trouble

829 95 0
                                    

Aku terbangun dari mimpi panjangku. Aku menangis kembali. Michelle yang tadinya tertidur di sofa sekarang ikut terbangun.

"Shhh, it's okay it's okay. I'm here." michelle memelukku, ia mengarahkan telapak tangannya untuk membelai rambutku.

"Aku mengingatnya. Dari aku bertemu dengannya hingga dia membunuh ayahku."

"No, he didn't Tan. He don't know. Your father did that cause he wanted to save him."

"Aku masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Tuhan. I mean, ayahku tidak bersalah. Kenapa ia harus pergi karena insiden itu?"

"Shhh, it's okay. Tuhan itu adil Tan. Setidaknya dia menyelamatkan satu nyawa anak kecil saat itu."

"Aku tidak butuh Jisung! Aku hanya butuh ayahku!"

"Shh, tenang, tarik nafas dalam-dalam. Bernafaslah dengan normal. It's okay, i'm here."

"Aku ingin makan." aku berhenti menangis, raut wajahku berubah menjadi datar

"Iya." michelle mengambil semangkuk bubur, perlahan ia menyuapkan sendok demi sendok bubur ke mulutku.

"Ini jam berapa?"

"5 pagi."

"Hari ini masuk sekolah kan?"

"Iya, kau ingin masuk hari ini?"

"Hm. Aku ingin mandi."

"Ayo nonton TV atau bermain hp sebentar. Ini masih terlalu pagi untuk mandi."

"Hm."

"Ayo menonton drama ini." michelle mengganti channel tv dengan remote control.

1 jam berlalu...

Aku tersenyum tipis

Sahabat memang orang nomer satu ketika kita down.

"Tidakkah kau ingin menjadi sang wanita?" michelle menengok ke arahku.

Aku tersenyum

"Tidak."

"Eish." dia menggerutu.

"Sudah jam 6 ayo bersiap-siap."

➖➖➖➖➖

Aku memasuki rumah dengan wajah ceria. Sekolah hari ini tidak terlalu buruk. Aku mengabaikan Jisung seharian ini. Dan Michelle menjadi sahabatku full day hari ini.

Aku memutar knop pintu dan terpampanglah seseorang yang tidak lain adalah ibuku.

"Kau menemukan anak itu kan? Dia kekasihmu kan?"

"Ya." jawabku datar.

"DIA YANG MERENGGUT NYAWA AYAHMU BODOH!"

"Aku tau." jawabku santai.

"KAU PENYEBABNYA! KALAU DULU KAU TIDAK BERTEMAN DENGAN DIA MANA MUNGKIN AYAHMU PERGI!"

aku terdiam

"AKU TAU SEMUA TENTANG DIRIMU KIM TAN. MEROKOK, BERMAIN KE CLUB, MEMILIKI SEORANG KEKASIH, BERPENYAKIT."

"Lalu?" aku mencoba santai.

Dan yang kudapat adalah tamparan keras di pipi kananku. Emosiku terpancing.

"AKU SUDAH MENURUTI KEMAUANMU! AKU SUDAH MENCOBA MENJADI SEMPURNA. KAU KIRA GAMPANG MENJADI SEORANG KIM TAN? KAU MEMBANGGAKAN KAK JISOO DAN JENNIE PADAHAL MEREKA TIDAK SEMPURNA TAPI AKU? AKU INI SIAPAMU? ANAKMU ATAU BUKAN? KAU MENYESAL MELAHIRKANKU? MAKA BUNUH AKU, SETIDAKNYA ITU MEMBALASKAN DENDAMU KAN?" cairan bening dari pelupuk mataku mulai menetes.

Aku segera berlari ke kamarku dan membanting pintunya.

Aku menangis sekeras-kerasnya. Kuhidupkan ponselku dengan keadaan masih menangis.

"Kesini sekarang. Aku sedang butuh teman saat ini."

Kepalaku berdenyut nyeri.

"Cepat!" aku terhuyung-huyung hingga akhirnya tak sadarkan diri.

"Tan? Tunggu aku. I'm on the way."










TBC

Hi, bentar lagi tamat ini. Triple update done. Capekkkkk.

I'll happy if you voment guys.

Thanks❤️

memory | jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang