Entah aku harus merasa bersyukur atau mengeluh. Aku Naomi Saraswati, seorang wanita dewasa yang sudah berusia 29 tahu, diambang 30 tahun. Masih single, dan mempunyai toko bunga yang cantik. Aku memang orang yang romantis, karena hobiku dengan bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ngapain di sini? Itu udah masuk kelas itu. Tak laporin ke guru loh."
Aku menatap bingung ke arah bapak satpam yang kini tengah menatapku sambil menunjuk-nunjuk. Lah tentu saja aku celingak celinguk. Gak ada orang emang selain aku.
Ceritanya tuh aku lagi nungguin si Kenzo di depan kampus. Tapi males ikut masuk ke dalam nanti bakal digodain sama temen-temannya Kenzo kayak tempo hari. Jadi aku milih nangkring di atas motornya Kenzo yang diparkir di depan kebetulan sekolah SMA. Kampus Kenzo itu satu lingkup sama SMA juga.
"Siapa pak?" Bapak satpam itu malah menatapku dengan galak.
"Lha ya kamu itu. Bandel. Anak sekolah sekarang itu ya bisa-bisanya nangkring di depan sekolahannya. Gak takut apa nanti ketahuan guru?"
Lah aku kan refleks langsung menunjuk diriku sendiri. Dan akhirnya sadar bapak satpam ini pasti mengira aku anak sekolahan. Aku menunduk dan menatap sepatu kets dan juga rok selutut yang aku kenakan. Warnanya abu-abu lagi. Kemeja yang aku pakai juga warna putih. Astogeh. Tanpa sengaja aku kok ya dandan kayak anak sekolah.
"Saya udah lulus pak," jawabku ke arah satpam berkumis yang masih menatapku galak. Ini mana juga si Kenzo katanya cuma mau lihat jadwal kok lama.
"Anak bandel. Masih pake seragam gitu kok bilang udah lulus. Sana masuk. Biar dikasih hukuman." Aku menatap pintu gerbang sekolah yang tertutup dan dilapangan murid-muridnya di hukum lari keliling lapangan. Haduh.
"Bapak satpam yang ganteng. Saya ini beneran udah lulus sekolah bahkan udah kerja."
Bapak itu malah kini melotot ke arahku dan sepertinya tidak percaya.
"Pokoknya masuk sana. Malah keliaran mau pacaran. Hati-hati loh. Itu cowok kamu kuliah di kampus ini?"
Duh sabar deh kalau kayak gini. Kemarin ngadepin si Kairo aja udah pusing akunya. Sekarang kok ya ada yang kayak gini Lagi. Kalau ada operasi buat tinggi badan aku juga mau.
"Ih bapaknya gak percaya ya udah. Pokoknya saya ini udah gede."
Bapak satpam itu kini malah menggelengkan kepala. Makin tidak percaya.
"Kalau gak mau masuk sendiri aku paksa nih."
Bapak itu udah maju dan akan menarik tanganku saat terdengar suara deheman seseorang.
"Ada apa ya?"
Mati.
"Loh adeknya kenapa di sini."
Mampus dua kali.
Aku tentu saja mengalihkan tatapan ke kampus Kenzo. Itu anak sengaja kayaknya lama-lama di dalam.
"Mas Kairo. Ini loh ada siswa sini yang bolos."
Aku langsung menoleh ke arah pak satpam itu. Tapi Kairo sudah terkekeh.
"Udah pak sana di pos lagi. Biar saya yang tangani."
Satpam tadi langsung menganggukkan kepala. Dia kembali jaga di posnya. Tapi aku malas nih ketemu si Roiko lagi. Habisnya dimana aja kok ketemu Dan dia kenapa di sini juga?
"Adek ngapain di sini?"
"Bolos sekolah?" Jawabku asal membuat Kairo yang sudah berdiri di depanku kini tersenyum manis.
"Kencan sama Kenzo pasti" Eh dia kok tahu kalau aku sama adikku?
"Bukan urusan Om berondong. Eh tapi kamu ngapain di sini?"
Kairo menunjuk sekolah SMA di belakangnya.
"Ini yayasan punya keluargaku."
"Oooo..."
"Mau aku daftarin di sini?"
Semprul
Tapi dia malah tertawa lagi. Lalu diam mendekat ke arahku yang masih nangkring di motornya Kenzo ini.
"Tuh kan bapak satpam aja gak percaya kalau kamu udah dewasa. Jadi aku juga gak percaya." Aku mencibir mendengar ucapannya.
"Bodo amat."
Dia mengulas senyumnya lagi. Kayaknya dia sekarang ngerjain aku.
Sekarang dia malah bersandar di motor Kenzo dan berdiri di sebelahku.
"Kemarin bunda nanyain gimana perjodohan kita?" Tentu saja aku langsung menatapnya.
"Enggak ada perjodohan. Enak aja. Kamu masih bayi dan aku gak tertarik."
Jawabanku itu membuat Kairo kini menatapku serius.
"Kamu gak begitu sukanya sama Aku?"
"Enggak." Jawaban tegasku bersamaan dengan kedatangan Kenzo.
"Hai Kak Kairo."
Kenzo sudah ber tos ria dengan Kairo.
"Lama ih. Jadi gak nih nganterinnya?"
Aku melotot ke arah Kenzo yang langsung meminta maaf.
"Iya, Kenzo anterin."
Kairo akhirnya menjauh dan memberi ruang untuk Kenzo memakai helm dan menyalakan motornya. Lalu segera aku memeluk Kenzo saat motor mulai berjalan. Kenzo melambaikan tangan ke Kairo. Tapi aku tidak menatapnya. Eh tapi dia emang gak ngomong apapun Ya? Duh jadi merasa bersalah.
*****
"Mi..."
"Hemmm.."
"Ada yang nyariin."
Celetukan Erin membuat aku mengalihkan tatapan dari buket mawar yang sedang aku kerjakan. Dan saat aku mengangkat wajahku tentu saja aku terkejut.
"Kairo?"
Dia tersenyum dan mengambil duduk di depan meja kerjaku. Tadi pagi dia memakai pakaian kerja yang rapi. Tapi kali ini dia malah berpakaian lebih rapi lagi. Memakai jas dan juga ehmmm seperti benar-benar sosok yang berbeda gitu.
"Kamu mau kemana? Kondangan?"
Tapi Kairo menggelengkan kepalanya.
"Lah terus?"
Dia kini bersedekap dan mengusap dagunya.
"Aku sudah kayak umur 40 tahun belum?"
"Hah?"
Erin yang tak jauh dariku juga ikut menatap Kairo. Mata kami saling memberi isyarat.
Lalu aku menatap Kairo lagi.
"Aku ingin terlihat lebih tua buat adeknya.. "
Wah kesurupan setan mana lagi ini anak? Heran aku.
Bersambung
Itu si Naomi tuh kayak park bo young pas maen di strong woman bong soon. Heheheh lucu imut kecil mungil ah menggemaskan.