Entah aku harus merasa bersyukur atau mengeluh. Aku Naomi Saraswati, seorang wanita dewasa yang sudah berusia 29 tahu, diambang 30 tahun. Masih single, dan mempunyai toko bunga yang cantik. Aku memang orang yang romantis, karena hobiku dengan bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tega ama gue.. masa duda kejem kayak gitu lo tawarin?" Aku memberengut kepada Erin dan dia menangkupkan kedua tangannya di dada. Meminta maaf dengan wajah memelas.
"Gue kena tipu tahu. Danu juga gue marahin deh. Ternyata Fadli masih proses cerai ama bini nya"
Aku menghela nafas. Giliran dapat cowok yang pas aja kok ya ada aja ujiannya. Terus aku harus gimana lagi dong? Gak mungkin kan putus asa terus nerima lamaran dedek Om Berondong halah apa sih sebutannya si Roiko itu. Tapi setelah gangguannya 3 hari yang lalu dia tidak menampakkan batang hidungnya. Telepon juga enggak. Kayak ditelan bumi.
Bukannya aku mengharapkan ketemu dia sih, cuma hari tenang gini kok rasanya aneh ya.
"Ya udah Lah sama si abangnya aja Cakep loh Mi. Kamu tuh gak apa-apa umur tinggal dua jangkah kok. Gak jauh-jauh amat. Lagian kamu kan tetep keliatan masih muda..."
Cerocosan Erin membuat aku menggelengkan kepala lagi.
"Denger ya Rin dalam kamus hidup gue gak ada tuh rumusnya nikah ama berondong."
Aku menatap mawar putih pesenannya bu Ratna. Fokus aja deh ke bunga daripada pikiran melayang kemana-mana.
"Cieee lagak lo pake kamus-kamus segala. Adeknya kan masih belum lulus sma".
Ejekan Erin membuat aku melempar kertas ke arahnya.
"Semprul lo."
Erin tergelak, suara pintu terbuka membuat aku mengalihkan tatapan.
"Selamat datang di Saras Florist."
Aku menyambut kedatangan seorang wanita cantik. Dia memakai dress warna biru muda yang sangat indah memeluk tubuhnya. Wah kayak artis deh.
"Ehmm saya mau cari buket bunga sukulen dicampur sama anyelir dan dahlia. Bisa kan ya?" Aku langsung menganggukkan kepala lalu menyuruh Erin untuk menyiapakan semuanya. Setelah beberapa saat buket bunga itu sudah jadi. Selera yang aneh. Tapi saat ini sukulen memang sedang trend.
"Ambil saja kembaliannya."
Wanita itu tersenyum saat menerima buket bunga yang dipesannya.
Lalu setelah dia pergi Erin mendekat ke arahku.
"Wah seleranya romantis loh. Lo tahu kan arti bunga sukulen itu? Lebih-lebih dari ungkapan bunga mawar."
Aku menatap Erin yang tampak serius. Sebelum aku menjawab tiba-tiba ada seorang kurir masuk.