Ini aing gak tau nyambung atau gak,
soalnya aing gak ada mood sama sekali buat ngetik tapi aing coba demi readers :*Plis,balikin mood aing :'(
------------------------------------------------------Jihoon tersenyum getir menatap punggung itu mulai berjalan jauh,
hingga tak terlihat lagi dikedua obsidian-nya."Kenapa harus sesakit ini?"Lirih si mungil dalam pejamnya,
dengan tangannya yg bergenggam erat.Lalu, dengan berat hati kakinya melangkah keluar darisana dan pergi menuju Rooftop.
menyendiri adalah pilihan yang tepat bagi pemuda itu.Ceklek
Pintu Rooftop terbuka dan Jihoon mengedarkan pandangannya kesekeliling.
"Tampaknya tidak ada orang"Monolognya kecil.
kaki nya berjalan kearah Sofa usang yang berada dibawah kanopi.Hingga mata nya menyipit saat menyadari kalau ada seseorang yang sedang tidur disofa itu.
Jihoon berjalan mendekat dengan pelan dan ragu.
mata nya menatap selidik kearah pemuda yang tampaknya tertidur pulas itu.
"Donghan?"Bisik nya kecil
"Ahhh benar"Leganya
Lalu berjalan pelan mendekat kearah Donghan dan duduk dibagian yang masih kosong disofa itu.
Jihoon menghela nafasnya pelan,
hari ini sangat berat sekali.
Hingga-Grep
"Akh"Ringis Jihoon saat lehernya tiba-tiba saja dicekik oleh seseorang.
Orang itu menatap Jihoon yang sedang berusaha mencari oksigen dengan nyalang,
Hingga mata orang itu membelalak kaget dan cekik-an itu terlepas."JIHOON!"kaget Donghan saat menyadari kalau yang dia cekik tadi adalah Jihoon.
Jihoon terbatuk-batuk sambil berusaha menghirup udara sebisanya.
Sedangkan Donghan hanya terus merapalkan kata maaf sedari tadi sembari menepuk-nepuk punggung Jihoon pelan."Maafkan aku. Kukira tadi kau adalah seseorang yang ingin berbuat jahat padaku"Ucap Donghan
"hahhh tak apa-apa, salahku juga yang mengganggu tidurmu"Ucap Jihoon
Donghan tersenyum kikuk dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.
"Omong-omong, sedang apa kau disini?"Tanya Donghan
"Aku hanya ingin bolos"Jawab Jihoon seadanya.
Donghan mengkerutkan dahi nya,
menatap bingung kearah Jihoon yang tampak tenang itu.
tapi,pandangan pemuda mungil itu berkata lain.banyak kebohongan yang terucap di bibir itu."Kau berbohong"Ucap Donghan dan Mendapati Jihoon yang menatapnya sendu.
"Ceritakan saja padaku"Lanjut Donghan lagi dan Jihoon kembali menghela nafasnya.
Pemuda mungil itu menyibak Poni-nya kebelakang,lalu kembali menatap Donghan.
"Aku benci mengatakan ini, tapi aku-"Ucapan pemuda mungil terhenti sejenak
"-aku sedang hancur"Lanjut Jihoon
Donghan menatap Jihoon dengan pandangan simpati nya,
bagaimanapun pemuda mungil itu masih ada dihatinya,walaupun dia tak ada dihati pemuda itu."Aku hancur karena sedang patah hati,
rasanya aku ingin sekali meluapkan semuanya,ingin sekali aku mengakhiri semuanya, tapi-tapi aku terlalu lemah untuk semua itu, berapa kali sudah aku mencobanya-""Lupakan"sela Donghan,membuat Ucapan Jihoon terhenti dan terganti dengan senyuman getir dari pemuda mungil itu.
"Lupakan saja dia"Lanjut Donghan
Jihoon menatap Donghan yang juga sedang menatapnya,
kedua obsidian itu saling bertemu dengan sama sakitnya."Sudah kuKatakan kalau aku begitu lemah"Jawab Jihoon
"Kau tak harus kuat untuk melupakannya, kau hanya harus percaya bahwa ada yang lebih baik darinya"Ucap Donghan dengan kedua tangan yang entah kapan sudah bertengger dibahu Milik Jihoon.
Jihoon menunduk dan mulai terisak kembali dalam tunduknya.
Donghan menarik pemuda mungil itu dan memeluknya erat sembari punggung yang bergetar itu.
"Menangislah,tak apa menangislah.
ini hal yang wajar-......Karena aku juga pernah merasakannya"Ucap Donghan.
.
"Emm...Jihoon-ah, kau kemana tadi?kenapa tidak masuk pelajaran Kim Ssaem?"tanya Daehwi
Jihoon tersenyum kecil
"Aku merasa tak enak badan"Jawab Jihoon pelan.
Daehwi mengangguk walaupun tak yakin dengan pernyataan sahabat nya itu.
"Oh ya,apa kau hari ini bimbingan?lusa akan ada ujian lagi"ucap Daehwi
Jihoon menatap nanar kearah tangannya yang menggenggam erat hingga buku-buku jarinya memutih.
"Mungkin tidak,aku sedang lelah"Ucap Jihoon
"Kau ada masalah?"Tanya Daehwi dan membuat tubuh Jihoon kaku pada saat itu juga.
"Tidak"ucap Jihoon singkat,lalu mengambil tas nya dan bergegas keluar dari kelas untuk pulang menuju rumahnya.
Daehwi memandang sendu kearah Jihoon yang sudah diambang pintu,sebelum dia menghilang sepenuhnya dari pandangan pemuda kurus itu.
"Aku harus berbicara pada Woojin Ssaem"Monolog Daehwi dan bergegas menuju keruangan Woojin.
Tok tok
Daehwi mengetuk pintu itu pelan,
membuat Woojin yang menangkup kepalanya itu terkejut kaku."Jihoon?"Monolog Woojin
"Ssaem,boleh aku masuk?"ucap Seseorang diluar sana,yang jelas sekali itu bukan suara Jihoon.
membuat Woojin mendesah kecewa dan mulai berjalan lunglai menuju pintu itu lalu membukanya.Ceklek
Daehwi termundur beberapa langkah karena terkejut hingga akhirnya pintu itu terbuka,menampilkan Woojin yang terlihat dalam kondisi yang tidak baik.
"Ada apa?"tanya Woojin lesu membuat Daehwi bingung dengan tingkah Guru nya itu.
"emmm...anu-itu..."
"Apa?"tanya woojin dengan sebelah alis nya yang terangkat.
"Apa Jihoon tidak bimbingan hari ini?"tanya Daehwi hati-hati.
Woojin kikuk,tangannya menggenggam erat knop pintu itu.
bibirnya terasa kaku,sulit untuk berkata."Ini sudah sore,sepertinya kau harus segera pulang,permisi"ucap Woojin
"tapi Ssaem-"
Blam
Pintu itu tertutup lumayan keras,
membuat Daehwi sedikit terkejut."Ada apa dengan mereka?"Monolog Daehwi.
"Lee Daehwi"panggil seseorang
Daehwi membeku,enggan berbalik untuk melihat orang yang memanggilnya itu.
"Hadap aku"Ucap Orang itu lagi.
Daehwi berputar pelan sembari menutup kedua matanya takut.
"A-annye-ong"Salam Daehwi terbata saat tahu dirinya ditatap tajam oleh pemuda itu.
"Apa yang kau lakukan?"tanya pemuda itu.
"Tidak ada"Ucap Daehwi lalu berjalan tergesa meninggalkan pemuda itu yang menatapnya kesal.
Tbc
votement juseyo
kisseu😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher (2park) (END)
Historia Corta"lalu,bagaimana jika aku juga mencintaimu Ssaem?"-pjh [050918]#86 in short story [080918]#53 -- [191018]#50 -- [211018]#29 -- [071118]#27 -- [291118] #4 chamwink #10 2park