end?

1K 92 2
                                    

Aku menatap sendu makam ibuku yang berada di samping ayahku. Kuletakkan setangkai bunga matahari di tengah-tengah makam ayah dan ibu. Di sini hanya tinggal aku, michelle, jisung, kak Chae, dan kak Jensoo.

"Aku mau pulang." aku membalikkan tubuhku hingga menghadap mereka.

"Ayo." kak Chae menggandeng tanganku.

"Aku ikut." michelle mengekoriku.

"Aku juga." jisung juga.

"Kak Jensoo ikut tidak?" tanyaku.

"Tidak usah. Kita masih ingin disini sebentar." jawab kak Jisoo.

Kak Jennie hanya diam. Ia menatap makam ayah dan ibu sendu sama sepertiku tadi.

Hari ini aku tidak menangis. Kupikir mungkin ayah dan ibu sudah bahagia saat ini. Walau aku tak yakin sepenuhnya bunuh diri bisa masuk surga.

➖➖➖➖➖

"Kak Jennie, kak Jisoo. Bisa tidak salah satu dari kalian tetap tinggal disini?"

Mereka berdua mengernyit. Aku terkekeh kecil.

"Aku kan harus menggantikan ibu tapi aku tidak bisa. Aku kan harus menuruti keinginan terakhir ibu. Dia ingin aku pergi dari negara ini beberapa tahun."

"Aku akan menggantikan posisi ibu sementara. Kalian pergilah ke AS bersama Jin." kata kak Jisoo.

Kak Jennie nampak tak setuju. Air mukanya nampak sedih.

"Tidak mau. Nanti aku tidak bisa bersamamu." kak Jennie menolak.

"Kalian berdua disini saja kalau begitu. Ajak kak Tae dan kak Jin. Aku akan pergi sendirian."

"Kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya kak Jisoo khawatir.

"Tentu saja. Aku kan sudah besar." aku terkekeh kecil.

"Oke then."

"Kak Jensoo, aku akan menceritakan secara detail kehidupanku disana, tapi kalian benar-benar harus merahasiakannya ya."

"Oke, oke. Kami akan merahasiakannya." kata kak Jennie.

➖➖➖➖

"Kenapa barusan beri tahu?"

"Sudah bagus ya kuberitahu." kataku kesal.

Aku sedang mengemasi barang-barangku sekarang ini.

"Tidak bisa ya kalau tidal pergi?"

"Aku sudah bilang, ini bukan keinginanku. Oh ya, kak Chae kapan pulang ke New Zealand?"

"Minggu depan mungkin."

"Owh. Oke." jawabku.

"Aku belum memberikan sesuatu sebelum kita berpisah." jisung berjalan mendekatiku.

"Berikan sekarang kalau begitu."

"Yakin?" tanyanya agak ragu.

"Of course, black."

"Oke then."

Dia berjalan mendekatiku. Dia segera meraih pinggangku dan menempelkan bibirnya di bibirku. Aku mengalungkan tanganku di lehernya.

Terima kasih Tuhan, kau sudah memberikan pria di hadapanku ini kepadaku. Jika tak ada dia mungkin hidupku tidak akan seseru ini.

Setelah beberapa menit berciuman, kami melepas pagutan bibir kami. Aku memeluknya erat.

➖➖➖➖➖

Jisung POV

2020.

Aku berjalan tergesa-gesa dengan tas di punggungku dan beberapa buku di tanganku. Hari ini adalah hari ulang tahun Tan.

Aku membuka knop pintu apartemenku dan segera menutupnya kembali. Ya, sekarang aku tinggal di apartemen. Hanya mencoba mandiri saja.

Aku mengeluarkan sebuah kue kecil dari kulkasku. Aku meletakkan kue tersebut di meja ruang tamuku. Ku tancapkan lilin di sekitar kue.

Aku menyatukan tanganku menjadi satu dan memejamkan mataku.

Selamat ulang tahun my White, selamat bertambah tua! Semoga saat kau pulang kau tambah cantik. Cepat pulang ya! Aku menyayangimu!

Aku membuka mataku lalu meniup lilin yang sudah kutancapkan di kue yang berada di hadapanku. Ku ambil sendok kecil lalu perlahan kumakan kue itu.

Ketika tengah menyuapkan kue ke mulutku, piring yang kupegang jatuh begitu saja ketika mataku menangkap satu berita mengerikan.

Berita dunia hari ini:

Terjadi kebakaran besar di Harvard University, Amerika Serikat.

Daftar nama korban yang meninggal adalah:

1. Lily James
....
24. Kim Tan

Tidak, aku tidak salah lihat. Aku tidak salah dengar juga.

Perlahan bulir-bulir kristal jatuh dari pelupuk mataku.











TBC

Holla, Triple update done. Kurang sekitar 2 atau 3 chapter lagi ending nih. Udah sih itu aja.

I'll happy if you voment guys.

Thanks❤️

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang