Part : 1 #Jatuh

1.5K 77 4
                                    

Disc©Masashi_Kishimoto
Story by : Hitayama_Ryukata2187

———————————————

Hari ini ia putuskan untuk berjalan di jalan yang biasa ia lalui ketika pulang sekolah, jika ia tidak membawa kendaraan.

Langkahnya begitu tenang hingga hanya meninggalkan bunyi yang rungan, di gang yang sempit nan gelap itu. Nama nya Sasuke, masih dalam kondisi mengenakan seragam SMA, ketika dia pulang dengan berjalan kaki, kedua tangannya dengan sengaja ia letakkan kedalam saku, dengan pundak kiri yang di gelantungi tas sekolahnya.

Kaki panjangnya yang kokoh, menapak akhir dari gang yang panjang itu, membawanya ke pinggir jalan layang, dia mengambil arah kanan untuk melanjutkan perjalanan,

Rambut hitam nya sesekali diterpa angin kendaraan, mata hitam nya yang tajam terus menatap kedepan, melihat ada jembatan gantung diatas sebuah sungai yang mengarah ke laut,
Ketika kaki nya berhenti di muka jembatan, dia memilih untuk menikmati pemandangan yang indah itu sebentar, air sungai yang berwarna jernih, memantul kan sinar mentari berwarna oranye cerah,

Yap, dia hanya memandang sebentar sebelum akhirnya kembali berjalan, di ujung jembatan ini, ada sebuah bukit yang cukup terpojok, bukit yang cukup indah dengan pohon sakura yang mekar ditiap tahun nya.

Hanya saja bukit itu agak  terpencil dari jalan raya, dan jalan menuju kesana juga sedikit tidak nya harus menerjang semak semak belukar, karena bukit itu tidak terawat.

Swing~

Langkah Sasuke berhenti tepat di jalan setapak menuju bukit, ketika dia mendengar sebuah teriakan, kepala nya menoleh, kearah jalan itu dan menatap nya dengan cukup lama. Dia kembali memasang telinga untuk apakah dia baru saja salah mendengar,

Ketika dia menoleh untuk sekedar menatap, teriakan di iringi tangisan pilu kembali terdengar lantang. Bukit itu sepi sekali pengunjung di kala senja, dan ketika dia menatap jalan, dia tidak melihat satupun jejak kendaraan maupun jejak kaki di jalan setapak itu.

Bisingnya suara kendaraan yang hendak melewati jembatan tak mampu mengelabui pendengaran Sasuke.

Jadi dia memutuskan untuk memeriksanya.

Membaranikan diri mengambil langkah demi langkah dengan berani,
Meski dia tahu, kisah seram di balik indah nya bukit itu di sore hari,

Sasuke sudah menebaknya, dia akan menerjang semak semak bila terus berjalan, bukit ini benar benar tidak terurus. Dan rasa pensaran terus mengusik hatinya. Oh sialan, dia juga manusia biasa yang memiliki perasaan seperti itu. Ketika dia sampai didepan bukit itu, Sasuke tersenyum,

Bukit ini benar benar indah ketika bermandikan cahaya matahari sore.  Dia berjalan mendekati bukit itu, kekita dia sampai didepan batang pohon sakura, Sasuke mengedarkan pandang.

Jawaban sama sekali tak nampak didepan matanya, tak ada tanda tanda seseorang pernah ada disini sebelumnya. Dia menghela nafas, kemudian menarik tangan nya untuk melihat jam tangan yang melinhkar di pergelangan tangan nya.

Sudah hampir gelap.

Batin nya. Dia berjalan menuruni bukit, berfikir bahwa Itachi pasti menunggu nya di rumah. Pikiran nya melayang kemana mana, dan tidak mengambil pusing lagi tetang fokus berjalan, sampai dia tidak sengaja tersandung batu. Dia hampir tersungkur, namun ketika dia sendang mencari pijakan, tanah yang di injak licin, jadilah ia terpeleset, dia tidak sempat untuk mempertahankan kesimbangannya. Dengan bokong yang lebih dulu menyapa permukaan tanah, wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat sedikit menegang, dengan bola matanya yang menyusut.

Meringis, hanya itu yang dia lakukan. Dia seorang laki laki, akan sangat tidak elit jika dia berteriak, kyaaa~!!, lagipun bila dia seorang gadis dia tidak akan berteriak seperti dia akan di perkosa seseorang.

Huh!!

Sasuke bangkit, dan kembali berjalan dengan sempoyongan, ngomong ngomong bokongnya masih sakit, hehe. Mungkin karena terlalu fokus pada rasa sakitnya Sasuke kembali tidak memeperhatikan jalan,

Lagi lagi, kakinya tersandung akar pohon, dan ketika dia jatuh meninggalkan bunyi gedebuk yang ringan, kali ini wajahnya menghantam dedaunan kering dan kerikil. Betapa sial,

Ia mengambil posisi untuk bangkit. Namun tangannya terluka dan membuatnya kembali mencium tanah. Perih datang dari kakinya.
Ketika dia menoleh, untuk memerikasa kakinya, darah berbekas disana, balutan seragam sekolah nya robek.

Mungkin, ia harus meminta Itachi untuk membelikannya lagi, dalam percobaan ketiga dia berhasil, duduk untuk memeriksa lukanya, darah mengalir di kakinya, lukanya tidak besar, namun darah yang keluar tidak bisa di bilang sedikit.

Pemikiran pemikiran konyol singgah di benak nya, hanya untuk menutupi luka itu, namun dia mengingat lagi. Hari hampir gelap, Itachi menunggunya dirumah.

Bangkit dengan perlahan, Sasuke melngkah dengan hati hati kali ini. Keadaan nya tidak bisa di bilang baik baik saja. Penampilannya seperti habis bertarung dengan harimau.

Ppfftt. Sangat tidak elit, jika ada orang bertanya apa yang baru saja ia lakukan, dan dia menjawab "tidak apa apa. Aku hanya terpeleset dan tersandung akar pohon." Tidak kah orang orang akan berfikir dia konyol.

Seragam nya dilapisi lumpur, celana nya sobek, keningnya terdapat beberapa kecupan dari batu kerikil, dan tangan nya yang terluka, rambut hitamnya berantakan yang di singgahi beberapa dedaunan kering. Sekilas, dia mengerikan.

Pfftt...

Sasuke hanya melirik orang orang yang melaluinya dengan berbisik. Sialan, mereka membicarakannya penampilannya.

Begitu kakinya berhenti disebuah bangunan bergaya modern eropa, dan
Di kolaborasikan dengan gaya klasik bangunan jepang pada umumnya, mata sasuke menyapu kesegala arah, sebelum akhirnya dia masuk.

Baru satu langkah dia menginjak kan kaki, Itachi sudah menyambut nya dengan tatapan heran, "Berkelahi?" tanya pria itu.

Sasuke dengan enggan menatapnya, "Mhmm." dan berjalan meninggalkan Itachi yang masih menatapnya,

"Mengapa pulang terlambat?" Tanya pria muda itu lagi, Sasuke hanya meliriknya, "Ada urusan."

Itachi mengangkat bahunya, dan berkata, "Mandi, kutunggu kau di meja makan." Pria muda itu berjalan kearah dapur begitu Sasuke menaiki tangga menuju kamarnya.

Ia segera melucuti pakaiannya begitu memasuki kamar mandi. Melemparnya ke keranjang pakaian kotor.  Menyalakan Shower Sasuke mengusap wajahnya.

Suara yang dia dengar di bukit itu kembali memenuhi kepalanya, membuat Sasuke mengepalkan tangan dan meninju dinding, dengan rasa tidak puas.

.......

Kamis, 14/05/20

Kamis, 14/05/20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeritan saat senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang