepertinya aku terlalu lama bercerita. Pak Sehun sudah memulai pelajarannya. Oh ya, aku baru sadar ternyata anak baru itu duduk di depanku.

➖➖➖➖➖

"Ayo dong Mrs. Kim, kau membuangku waktu istirahat kita."

"Iya, iya, ini sudah selesai kok."

Tadi aku sedikit ketinggalan catatan jadi aku tinggal lebih lama di kelas. Mataku beredar ke seluruh ruangan. Tak banyak orang yang masih tinggal. Hanya aku, Michelle, dan anak baru itu.

Michelle yang berjalan disampingku dengan kasarnya menarik lenganku.

BRUK

Aku menabrak punggung si anak baru dan akhirnya terjatuh. Si anak baru yang tadinya tidur akhirnya terbangun. Ia menatapku datar lalu segera pergi. Huh, terserah lah, aku tidak peduli.

"Hei, ini gara-gara kau dasar ibu tua bawel." kataku menggerutu sambil berdiri.

"Huh sudahlah, ayo cepetan, kita bisa kehabisan waktu istirahat kalau begini." balasnya sambil menggerutu juga.

"Iya, iyaaaa." kataku sambil berlari mengikutinya.

Sampai disana kami berdua memilih tempat.

Oh betapa beruntungnya kita. Ternyata masih ada meja yang kosong. Aku segera duduk di bangku dengan meja kosong tersebut.

"Hei kau mau makan apa?"

"Tidak usah, kamu aja. Aku beli air es aja."

Memang sudah kebiasaanku kalau sedang stress dan lain-lain. Pasti aku akan membeli air es. Menurutku itu dapat mendinginkan kepalaku.

Michelle sudah datang dengan 1 nampan yang berisi 1 mangkok bakso, 1 jus mangga, dan 1 air es.

Tepat saat Michelle duduk kepalaku berdenyut nyeri. Hal terakhir yang kulihat hanyalah gelap.




TBC

Haiiiii. Kemarin banyak yang ngevote and ngasih aku dukungan, so aku lanjutin ini cerita. Aku enggak tau ini bagus atau enggak. Kalo misalnya jelek kalian boleh kritik atau kasih saran ke aku. Udah itu aja... Kalo misalnya banyak yang suka dengan chapter ini dan sebelumnya aku bakal ngelanjutin❤️

Thanks🤗

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang