Melepaskan seseorang yang kita cinta itu, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan hanya sekedar mencoba untuk tidak peduli saja, rasanya begitu sulit.
Coba kalian bayangkan, bagaimana rasanya jika ditolak berkali-kali oleh orang yang sangat kalian cinta? Rasanya menyakitkan bukan? Ya, sangat menyakitkan.
Itulah yang sekarang sedang dirasakan oleh Jungkook.
Ia sangat mencintai gadis bernama Choi Eunra. Namun, gadis itu tidak mencintainya. Gadis itu mencintai Jimin, dan Jungkook sudah mengetahui semuanya.
Hanya dengan melalui tatapan mata Eunra, Jungkook tahu dan dapat merasakan, bahwa tidak ada tempat untuknya di hati Eunra. Dengan kata lain, Eunra tidak mencintai Jungkook. Di hati Eunra hanya ada Jimin. Tentu saja, hatinya hanya untuk Jimin.
Jungkook tahu diri. Ia berusaha merelakan Eunra bersama Jimin. Selama itu bisa membuat Eunra bahagia, Jungkook akan merelakan Eunra bersama Jimin. Bagi Jungkook, melihat seseorang yang ia cintai bahagia, itu sudah cukup membuatnya bahagia juga. Walaupun memang hatinya terluka, tapi Jungkook akan merasa baik-baik saja saat melihat Eunra tersenyum bahagia.
Jungkook memang lelaki yang luar biasa.
Kenapa luar biasa? Karena ia masih saja mencintai dan peduli kepada Eunra di saat gadis itu sudah membuatnya terluka.
Bukankah sangat jarang menemukan lelaki seperti Jungkook?
Karena itulah ia menjadi lelaki yang luar biasa.
Dan satu lagi, jika ia sudah jatuh cinta kepada seorang gadis, ia akan mencintai gadis itu dengan sepenuh hatinya. Apapun akan ia lakukan yang terbaik untuk gadis yang ia cinta.
***
16.40 KST
Lelaki berhoodie dan bertopi hitam itu berjalan menuju taman sambil menundukkan kepalanya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantung celananya.
Saat menemukan bangku taman yang berukuran panjang, ia pun duduk di bangku tersebut.
Ia masih menundukkan kepalanya. Ia letakkan kedua tangannya di atas pahanya. Berapa detik kemudian, air matanya menetes dan mengenai tangannya.
Ya, lelaki bernama Jeon Jungkook itu menangis.
Baru kali ini Jungkook merasakan sakit hati yang luar biasa. Baru kali ini ia merasakan betapa sakitnya ditolak untuk kesekian kalinya oleh gadis yang ia cinta.
Awalnya, Jungkook tidak ingin menangis. Ia ingin memendamnya. Ia tidak ingin membuat semua Hyung nya khawatir. Hingga akhirnya Jungkook sudah tidak kuat lagi, lalu ia pun keluar dari dorm dan berjalan sendirian ke taman yang sepi di dekat dorm. Kemudian, ia menangis di taman yang sepi ini.
Air mata Jungkook menetes semakin deras, bahunya bergetar hebat.
Baru kali ini, seorang Jeon Jungkook menangis separah itu karena seorang gadis.
Baiklah, Jungkook memang sudah merelakan Eunra bersama Jimin. Tapi, tidak ada salahnya kan, jika ia menangis untuk menghilangkan rasa sakitnya?
Ya walaupun rasa sakit itu tidak hilang semuanya, tapi setidaknya, rasa sakit itu bisa berkurang.
Terkadang, menangis adalah salah satu cara yang bisa membuat kita lebih tenang.
Jungkook menghapus air matanya, namun lagi dan lagi air matanya masih menetes.
Kemudian, seseorang meletakkan sapu tangan berwarna biru muda di atas tangan Jungkook. "Pakailah. Kau membutuhkannya." ujar seorang gadis yang sejak beberapa menit lalu sudah duduk di sebelah Jungkook. Namun, Jungkook tidak menyadarinya.
"Terima kasih." ujar Jungkook lalu menggunakan sapu tangan berwarna biru muda itu untuk menghapus air matanya.
"Jika menangis bisa membuatmu tenang, menangislah sepuasmu." balas gadis itu tanpa menatap Jungkook.
