change

1K 111 8
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Jam 10. Aku segera mengganti pakaianku dengan hoodie dan celana panjang.

Kalian tahu tujuanku kemana?

Ya, ke club.

Pikiranku terlaku kacau hari ini. Aku memilih pergi dengan hoodie karena aku merasa sedang demam saat ini.

➖➖➖➖➖

"Jaem, berikan aku 1 botol bir dan gelas."

"Mari kutebak, masalah dengan ibumu? Kau terlihat frustasi hari ini." tanyanya sambil menyiapkan pesananku.

"Hm. Besok aku ujian perusahaan. Jika aku tidak lulus maka aku tidak bisa menjadi pewaris, perusahaan sepenuhnya akan diberikan oleh kakakku. Aku tidak akan mendapat apa-apa." kataku frustasi.

"Nih, pesananmu." katanya sambil menyodorkan pesananku.

Aku membuka tutup botol bir yang kupesan. Ku tuangkan isinya untuk melepas stressku. Aku meneguk bir itu dengan sekali tegukan.

Aku melakukan itu terus dan terus hingga akhirnya aku mabuk.

"Aku tidak jadi memberitahumu loh kalau kau masih minum alkohol."

"Hei pria gila! Aku itu sudah lama mengkonsumsi alkohol. Tentu saja butuh waktu lama untuk menghilangkan kebiasaan itu!"

"Kuberi kau 7 hari, jika kau tidak bisa lepas dari alkohol selama 7 hari itu, aku tidak akan memberitahumu."

"What the fuck?! 7 hari itu terlalu sedikit, kau setidaknya harus memberikanku waktu 1 bulan bodoh!"

"Maka aku tidak akan memberitahumu."

"Hhh, ya sudahlah. Aku tidak mau repot-repot berbicara hari ini."

"Syarat 1, tidak ke club lagi. Syarat 2, tidak menyimpan satu tetes pun minuman alkohol di rumahmu. Syarat 3, hanya 7 hari."

"Hm."

➖➖➖➖➖

Kugerakkan penaku di kertas yang sedang berada di atas meja yang kutempati ini. Hari ini hari ujian perusahaan. Semua yang akan masuk perusahaan berada disini.

Sebelumnya para peserta lain sempat menggosipkanku.

"Hei, lihatlah, bukankah dia anak CEO Kim? Sudah pasti dia masuk ke perusahaan ini."

"Tentu saja, kan dia anaknya."

Ingin aku merobek mulut mereka. Kupastikan akan kurobek mulut mereka jika tidak ada orang. Aku memang anak seorang CEO, tapi aku tidak curang.

Aku meletakkan penaku di atas meja.

"Baiklah waktu habis. Letakkan kertas kalian di meja! Berhenti menulis!"

Kertas kami ditarik secara urut sesuai nomor urut.

"Baiklah kalian boleh keluar. Hasil kalian akan dibagikan 2 jam lagi."

Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan ini.

➖➖➖➖➖

"Baiklah nona dan tuan, silahkan duduk. Saya akan membacakan siapa saja yang lulus tes dan nilainya."

"Peringkat tertinggi diraih oleh Nona Kim Tan dengan nilai 94,8."

Aku meninggalkan aula. Aku memasuki lift. Aku memencet angka 7. Aku segera keluar dari lift dan berjalan masuk ke ruangan CEO.

"Maaf nona--"

Sebelum karyawan itu selesai berkata aku sudah masuk ke ruangan ibuku lebih dahulu.

"Puas kau, nyonya Kim?"

"Bagaimana bisa kau mendapat nilai 95?! Kau bangga dengan nilai segitu?! MAU DITARUH MANA MUKA IBU?!"

"TERSERAH AKU TIDAK PEDULI, YANG PENTING AKU LULUS. AKU SUDAH MEMBUKTIKAN KEPADAMU BAHWA AKU BISA, NYONYA KIM."

Aku berlari keluar dari ruangan ibuku. Kumasuki lift, aku memencet tombol PA.

Aku menangis sekencang-kencangnya di samping mobil seseorang yang tidak kukenal, mungkin milik salah satu karyawan disini. Ibuku jahat, dia terlalu perfeksionis. Bulir bulir kristal di mataku mulai berjatuhan.

"Selamat."

Aku mendongakkan kepalaku.

"Kau berhasil mendapat nilai tertinggi, selamat. Kau tidak akan kehilangan titel pewarismu sekarang, selamat." katanya sambil menyerahkan sebuket bunga matahari kepadaku.

"Berdiri, mari makan. Aku akan mentraktirmu hari ini."

Dia mengulurkan tangannya. Aku menyambut uluran tangannya sambil menghapus sisa-sisa air mataku.

"Ayo." kataku sambil mencoba tersenyum.






TBC

Hi, gimana? Gak ngefeel? Jelek kah? Should i unpub this? Btw aku nulisnya Jisung tapi aku mbayanginnya Jaemin😂.

Just that. Thanks❤️.

I'll happy if you voment this story.

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang