...
...
Sunyi ...
" ... ... ..."
Tanpa suara,
Mataku masih tertutup rapat.
Tangan yang sedari tadi dengan erat menutupi telinga kiriku. Kini sedikit bergetar, terhembus angin malam.
Masih dengan posisi yang sama, sedikit demi sedikit kedinginan merambat dari ujung kakiku hingga kedadaku.Dingin,
Aku masih berdiri tak berkutik disini. Membiarkan tubuhku membeku dan tenggelam.
Air mulai membasahi seluruh pakaianku, hingga kurasa rambutku pun ikut larut dalam ketenggelaman.
Tapi, aku masih tidak mendengar suara apapun. Masih sunyi seperti tak terjadi apa-apa.
Aku baik-baik saja, apakah baik-baik saja ?Membeku dan bergetar.
Sekarang, wajahkupun sudah mulai basah dan dingin.
Tapi, kenapa masih tak ada suara ? Apakah aku masih bernafas ? Karena aku tak mendengar suara nafasku sekarang.Sesak, sakit.
Dadaku mulai berat, tubuhku seketika bergerak dengan sendirinya.
Semakin kuat, aku tak dapat mengontrol tubuhku.
Tunggu, ... aku ..."Burrr" keluar
"Haaaaaahhhhhh" aku keluar ke permukaan.
"Aku masih bernafas""Nona, percobaan bunuh dirinya masih tidak berhasil?" Seorang gadis paruh baya mendekat dan menghela nafasnya dalam.
"Masih belum berhasil" jawabku
"Sudahlah nona, ajalmu memang belum ditentukan sekarang. Berapa kalipun kau coba untuk menenggelamkan dirimu, itu tidak akan berhasil" jelasnya dengan raut wajah iba.
"Ayo, keluarlah dari kolam. Aku sudah siapkan pakaianmu."
"Pelayan Choi, kau pergi duluan saja, aku masih ingin menikmati pemandangan bulan malam ini"
Yah, bulan malam ini memang sangat indah. Satu-satunya pemandangan terbaik yang ada di gubuk ini. Biru, gelap remang. Memancarkan cahaya dengan pilu.
Sudah 20 tahun, yah sudah selama itu aku tinggal di gubuk terpencil ini. Sendiri, tidak, tepatnya masih ada beberapa pelayan yang menemaniku.
Aku berada sejauh tiga gunung dari keluargaku, keluarga bodohku yang sangat memercayai sebuah ramalan palsu.Yah, ramalan yang membuat aku hidup diasingkan. Aku tak tau, dari mana mereka mendengar ramalan itu, tapi pada intinya mereka melakukan semua ini untuk melindungiku.
Tapi, apakah ini yang dinamakan perlindungan ?
Tinggal di sebuah gubuk tua jauh di puncak gunung yang tak berpenghuni.
Hidup menyendiri, dengan pemandangan hutan setiap harinya ?...
..."Nona, bagaimana perasaanmu sekarang ?" Tanya pelayan choi yang tengah menyisir rambutku
"Seperti biasa" jawabku singkat
"Tidak anda senang hari ini ? Bukankah kedua orang tua anda akan datang berkunjung ?" Tanyanya lagi dengan tersenyum
"Tidak ada yang spesial dari kehadiran mereka" jawabku tenang
...
..."Sin-a," suara lembut seorang ibu menyapaku.
"Apa kau masih tidak mau berbicara kepada kedua orang tuamu?" Tanya ayahku dengan suara lembutnya
"Kalian bukan orang tuaku" jawabku dengan tatapan kebencian
"Hh, ibu mengerti bagaimana perasaanmu Sin. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa selain ini" jelas ibu
"Ayah hanya ingin melindungimu, tolong bersabarlah Sin" sahut ayahku seraya menenangkanku
"Bersabar sampai kapan ?" Jawabku marah
"Sampai kutukan itu terpatahkan" jelas ayahku
"Bagaimana ? Bagaimana ayah ? Aku sudah 20 tahun tinggal disini. Aku tidak mempunyai teman, aku tidak bisa melihat kehidupan luar, aku hanya sendirian disini. Apa artinya hidupku ini ? Jika setiap harinya seperti ini ? Ini sama saja seperti aku hidup tetapi sebenarnya aku mati !"

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Moon
Ficción histórica[update setiap hari] Sebuah peristiwa kelam masa lalu, membuat ia hanya bisa mendengar dengan sebelah telinganya. Sebuah ramalan kuno yang membuat ia harus bertemu dengan seseorang yang akan membahayakan hidupnya. 'Kim Sin' harus hidup bersembunyi. ...