Jungkook mendongakkan kepalanya lalu menoleh ke arah kiri, mencoba melihat gadis yang duduk di sebelahnya. "Kau tidak mengenalku?" tanya Jungkook.
Gadis itu menoleh ke arah Jungkook. "Kau Jungkook anggota Bangtan Sonyeondan, kan? Semua orang mengenal Bangtan," balas gadis itu sambil tersenyum.
"Tenang saja, aku bukan ARMY. Aku hanya mengetahui kalian dan mendengar lagu kalian. Sudah itu saja." lanjut gadis itu sambil menatap lurus ke depan.
Pantas saja dia terlihat biasa saja saat melihatku. Batin Jungkook.
Jungkook memperhatikan gadis itu dari samping. Ia heran saja, mengapa gadis itu memberi pinjam sapu tangan untuknya, padahal Jungkook tidak mengenalnya.
"Kenapa kau memberiku sapu tangan ini?" tanya Jungkook.
"Aku hanya ingin membantumu menghapus air matamu. Jadi, aku beri pinjam sapu tanganku." jawab gadis itu tanpa menatap Jungkook. Jungkook pun mengangguk. Kemudian, suasana pun jadi hening.
Tidak berapa lama kemudian, rintik-rintik hujan pun jatuh. Tidak lama kemudian, hujan pun semakin deras. Gadis berambut panjang itu berdiri sambil memegang payungnya, kemudian menarik Jungkook untuk ikut berteduh di bawah payung. Jungkook pun hanya bisa membeku dan menatap mata gadis itu.
Gadis itu melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Jungkook. "Hujan. Kita harus cari tempat untuk berteduh. Kalau hanya pakai payung, akan tetap terkena basah." ujar gadis itu. Jungkook pun mengambil alih payung yang gadis itu genggam, kemudian mereka berjalan menuju tempat untuk berteduh.
Kemudian, mereka pun tiba di tempat untuk berteduh. Tidak ada percakapan di antara mereka, mereka hanya menatap ke depan, menatap hujan yang turun begitu deras.
"Siapa namamu?" tanya Jungkook memecah keheningan sambil mengulurkan tangannya.
Gadis itu pun tersenyum dan menyambut uluran tangan Jungkook. "Jung Haerin." balas gadis itu. Kemudian ia menarik tangannya kembali. Gadis itu pun kembali menatap lurus ke depan. Sedangkan Jungkook menatap Haerin dari samping.
Senyumnya manis sekali. Batin Jungkook.
Entah kenapa, hati Jungkook terasa lebih tenang saat melihat senyum Haerin. Gadis itu membawa energi yang positif untuk Jungkook.
"Jungkook-ssi, hujannya sudah reda. Aku pergi duluan ya." ujar Haerin yang membuat Jungkook tersadar dari lamunannya. Ia tidak sadar, bahwa sedari tadi ia memperhatikan Haerin dari samping.
"O-oh iya silahkan." balas Jungkook yang terlihat salah tingkah. Haerin pun membungkuk, Jungkook pun membalasnya. Kemudian, gadis itu pun pergi.
Jungkook memperhatikan punggung Haerin yang semakin menjauh. Kemudian, ia teringat sesuatu.
Ia melihat tangannya. "Sapu tangannya..." gumamnya. Jungkook pun refleks menatap ke depan, namun punggung Haerin sudah tidak terlihat lagi.
Bagaimana aku mengembalikan sapu tangannya? Bahkan aku tidak tahu alamat rumah dan nomor telfonnya. Batin Jungkook.
"Semoga bisa bertemu lagi, agar aku bisa mengembalikkan sapu tangannya." gumam Jungkook.
Kemudian, Jungkook pun melangkahkan kakinya menuju dorm dengan senyuman di bibirnya.
Sekarang ia merasa lebih baik. Hatinya pun terasa lebih tenang.
-To Be Continued-
Thank you,
novrajeana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast ; BTS Jungkook✔
Fanfiction•Eccedentesiast adalah suatu istilah dalam psikologi dimana seseorang menyembunyikan rasa sakitnya dibalik senyumnya. Jeon Jungkook dan Jung Haerin sama-sama memiliki luka yang dalam di hati mereka. Luka yang membuat mereka sakit, jatuh, dan menangi...