day 4

918 97 17
                                    

Sinar matahari yang mulai terik masuk ke dalam celah-celah jendelaku. Aku melenguh dan menggeliat.

Mataku terpejam lalu terbuka lagi. Seperti itu untuk beberapa detik. Setelah merilekskan mataku. Aku beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Aku tidak suka berdiam di kamar terlalu lama seperti cewek pada umumnya. Berdandan pakai lotion dan lain lain.

I'm a girl, but i'm not like that.

Beberapa orang mengataiku tidak normal karena hal itu. Tapi biarlah, haters gon' hate. Ada beberapa orang juga yang berkata aku cantik walau aku tidak seperti gadis yang lain.

Well, sampai detik ini aku masih tidak peduli dengan yang dibicarakan orang-orang. It's not my bussines.

➖➖➖➖➖

"Kita akan kemana?" Aku memandangnya.

"Kau cukup duduk diam dan menikmati pandangan, oke?" katanya sambil menyetir.

Kita sekarang ada di mobil, Jisung mengajakku pergi, entah kemana, aku tidak tau.

"Kau harus berterima kasih kepadaku White. Aku membuatmu tidak bergantung pada alkohol terus."

"Kita belum tau, aku bisa saja kembali bergantung pada alkohol." aku mengangkat kedua bahuku tanda 'tak tau'.

"Kita sudah sampai. Turun."

Aku membuka pintu mobil dan menginjakkan kakiku di tanah. Jisung membawaku ke padang bunga. Hanya ada kita berdua disini.

Aku terus merapalkan kata 'cantik' di dalam hatiku. Aku tidak berbohong. Pemandangan saat ini sangat indah.

Melihatnya membuatku ingat dengan ayah. Dulu ia sering mengajakku dan ibu ke padang bunga sebagai ganti karena tak bisa pergi ke pantai.

Tanpa sadar air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Mataku berkaca-kaca mengingat kenanganku dengan ayah.

"Hei, kenapa menangis?"

"Ah, tidak apa-apa. Hanya sedikit emosional saja."

Jisung tampak melamun sejenak. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku berlari agak jauh agar dia tidak bisa menangkapku.

"CATCH ME IF YOU CAN MR PARK!"

Karena teriakkanku dia akhirnya tersadar dari lamunannya.

"SURE!" Dia mulai berlari mengejarku.

Sekarang ini aku sedang berada di posisi dikejar dan Jisung adalah pengejarnya.

Kakiku tersandung hingga menyebabkan, aku terjatuh. Aku berusaha menyeimbangkan tubuhku, tapi nihil. Aku menghitung sampai 3.

1

2

3

Eh? Aku tidak jatuh.

Jisung memelukku dari belakang.

Untuk kedua kalinya jantungku berdebar dengan cepat.

Oke, aku tidak akan mengelak lagi. Aku memang menyukai Jisung. Entah sejak kapan aku menyukainya.

Aku meninju perutnya demgan sikuku lalu kembali berlari.

"HEI, AKU MENOLONGMU TAU!" dia nampak memegangi perutnya kesakitan.

"AKU TIDAK MENYURUHMU MENOLONGKU!😛" Aku menjulurkan lidahku.

Jisung kembali mengejarku.

10 menit sudah berlalu, aku mulai kelelahan.

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang