Bab 23 ngerayu

13.2K 2K 87
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Istri sahnya Om Roiko
Penat membuat tubuhku terasa kaku. Seharian disuruh berdiri dan menerima tamu. Pokoknya aku capek. Setelah acara resepsi selesai, Om-nya yang sejak tadi wajahnya kecut sekarang makin kecut. Karena mami sama papi tuh gak ngijinin aku langsung diboyong ke rumahnya si dedek Om berondong. Suruh nunggu 3 hari. Pamali katanya.

Dan alhasil kami harus tidur di dalam kamarku yang bersebelahan dengan kamar Kenzo. Yang pasti si boy itu udah kepo tingkat tinggi tentang malam pertama kita. Hiiissshh mesum dedekku itu.

"Om.."

Aku keluar dari dalam kamar mandi dan terkejut saat mendapati Kairo sudah tidur terlentang di atas kasurku. Lelah banget kayaknya dia.

Kusenggol kakinya, sumpah kalau tidur kayak gitu kayak si Kenzo. Gak ada dewasa-dewasanya.

"Om.."

Kusenggol lagi kakinya. Dia akhirnya bereaksi dan menggeser kakinya lalu menggumam tak jelas. Padahal dia masih memakai jas untuk resepsi tadi. Belum sempat ganti baju malah. Kasihan sebenarnya.

"Bangun gih. Ini kasur dari tadi belum aku bersihin."

Dia mulai menguap, mengacak-acak rambutnya. Lalu terlihat sangat mengantuk saat membuka mata.

"Ehmm adeknya.."

Aku mengangguk dan memberi isyarat dia untuk bangun.

"Capek dek.. boleh bobok lagi?"

"Enggak boleh. Sekarang mandi dan ganti baju. Itu baju kamu yang ada di tas ransel kan?"

Kairo kini menegakkan tubuhnya. Menguap lagi. Terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Aku gak usah mandi gimana? Nanti malam kan kita malam pertama nah abis itu yang mandi.
Diih kok aku begidik ya mendengar ucapannya. Malam pertama apa coba?

"Enggak. Pokoknya mandi dulu. Habis itu makan."

Si Om malah menggaruk-garuk kepalanya. Rambutnya yang acak-acakan terlihat menggemaskan. Akhirnya aku mendekat dan kini mengusap rambutnya. Tapi dia kini malah tertegun. Diam kayak patung.

"Udah rapi."

Tapi saat aku menunduk si Om tetep aja diam dan tak menatapku. Nah loh. Tidur lagi dia?

Aku membungkuk dan menatap wajahnya. Lah masa tidur kok mata tetap terbuka? Aneh ya.
Kukibaskan tanganku di depan wajahnya. Dia masih tak berkedip. Astaga dia ini kenapa coba?

"Om.."

"Kai.."

Aku mendekat lagi dan jarak kami tinggal satu centi meter. Sumpah ini anak kenapa ya?

Dan saat itulah aku memekik terkejut. Bibirnya yang hangat mengecup bibirku. Astaga.

"Aiihh.."

Aku langsung mundur dan mengusap bibirku. Kairo sudah tersenyum dengan lucu.

"Adeknya... aduh adeknya tadi nyentuh rambutku kan? Aku gak mau keramas."

Kairo sudah melangkah turun dan berlari ke arah kamar mandi. Tapi sebelum masuk dia berbalik lagi.

"Adeknya makasih bibirnya yaaa.... angettt.."

Oalah sempruull.

******

"Kak Nom ntar malem tidur sendiri ya? Mau ngajakin Kak Kai begadang main PS.. "

Celetukan Kenzo langsung terkena jitakan dari mami. Kita habis makan malam dan kini berselonjor ria di depan televisi. Sambil mami asyik bukain amplop angpao. Aku yang di suruh nyatet. Aduh emak-emak ini.

Kairo sudah mandi tapi sesuai dugaanku rambutnya tidak basah sedikitpun. Sekarang sedang main catur sama ayah di teras depan. Ini si Kenzo juga sudah meminta jatah minta main PS sama Kairo. Jadi Kai di sini kayak anak kesayangan gitu. Papi yang emang seneng ada Kairo yang bisa jadi lawan seimbang buat main catur. Kenzo yang selalu mengimpikan kakak laki-laki sejak dulu. Dan mami yang cita-citanya tercapai.

"Biar kakakmu buatin cucu dulu. Kok malah suruh main PS.. "

Celetukan mami kembali membuat pipiku memerah. Haish. Aku kan malu. Kalau ngomongin itu. Ya kali aku bercinta sama kai yang di mataku masih tetep anak kecil.

"Aiihh mami itu malah buat suara-suara yang membuat bulu kuduk merinding. Mamiii Kenzo kan masih kecil."

Nah loh celetukan Kenzo malah makin membuat Mami nguyel-nguyel Kenzo. Saat itulah suara langkah kaki terdengar. Papi sudah mendekati mami dan Kai sudah duduk di sebelahku.

"Dapat berapa dek?"

Aku menoleh ke arahnya yang tampak santai di rumah ini. Enggak kayak menantu yang baru saja masuk ke dalam rumah ini.

"Eh Kai udah sana bawa si Nom Nom ke dalam kamar. Yaaa waktu dan tempat dipersilakan."

"Mamiii.."
Tentu saja papi dan Kenzo terkekeh mendengar celetukan mami. Dan Kai yang diberi lampu hijau langsung hormat kepada papi dan mami. Dan segera menarik tanganku.

"Ayo adeknya kita buat dedek kitaaa.."

Astagaaaaa

Ini aku mau diapain cobaaaaa...

Bersambung

Haiyooooo mau ngapain Om nya iiiihhh...

17 YEARS OLD?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang