1. satu

33K 2K 25
                                    

Awal sebuah cerita yang tak tahu akan berujung seperti apa dan bagaimana'

~•••••~

Akhirnya kami sampe di rumah majikan bi suri yang luar biasa megahnya, desain rumah ala eropa berwarna putih pucat dengan halaman yang luar biasa luasnya dengan tebaran bunga di mana mana

"Bi ini rumahnya?" Tanyaku pada bi suri

"Iya neng ayo masuk"

Kemudian kami masuk melewati gerbang yang di buka oleh seseorang yang berpakaian satpam

"Biasanya majikan bibi pulangnya jam 5 sore jadi kemungkinan masih 2 jam setengah lagi jadi lebih baik neng syifa istirahat dulu di kamar bibi ya" ucap bi suri sambil menujuk sebuah rungan yang terhalang oleh pintu

"Gak papa bi, biar syifa bantu bibi beres beres aja, oh ya bi panggil syifa aja biar akrab" kataku sembari membantu bi suri memasukan sayuran kedalam kulkas

"Ya udah kalau itu mau kamu" ucap bi suri

°°°

Pagi menjelang waktunya aktifitas baru dimulai dan akupun harus tambah semangat

Kemarin jam 5 sore semua majikan bi suri yang sekarang juga menjadi majikanku pulang bi suri langsung saja memperkenalkan ku pada majikannya dan menceritakan segalanya tentang ku, alhamdulillahnya majikan bi suri menerima aku berkeja di sini dan alhamdulillahnya lagi majikan bi suri yang bernama nyonya wina dan tuan alex yang kayanya orang bule mengijinkanku untuk melanjutkan kuliah ku sampai lulus, gak bersyukur apa coba aku, mereka baik baik

Satu masalah dua solusi yang allah berikan

"Alhamdulillah ya kamu keterima jadi bibi gak terlalu cape deh sekarang"

"Iya alhamdulillah, oh ya bi kenapa di sini cuma ada bibi aja jadi pembatu sedangkan rumah besar gini" ucapku sambil melilirik ke segala ruangan

"Ya karena biasanya nyonya sama tuan jarang ada dirumah dan cuman ada non sintia aja yang di rumah, jadi rumah jarang kotor" katanya

"Tapi sih sekarang katanya den sathia sama non bella mau pulang dari bali dan mau menetap di sini" lanjutnya

"Oh... kalau boleh tahu sathia sama bella itu siapa bi?" Tanyaku penasaran karena kemarin yang ada hanya nyonya wina tuan alex sama non sintia

"Den sathia itu kakanya non sintia dan non bella itu anaknya den sathia" jelas bi suri

"Kalau---"

"Udah ah jangan banyak nanya cepet selesain masakan kamu terus nanti simpan di meja makan ya, bibi mau ke belakang dulu" ucap bi suri memotong perkatanku

"Iya bi" balasku kemudian melakukan apa yang disuruh bi suri

Setelah meletakan semua makanan di meja makan aku kembali kebelakang untuk membereskan dapur

"Fa ini kamu bawa jus ini ke meja makan, biar bibi bawa susu dan kopi"

"Iya bi" kemudian kami ke meja makan untuk meletakan jus, kopi dan susu

"Bi suri ini masakan siapa kok beda?" Tanya nyonya wina, wajahku tiba tiba pucat dan jantungkun berdetak sangat kencang karena masakan itu buatanku aku takut makananku tidak enak

"Kenapa nyonya apa masakannya tidak enak?" Tanya bi suri takut dan dia meliriku membuat aku semakin gemetar

"Tidak! masakanya malahan lebih enak dari biasanya. resep baru ya bi?" ucap nyonya wina sambil menikmati sarapannya

"Iya perasaan kemarin sore masih sama tapi sekarang jadi beda emang jadi lebih enak sih" sambung sintia

Fiuh... syukur alhamdulillah ternyata enak

"Alhamdulillah kalau enak nyonya, sebenarnya ini bukan masakan saya tapi masakan syifa" ucap bi suri menunjukku

"Oh ya... waw hebat masih mudah masakanya udah enak" puji nyonya wina

"Terima kasih nyonya" ucapku

"Boleh dong aku di ajarin" ucap sintia ceria. aku suka dia, dia baik ramah dan seperti tidak pilih pilih soal berteman dengan cara bersikap ramah pada aku dapat menyimpulkan itu

"Boleh" jawabku semangat

"Asik..." balasnya

"Kalau begitu kami kembali kedapur nyonya" ucap bi suri setelah percakapan aku dan sintia usai

Kemudian kami pergi kembali ke dapur

"Oh ya bi kenapa mereka pagi pagi sarapan nasi, bukan biasanya orang kaya itu sarapannya roti sama selai ya?" Tanyaku ketika kami sampe di dapur dan melanjutkan membersikan dapur

"Entah bibi juga gak tahu"

"Oh..."

"Nanti malam tuan sathia dan non bella mau datang kamu yang masak ya"

"Loh kenapa?"

"Biar enak"

"Masakan bibi juga enak kok" ucapku merasa bersalah pasti gara gara tadi

"Iya, tapi masakan kamu lebih enak" ucapnya dengan senyum tulus

"Ah bibi jangan gitu aku jadi ngerasa bersalahkan, beneran aku gak bermaksud buat bibi---"

"Iya bibi juga tahu malahan bibi bangga sama kamu masih muda udah pinter masak, apalagi di jaman sekarang banyak anak muda yang cuma ngabisin uang orang tuanya doang, beres beres kamarnya aja gak bisa apalagi masak"

"Makasih bi, dan maaf" ucapku benar benar merasa bersalah

"Iya bibi maafin kamu kok, mending kita beres beres lagi yuk!" Dan akupun hanya menganggukan kepala

Kamipun kembali membereskan dapur itu.

_______

Part hanya beberapa yang di rubah ya!!

'Perbaiki dulu shalatmu'

[NS1]Bunda PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang