"Hyuuga-san, client kita sudah datang" ucap seorang pegawai Hyu.corp pada wanita hyuuga itu. Wanita? Iya gadis hyuuga itu telah tumbuh dewasa. Rambutnya tak lagi sepanjang dulu, ia memotongnya dan sekarang panjangnya hanya sebatas bahunya saja.
"Baiklah. Kita mulai rapatnya sekarang" gadis rapuh itu telah menjelma menjadi sosok wanita tegas dan kini memimpin salah satu perusahan milik tou-sannya.
Suara hak sepatunya beradu dengan lantai mengiringi langkahnya menuju ruang rapat. Dibelakangnya terdapat sang sekretaris yang membawa beberapa map map penting milik perusahaan. Semua pegawai takjub akan sifat wanita hyuuga itu dan selalu hormat padanya.
Tapi semua itu tidak ada gunanya. Sanjungan, pujian, rasa hormat itu semua tidak berarti apa-apa bagi seorang Hinata. Bila mengingat kejadian itu kembali, dadanya serasa sesak. Ia hanya membutuhkan satu maaf dari pria itu.
''Enyahlah dari hidupku dan kaa-sanku" terngiang kembali kata-kata pria itu.
"Gomenne Naruto-kun" hanya kata itu yang keluar dari bibirnya setiap ia teringat akan kejadian itu.
Flashback mode on
"Hinata.. " panggil Sakura seraya menenangkan Hinata yang masih menangis sesenggukan.
"Sakura-chan..'' sahut Hinata. Dipeluknya sahabat pinknya itu. Ino juga ikut memeluk Hinata.
"Tenanglah Hinata. Bibi Kushina akan baik-baik saja" Ino ikut menghibur Hinata.
"T-tapi dia kembali membenciku.." sahut Hinata.
"Sudah, biarkan saja. Jangan pikirkan itu lagi. Mungkin saja dia mengucapkan itu karena kesal." Kata Ino. Setidaknya kata kata Ino membuat Hinata sedikit tenang.
"Arigatou Ino-chan, Sakura-chan''
Setelah beberapa jam menunggu, dokter keluar dan memberitahu jika Kushina baik-baik saja dan nyawanya tertolong. Awalnya Hinata mengira Naruto akan memaafkannya setelah mendengar berita itu tapi justru fakta lain yang ia dapatkan. Naruto kembali ke Amerika. Betapa hancurnya hati Hinata kala itu. Bahkan ia tak sempat meminta maaf lagi pada Naruto.
Minatopun hanya bisa diam melihat putranya yang masih terbakar emosi meninggalkan Jepang malam itu juga. Ia tak berani memberitahu Hinata akan hal itu. Awalnya pun Kushina juga sempat marah melihat tingkah putranya tapi ia sadar bahwa jika Naruto berkata pergi maka ia akan benar benar pergi.
Flashback mode off
Kini, 5 tahun telah berlalu. Kushina masih memperlakukan Hinata baik seperti dulu. Bahkan ia makin sayang padanya. Dan sejak kejadian itu, Naruto belum pernah kembali lagi ke Jepang.
Hinata sangat bersyukur Kushina masih menerimanya dan menyayanginya seperti dulu. Bahkan setiap break makan siang,Kushina selalu datang ke kantor Hinata dan membawakan bento untuknya.
"Fyyuh.. akhirnya rapatnya selesai juga" ucap Hinata sambil meregangkan otot-otot badannya. Diliriknya jam yang ada di dinding.
"Saatnya break yah"
Tok.. tok.. tok.. terdengar pintu ruangan Hinata diketuk oleh seseorang yang Hinata sudah menduganya. Siapa lagi kalau bukan Kushina.
"Hinata-chan..". Buru buru Hinata bangkit dari kursinya dan membukakan pintu.
"Kaa-san.." sapa Hinata.
"Apa kau lelah Hinata? Kaa-san membawakan makanan kesukaanmu"
"Hontou ni? Arigatou Kaa-san"
Duduklah mereka berdua di sofa. Kushina segera membuka sesuatu yang ia bawa.
"Ittadakimasu.." ucap Hinata. Ia segera melahap makanan yang dibawa Kushina. Disaat sedang asyik makan dengan lahapnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Hime-chan I Love You ||✅||
FanficSebuah kisah tentang Uzumaki Naruto yang terpaksa menikahi jodoh dari ayahnya yaitu Hyuuga Hinata. Hari-hari yang pahit dan penuh penderitaan harus dialami oleh gadis bermanik rembulan itu karena dendam yang dimiliki oleh Naruto. . . Warning⚠️⚠️ •Se...