Satu bulan kemudian.
Haerin bergegas menuju gedung BigHit, setelah kelasnya berakhir. Malam tadi, Jihwa datang ke rumahnya untuk meminta maaf dan menjelaskan kebenarannya.
Tapi Haerin masih kurang yakin, jadi ia datang ke BigHit menemui Jungkook untuk meminta penjelasan langsung darinya.
Haerin sudah tiba di lobi, ia tersenyum kepada resepsionis yang sudah mengenalnya sejak tahun lalu. Lalu ia menghampiri resepsionis tersebut.
"Permisi, aku mau tanya, apakah member Bangtan ada di sini hari ini?" tanya Haerin.
"Member Bangtan sedang libur selama 2 bulan, tapi tadi siang Jimin dan pacarnya ke sini. Kalau kau mencari Jungkook, dia tidak ada di sini," ujar resepsionis cantik itu.
"Dia kemana?" balas Haerin.
"Setahuku, dia pergi liburan sendiri ke Jeju," ujar resepsionis itu.
"Ok, terima kasih," ujar Haerin sambil membungkukkan badannya.
Saat hendak berbalik untuk pulang, seseorang memanggilnya. "Haerin-ah!"
Haerin membalikkan badannya. "Jimin Oppa, Eunra Eonni..."
Haerin berjalan menghampiri pasangan itu.
"Kau mencari Jungkook?" tanya Eunra.
"Iya, Eonni. Ada urusan yang harus aku selesaikan dengannya, tapi sayang, Jungkook sedang berlibur ke Jeju," jawab Haerin.
Jimin teringat sesuatu lalu berkata, "Ada yang ingin aku tunjukkan padamu."
"Iya, kalau begitu, kita ngobrol di kafetaria saja biar lebih nyaman," ujar Eunra.
Tanpa berlama-lama lagi, mereka bertiga berjalan menuju kafetaria.
Setibanya di sana, Jimin langsung menunjukkan rekaman yang dikirim oleh Jungkook sebelum pergi ke Jeju.
Haerin mendengarkan rekaman suara yang berisi percakapan Jungkook dan Jihwa satu bulan yang lalu.
Setelah mendengar rekaman itu, Haerin mengembalikan ponsel Jimin. "Jadi Jungkook tidak pernah melakukan 'itu' dengan Jihwa? Jadi Jihwa hanya mengarang cerita saja? Dan soal foto mereka berdua yang berada di kamar saat tidur, Jungkook hanya dijebak oleh Jihwa?"
Jimin dan Eunra menganggukkan kepalanya yakin. "Kau sudah dengar sendiri, kan? Jihwa yang mengarang cerita. Kau sudah salah paham," ujar Eunra.
"Tapi kenapa Jungkook diam saja ketika aku bertanya padanya? Seharusnya dia menjawab pertanyaanku jika dia memang tidak salah," ujar Haerin yang matanya mulai berkaca-kaca.
"Kau harus tahu, Jungkook itu mudah panik. Saat itu, dia panik karena terkejut melihat chat dari Jihwa, dia tidak bisa berkata-kata ketika melihat isi chat kau dengan Jihwa, karena dia benar-benar panik," ucap Jimin.
"Seseorang bisa membeku dan lidahnya terasa kelu ketika ia panik, dan Jungkook merasakan itu pada saat ia membaca chat dari Jihwa," ucap Eunra, dan diberi anggukkan setuju oleh Jimin.
Jimin menghela napas dan berkata, "Itu yang Jungkook ceritakan kepada kami setelah kejadian malam itu. Dia gelisah, panik, dan takut. Aku sangat ingat, setelah pulang dari Jeju, dan sampai ke Dorm, dia masuk ke kamarku, dan menangis di hadapanku."
"Dia bilang, dia sudah gagal menjadi pacar yang baik untukmu, dia sudah sangat membuatmu kecewa, dan membuatmu menangis untuk kesekian kalinya. Jungkook sangat membenci dirinya sendiri saat itu," lanjut Jimin.
Tepat setelah Jimin menyelesaikan kalimatnya, Haerin meneteskan airmata yang sedari tadi ia tahan.
"Jungkook mencoba mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk menjelaskan kebenarannya padamu. Tapi saat Jungkook mencoba untuk menjelaskan, kau tidak mau memberinya kesempatan untuk memberi penjelasan. Kau sudah terlalu percaya dengan cerita Jihwa, sehingga kau menutup mata dan telingamu untuk Jungkook, kau sudah tidak bisa mempercayai Jungkook lagi karena Jihwa." Jimin berujar panjang lebar sambil menatap Haerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast ; BTS Jungkook✔
Fanfic•Eccedentesiast adalah suatu istilah dalam psikologi dimana seseorang menyembunyikan rasa sakitnya dibalik senyumnya. Jeon Jungkook dan Jung Haerin sama-sama memiliki luka yang dalam di hati mereka. Luka yang membuat mereka sakit, jatuh, dan menangi...