day 2

1K 106 1
                                    

Saat ini jam 4 pagi. Aku terbangun karena mimpi burukku. Masih mimpi yang sama, ayahku tertabrak dan seorang anak kecil yang menghilang.

Aku berjalan ke arah kulkas lalu mengambil 2 buah botol bir.

Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka dan keringat yang bercucuran, aku mendudukkan diriku di sofa. Kubuka botol soju secara kasar lalu kutuangkan isinya ke gelasku.

Kuteguk dalam sekali tegukan. Ini sudah gelas ke 5, aku sudah mulai mabuk. Ketika akan menuangkan gelas ke 6 manusia pengganggu itu datang. Dia berlari turun ke bawah lalu mengambil botol-botol birku dengan paksa

"Sudah kubilang! Tidak ada minuman alkohol setetespun yang boleh kau simpam di rumah ini!"

Seketika nyaliku menciut. Dia terlihat sangat menyeramkan. Aku menangis.

"Huweeee😭😭. Kau sama seperti ibuku. Kau mengerikan." kataku menghindarinya.

Aku berlari ke atas, kembali ke kamarku.

"Hei, hei, aku minta maaf, oke?" katanya sambil mengejarku.

Sekilas aku melihat air mukanya tampak tak tenang, ia tampak menyesal dan panik.

Aku berlari masuk ke kamar.

Lalu meringkuk di atas kasurku.

Samar-samar aku mendengar suara pintu terbuka

Aku masih terdiam di tempat dengan posisi meringkuk.

"Aku tau kau belum tidur."

Kurasakan sentuhan lembut di tanganku.

"Aku minta maaf." katanya bermonolog.

Aku memilih untuk diam saja. Kututup mataku rapat-rapat hingga akhirnya aku tertidur

➖➖➖➖➖

Sinar matahari yang masuk dari jendela membuatku menggeliat. Pada akhirnya aku membuka mataku alias bangun.

Aku belum beranjak dari tempat tidur. Orang ini masih setia menggengam tanganku. Well, aku tidak keberatan sih tapi ini agak mengganggu menurutku.

Aku memutuskan untuk tidak melepaskan pagutan tangan kita berdua.

Kring... Kring...

Tepat saat alarm ponselku berbunyi ia terbangun. Aku merutuki diriku sendiri karena lupa mematikan alarm yang kusetel.

"Ah, maaf aku tertidur disini. Sorry."

"Tidak apa-apa."

Aku bangkit lalu berjalan ke arah kamar mandi. Tanpa menatapnya.

"Kau bisa keluar sekarang. Masakkan aku makanan, aku lapar."

Aku masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual pagiku disana.

Setelah berendam cukup lama, aku berdiri lalu membuka penutup saluran air bathupku. Ku pakaikan baju handuk ke badanku.

Setelah sibuk memilah-milah pakaian aku turun ke bawah. Tepat saat itu Jisung selesai memasak. Ia menata piring-piring makanan di meja.

Oh ya aku belum bilang, satu minggu ini kecuali hari senin kemarin sekolah kami diliburkan.

Aku segera duduk lalu. Mengambil sepotong pancake yang ada di meja.

Dengan sigap Jisung menepis tanganku kasar.

"Kau belum cuci tangan nona."

Aku menghela nafasku. Aku berdiri lalu berjalan ke arah wastafel. Kubasuh tanganku dengan air.

Aku berlari kecil lalu duduk lagi. Ku suapkan potongan pancake tadi ke mulutku.

Baru menyentuh bibirku, dia menepis tanganku lagi.

Arghhhh, aku makan kapan jika begini?

"Kau itu bisa cuci tangan tidak sih?"

Dia menggengam tanganku kasar lalu menyeretku kembali ke wastafel. Aku bersumpah hari itu adalah hari tersial yang pernah ada setelah hari dimana aku kehilangan ayahku.

Aku berdiri dengan posisi membelakanginya. Posisi kami seperti back hug tapi tidak. Dia mengenggam tanganku dan mencucikamnya.

Setelah selesai berkutat dengan sabun dan air kita kembali duduk lalu makan.

Peristiwa makan ter-ribet yang pernah kutemui.

"Hei, jika aku meninggal karena kuman kan kau tak kena dampaknya." kataku bersungut-sungut sambil meloloskan potongan-potongan kecil di mulutku.

"Tidak, aku terkena dampaknya. Aku disini untuk menjagamu."

"Ya, ya terserah kau lah." jawabku pasrah.








TBC

Hi, gimana nih story? Eh ada yang ultah lo gaessss, iya bener si Winwin ultah

Happy Birthday Winwin. Wish u all the best❤️

Aku bakal seneng kalo kalian voment guysss.

Thanks💕

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang