Part : 4 #Spesial

552 56 4
                                    

Disc©Masashi_Kishimoto
Story by : Hitayama_Ryukata2187

_______________________________

Sasuke berjalan mondar mandir didepan cermin, dia terlihat sangat tidak puas dan jengkel, tangan kanannya diletakan didagunya, alisnya bertaut dan jelas wajah yang biasanya tenang dan datar itu kini terlihat frustasi.

Dengan pustus asa Sasuke melempar dirinya ke ranjang, tubuh nya yang tegap telentang, menatap langit langit kamarnya dengan kosong,

Derit pintu di buka menyapanya, Sasuke terduduk dan menatap Itachi yang berdiri di ambang pintu kamar. Sasuke menatapnya dengan wajah yang bertuliskan 'Ada apa?'

Itachi yang mengerti segera menjawab, "Aku hanya ingin memberi tahu adik kecil ku, untuk mendatangi pertemuan  keluarga,"

Sasuke masih menatapnya.

Itachi dengan canggung kembali menjawab, "....Kau tahu kan, Kakek selalu menanyakan mu, dia ingin melihat mu, jangan terus terusan menghindari keluarga mu sendiri."

Sasuke menghela nafas, dia benar benar menolak nasehat Itachi dan dengan malas menjawab, "Aku sibuk." Dan berdiri, melangkah dengan tenang untuk mematikan laptop dan meninggalkan kamar.

"Mau kemana lagi kau kali ini?!" Tanya Itachi dingin.

Sasuke meliriknya, "Bukan urusanmu." kemudian Ia pergi, kembali membawa motornya, untuk bersantai di pinggir danau, tapi begitu ia melewati taman ia berfikir untuk singgah sebentar.

Turun setelah memarkirkan motornya Sasuke beranjak menuju bangku panjang yang ada di bawah pohon di pinggir taman.

Dia dengan tenang menatap beberapa anak yang berlarian dan tertawa. Ah, dia akan sedikit bernostalgia, masa kecilnya, pahit. Jadi di urungkan lagi, dan lebih memilih hanya untuk menikmati.

Tidak lama setelah itu, seorang gadis menghampirinya, "Selamat siang Sasuke."

Suara ramah nan manis itu membuat Sasuke menoleh dan berdehem malas.
Ino.

Itu lah nama yang muncul di benaknya, benar benar jengkel sekarang. Bagaimana tidak. Ino adalah kakak tiri Naruto, dan gadis itu sering kali memperlakukan Naruto dengan tidak baik.

Orang tua kandung Naruto telah bercerai belasan tahun silam, hanya karena kesalah pahaman, hak asuh Naruto bertahan di tangan sang ibu, dan ayahnya meninggal segera setelah sidang saat mengendarai mobil.

Dari itu, Naruto yang biasanya tertawa lepas kini hanya tersenyum, Naruto yang biasanya banyak bicara kini terlihat lebih pendiam, mata birunya yang dulu bercahaya kini perlahan merrdup.

Ino dengan santai duduk di sebelah Sasuke, namun sebelum ia benar benar menyamankan duduk untuk mengobrol Sasuke tiba tiba berdiri,

Ino, "..........."

Sasuke tanpa sepatah kata meninggalkannya dan berjalan menuju motornya, sementara ia pergi Ino hanya menatapnya dengan tatapan dalam.

Saat diperjalanan Sasuke memiliki niat untuk mengunjungi makam orang tuanya, tapi, sepertinya ia perlu membawa seseuatu untuk ibunya, seperti bunga misalnya.

Ah, ide bagus. Ia akan mampir ketoko bunga dan membeli seikat mawar putih,

Sasuke tau persis di mana ia pergi, ke sebuah bangunan sederhana yang dipenuhi banyak bunga. Sasuke turun dari motornya dan masuk kedalam.

Suara lomceng yang diletakan diatas pintu berdentang, dan sapaan hangat seseorang membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Selamat datang, di toko bunga Yamanaka..."

Sasuke berjalan kearahnya yang berdiri didepan meja kasir.

"Eh, Sasuke?"

Naruto menatap nya dengan bingung, tumben sekali Sasuke pergi mengunjungi toko bunga? Ada apa?

"Aku minta seikat mawar putih," Ujar Sasuke pelan.

Naruto mengangguk, "Dengan Kartu?"

Sasuke menggeleng, "Tidak." Naruto mengangguk, dan menyiapkan seikat mawar putih,

Sasuke mengambil beberapa lembar uang untuk membayar, Naruto menyerahkan bunga itu dengan senyum manis, Sasuke menerimanya, dan menarik setangkai mawar keluar dari buket.

Naruto meletakkan uang Sasuke kedalam laci dan mencari kembaliannya, "Oh, ini kembalian mu." Ujar Naruto.

Naruto,"......" Menatap kearah mawar putih yang berada di tepat didepan hidungnya.

"Untukmu," Ujar Sasuke, matanya meliat kearah lain, mencoba untuk tudak menatap pirang didepannya.

Jujur dia malu.

Naruto, "(/////////), Te-Terimakasih..." Tangannya bergetar ketika meraih bunga yang Sasuke berikan, Dan Sasuke meraih kembalian yang Naruto sodorkan.

Setelah menerima apa yang masing masing berikan. Sasuke dan Naruto jatuh dalam keheningan, saling menatap, kemudian tertawa.

".....Ah, sudahlah, aku duluan!" ujar Sasuke, mengambil langkah ringan keluar dari toko.

"Baiklah." Naruto melambai padanya.

Sepeninggal Sasuke, Naruto menatap setangkai mawar putih itu dengan tatapan ringan. Ia segera menyiapkan Vas kaca ringan yang berisi air, meketakkan bunga dari Sasuke disana agar tidak layu.

....

Sasuke melanjutkan perjalanan ke pemakaman orang tuanya. Ia meletakkan bunga itu di nisan sang Ibu dan berdoa untuk orang tuanya.
Dia masih belum menerika kematian mereka berdua, dan dia masih menyimpan benci pada Itachi, walau tak sebesar dulu lagi.

Setelah selesai berdoa Sasuke pamit pergi dari sana, Dia menyusuri jalan dengan kendaraannya, kemudian berpikir untuk mampir di bukit Sakura sebentar, ya kan, tidak ada salahnya.

Setelah Ia memarkirkan motornya didepan salah satu rumah warga Sasuke berlari kearah bukit itu u tuk menikmati pemandangan, namun ketika sampai disana Sasuke hampir terjatuh lagi. Dia memeriksa kebawa sepatunya yang terasa licin dan menemukan jejak darah disana.

Dia berjongkok dan memeruksa lebih lanjut, namun angin dengan kembut menyapanya, membisikinya dengan mesra, mencoba merayunya.

Namun Sasuke sama sekali tidak tertarik dengan tawaran angin yang mengajakanya mati. Dia berdiri dan memutuskan untuk kembali kerumah.

.......

Min 5/7/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min 5/7/2020

Jeritan saat senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang