"Jungkook..." ucapku sambil menatap Jungkook dengan tatapan memohon.
"Maaf waktunya sudah habis, silahkan bergeser," ucap staff yang ada di belakang Jungkook.
Jungkook pun akhirnya melepaskan tanganku dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Aku pun bergeser ke Namjoon.
Aku menoleh ke belakang. Aku menghela napas lega.
Hufft.. Syukurlah, mereka sudah tidak memperhatikanku lagi.
Aku menatap Namjoon. "Hai, leader Namjoon," sapaku.
"Hai, apa kabar?" balas Namjoon sambil menandatangani album.
"Apakah kau baik-baik saja?" lanjutnya yang kini menatapku.
Aku mengangguk dan mencoba tersenyum. "Ya, aku baik-baik saja kok."
Namjoon tersenyum yang membuat lesung pipinya terlihat. "Terima kasih sudah datang." Namjoon mengangkat tangannya untuk high five.
Aku mengangkat tanganku dan kami pun high five. "Terima kasih, Namjoon Oppa."
Namjoon mengangguk sambil tersenyum, aku pun bergeser, sekarang aku berhadapan dengan Jimin.
"Hei, Haerin-ah," sapanya. Aku tersenyum mendengar sapaannya.
Jimin pun mulai menandatangani album. "Dia masih mencintaimu," ujarnya sambil berkutat dengan album.
Dia. Jungkook. Aku mengerti kemana arah pembicaraan Jimin.
Setelah menandatangani album, Jimin menatapku. "Dia tulus selama ini," ucap Jimin.
"Dia orang yang sangat baik, dan sungguh mencintaimu dengan sepenuh hatinya," lanjutnya.
Aku menatap Jimin dalam diam lalu aku melirik ke arah Jungkook, dan mataku mulai berkaca-kaca.
Aku memang masih mencintainya. Tapi aku harus mengakhiri segalanya. Demi kebaikan kami.
Aku terpaksa.
"Kau juga masih mencintainya."
Aku kembali menatap Jimin saat ia mengatakan itu.
"Kenapa kau berkata begitu?" tanyaku.
Jimin tersenyum tipis. "Tatapan matamu menjelaskan semuanya."
Aku diam, dan bodohnya airmataku ikut menetes. Entah kenapa, sekarang aku merasa sangat sedih.
Dengan cepat aku mengusap airmataku. "Gwaenchana," ujar Jimin sambil menepuk bahuku.
"Terima kasih," ujarku sambil mengangkat tanganku untuk high five. Jimin mengangguk sambil high five denganku.
Lalu aku bergeser, sekarang aku berhadapan dengan Hoseok.
"Hei, apa kabar?" sapa Hoseok dengan senyum cerahnya.
Seketika aku tersenyum lebar. Hoseok membuatku tidak sedih lagi.
"Aku baik. Kalau kau?" balasku.
Hoseok tersenyum sambil menandatangani album. "Tentu saja aku juga baik," ujarnya.
Hoseok memang selalu ceria. Aku selalu senang jika bertemu dengannya.
"Kau selalu ceria, Hoseok Oppa," ucapku.
Hoseok menatapku sambil tersenyum lebar. "Tentu saja! Aku harus membuat orang-orang di sekitarku tersenyum."
Aku tersenyum mendengar ucapannya.
Aku mengacungkan ibu jariku. "Kau memang yang terbaik!"
"Hahaha, tentu saja!" balas Hoseok sambil mengacungkan ibu jarinya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast ; BTS Jungkook✔
Fanfiction•Eccedentesiast adalah suatu istilah dalam psikologi dimana seseorang menyembunyikan rasa sakitnya dibalik senyumnya. Jeon Jungkook dan Jung Haerin sama-sama memiliki luka yang dalam di hati mereka. Luka yang membuat mereka sakit, jatuh, dan menangi...