12

2.7K 387 33
                                    

Siders?Panuan
--------------------------------

Sepasang kaki itu melangkah lunglai disepanjang jalan digelapnya malam itu.

Langit tampak gelap,tanpa bintang dan bulan yang menghiasi.

Pemuda mungil itu terduduk lemas dibangku Halte,
kepalanya menunduk dengan obsidiannya yang menatap ujung sepatunya dengan air mata nya berada diujung kelopak mata nya.

Jihoon merasa harga dirinya telah hancur,

Merasa Hancur-sehancurnya,
dan Jatuh-sejatuhnya.

Benar kata orang-orang,

Jangan Jatuh cinta,
lebih baik bangun cinta.
Karena terjatuh itu terlalu menyakitkan.

"Menyebalkan"Monolog Jihoon kesal,
bibirnya mencebik marah.

Mulutnya tak henti-henti bermonolog dan melirih kecil.

Hingga tak sadar,
ada pemuda yang sedang memperhatikannya diujung jalan sana.

pemuda itu berjalan mendekat,hanya tinggal beberapa langkah dari Jihoon.
tapi,pemuda mungil itu tetap tak menyadarinya.

Hingga,sepasang sepatu sneakers itu berada dihadapan Jihoon.

pemuda itu berdiri dengan kedua tangan didalam kantung celana nya.

Jihoon mendongak,
menatap dengan mata yang basah kearah pemuda yang juga sedang menatap nya itu.





















"Donghan..."Ucap Jihoon pelan

Pemuda yang dibalut dengan sweater turtle neck berwarna putih, Ripped jeans dan jaket berbahan Jeans,
yang terlihat sangat pas ditubuh pemuda tampan itu.

"Sedang apa kau disini?"Tanya Donghan sembari menatap kedua mata Galaksi milik Jihoon.

Tangan donghan tergerak,
menyapu ujung mata jihoon yang berbekas air mata.

Jihoon diam,tidak bergerak saat donghan memperlakukannya seperti itu.

"Jawab aku,sedang apa kau disini?"Lanjut Donghan sekali lagi

"a-aku-...hanya Mencari u-udara"Ucapan Jihoon tercekat karena tenggorokkannya yang terasa kering.

Donghan mengangguk kecil

"kau baik-baik saja?"Tanya Donghan

Jihoon mendongak menatap kearah mata donghan,
membiarkan kedua obsidian itu bertemu dalam waktu yang cukup lama untuk yang kedua kalinya.

"Aku baik-...baik saja"jawab Jihoon terbata

Donghan menaikkan sebelah alis nya,
tanda dia tidak terlalu yakin dengan jawaban Pemuda mungil itu.

"Benarkah?"tanya donghan sekali lagi,hingga-
































Grep
















"Tentu saja hiks tidak hiks"
tanpa disangka,jihoon memeluk pinggang donghan dengan kedua tangannya

menyembunyikan wajahnya yang sedang menangis itu diperut rata namun sixpack milik donghan,

donghan meraih ujung kepala jihoon,
mengusapnya perlahan untuk menenangkan pemuda mungil yang makin lama semakin terisak itu.

"Sudahlah,semua akan baik-baik saja"Ucap Donghan menenangkan sembari terus mengelus kepala jihoon.














Tanpa sadar Diujung sana,ada seorang pemuda memperhatikan mereka dengan nanar

"Maafkan aku"Lirihnya lalu berlalu pergi darisana




.




"Ini"ucap Donghan sembari menyerahkan sebungkus es krim rasa strawberry kepada Jihoon yang menatapnya sungkan.

"Terima kasih"Ucap Jihoon sembari meraih es krim itu.

Donghan duduk disamping Jihoon yang hanya menatap es krim ditangannya itu.

"Makanlah,nanti akan meleleh"ucap donghan

Jihoon menghela nafasnya

"Malam ini 12 derajat,jadi es krim nya tidak akan cepat meleleh"jawab jihoon

Donghan terkekeh kecil,lalu kembali memakan es krim coklat yang ada ditangannya.

"Kau menggemaskan,cepatlah dimakan. itu akan membuatmu merasa lebih baik"ucap Donghan dan pada akhirnya Jihoon menuruti apa yang dikatakan pemuda tampan itu.

"Huhhh...aku tak tau akan berujung begini"Ucap Jihoon sembari menatap langit mendung

berbeda dengan Donghan yang menatap serius kearah Jihoon yang tampak makin manis meskipun cahaya yang temaram seperti ini.

Dongan menyunggingkan senyumnya

"Kau bahkan tetap sangat manis saat begini,bagaimana bisa kau bersedih terus-menerus?"ucap Donghan

Jihoon menoleh,menatap kearah Donghan yang masih setia menatapnya.

"Bukan Cuaca ataupun Alam yang membuatku bersedih saat ini,
tapi keadaan dimana hati ku disini yang berbuat sehingga aku jadi begini"Ucap Jihoon lalu kembali mengalihkan pandangannya.

Donghan tertegun lalu mengangguk kecil.

"aku tak akan memaksamu menceritakannya,tapi jika kau perlu teman cerita-...kau bisa menghubungiku,oke"ucap Donghan

"Hehe baiklah"



.






"Jihoon-ah"panggil sang eomma

"Hei,bangunlah.ini sudah hampir jam 7"Ucap nyonya park sekali lagi

dan pada saat itu juga jihoon membuka matanya,
menatap kearah ibunya dengan wajah bantalnya.

"Ada apa denganmu eoh?"tanya sang ibu

"Aku merasa tidak enak badan,bisa aku izin dulu hari ini"ucap Jihoon pelan.

Nyonya park mengusap kening sang anak,
menyingkirkan poni yang menghalangi mata Jihoon.

"Baiklah,kau boleh istirahat dirumah hari ini"ucap Nyonya Park dan diangguki oleh Jihoon.

nyonya park berdiri hendak berlalu pergi

"Kalau kau perlu sesuatu panggil ibu,ne"ucap Nyonya park dan pergi meninggalkan Jihoon yang terbaring lemas di tempat tidurnya.

Jihoon menutup matanya erat.

"Hanya hari ini aku mengisi daya hidup dan hatiku dulu"Monolog jihoon dan kembali menjemput alam mimpi.
























Tbc

votement juseyo~
kisseu😚

Teacher (2park) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang