10. Fear

2.5K 205 3
                                    

"KAU TERLUKA, APANYA YANG BAIK-BAIK SAJA, EOH?! APA SUSAHNYA BERKATA JUJUR PADAKU?! SEBENARNYA KAU MENGANGGAP AKU INI APA?!"

Mata Haerin berkaca-kaca mendengar Jungkook membentaknya seperti itu. Tidak lama kemudian, air matanya menetes.

Bukannya berlebihan atau apa, tapi Haerin menangis karena ia memiliki trauma masa lalu. Dulu, Jiwoon sering membentaknya seperti ini bahkan lebih parah dari ini.

Tatapan Jungkook melembut lalu meraih tangan Haerin. "Haerin-ah, maaf, aku---"

"Aku pamit pulang," sela Haerin sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook.

Haerin mengusap air matanya, membalikkan badannya, dan melangkahkan kakinya menjauh dari Jungkook.

"Haerin-ah!" teriak Jungkook. Namun, Haerin tidak merespons.

"JUNG HAERIN!" teriak Jungkook lagi. Tapi, Haerin masih mengabaikannya. Jungkook mengacak rambutnya kasar saat Haerin sudah hilang di pandangannya. Lalu, Jungkook melangkahkan kakinya menuju lift.

"Jungkook-ah!" seru Seokjin yang baru saja masuk ke dalam gedung.

Jungkook pun menoleh, menghentikan langkahnya dan berucap, "Oh, Hyung, aku kira kau sudah ada di Practice Room."

"Apa yang sudah kau lakukan pada Haerin?" tanya Seokjin saat ia sudah berdiri di hadapan Jungkook.

"Mwo?" Jungkook mengernyit karena tidak mengerti.

"Tadi aku sempat berpapasan dengan Haerin, dia berjalan cepat sambil menangis. Apa yang sudah kau lakukan sampai gadismu itu menangis, eoh?"

Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menghela napas. "Tadi aku tidak sengaja membentaknya, Hyung." Jungkook berujar dengan nada bersalah.

Seokjin menendang bokong Jungkook, hingga lelaki itu meringis. "Sakit, Hyung!"

"Bodoh! Lalu kau membiarkan pacarmu pergi begitu saja? Kenapa kau diam saja, eoh?!" Seokjin menatap Jungkook tajam.

"Lalu, aku harus bagaimana? Haerin saja mengabaikanku saat aku memanggilnya," ujar Jungkook dengan ekspresi bingung dan sedihnya.

Rupanya Jungkook masih belum benar-benar bisa mengerti seorang perempuan.

Seokjin menghela napas lalu membalas, "Ya kau kejar Haerin, jangan diam saja seperti orang bodoh!"

"Kau bisa menyanyi, menari, membuat lagu, kau bisa segalanya. Tapi, untuk mengerti perasaan pacarmu saja kau tidak bisa, astaga Jeon Jungkook." Seokjin menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, menurutnya, Jungkook terlihat sangat bodoh sekarang.

"Tapi, Hyung, kita kan ada lat---"

"Nanti biar aku yang berbicara kepada Manajer Hyung kalau kau sedikit telat, itu biar aku yang urus. Sekarang, kau temui Haerin dan minta maaf padanya." Seokjin berujar sambil memakaikan topi miliknya ke kepala Jungkook.

"Pakai saja topiku, biar kau tidak dikenali," ujar Seokjin.

Jungkook merapikan letak topinya dan berkata, "Gomawo, Hyung."

Seokjin mengangguk, lantas Jungkook berlari keluar kantor BigHit dan mencari Haerin.

"Rupanya uri maknae belum sepenuhnya dewasa," ucap Seokjin pelan saat Jungkook sudah hilang dari pandangannya.

Kemudian Seokjin berbalik dan jalan menuju lift.

***

Jungkook berlari kesana kemari mencari keberadaan Haerin. Ia berhenti dan mengedarkan pandangannya, kemudian matanya terhenti saat melihat halte bus.

Eccedentesiast ; BTS Jungkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang