IX

434 50 3
                                    

Disc: Masashi Kishimoto

Story : Hitayama_Ryukata2187

---------------------------------------------------------

Naruto melahap makanan yang di sajikan Itachi dengan tenang di meja makan. Sasuke sama tenangnya dengan Naruto yang menikmati makanannya.

Setelah keheningan melanda cukup lama. Itachi membuka suaranya. "Sudah lama sejak terakhir kali Sasuke, membawa teman kerumah. Bahkan kupikir dia tidak punya teman?" Itachi tersenyum sambil meletakkan sumpit di bibirnya.

"Kenapa begitu?" Naruto, menelan makanan yang di makannya dengan seteguk air minum.

"Tidak mungkin kau tidak paham maksudku, Naruto?" Itachi meletakkan sumpitnya di meja dan menopang dagu.

Naruto menggeleng.

Itachi tersenyum maklum. Dan menjelaskan maksudnya. "Sasuke terlalu pendiam. Kupikir dia tidak memiliki teman karena memiliki sifat dingin dan kasar, terkadang."

"Aku sudah selesai." Ucap Sasuke.  Tiba-tiba dia berdiri dan menyeret Naruto kekamarnya.

"Hei!" Naruto merasa tercekik kerah bajunya karena Sasuke tiba-tiba menyeretnya.

BLAM

Sasuke membanting pintu kamarnya.

Itachi menghela nafas dan memebereskan piring-piring makan yang bersepah di atas meja makan.

Drrrt Drrrt

Ponsel Itachi bergetar hebat. Itachi langsung mengalihkan pandangan, melihat layar ponselnya.

Uchiha Shisui

Itachi langsung mengangkatnya. Dan menjepit ponsel diantara telingan dan bahunya. Sementara kedua tangannya membawa piring-piring kotor.

"Ya, ada apa?" Itachi seperti kesulitan. Dia meletakkan piring-piring itu di meja kompor. Dan membetulkan posisi ponselnya.

"Sepenting itu'kah?"

("Tentu saja penting!") -Shisui

"Pelankan suaramu. Kau menyakiti telingaku!"

("Hn. Datanglah besok pagi-pagi ke kantorku.") -Shisui

"Aku mengerti." Itachi menutup telfon tanpa persetujuan orang yang menelfonnya di sebrang.

     Naruto melipat kakinya dan meletakkan tangannya di atas pahanya. Menatap Sasuke heran.

Sasuke berjalan kearahnya dan melemparkan handuk. "Mandilah. Kau bau!".

"Enak saja!" Naruto mencoba mencium bau badannya ternyata benar badannya bau keringat.

"Mandilah. Tunggu apa lagi? Aku tidak mau tidur dengan orang yang bau." Kata-kata itu cukup menghina bagi Naruto. Dia langsung berdiri dan melangkah kekamar mandi yang ada di kamar Sasuke.

"Sas. Bisa aku pinjam baju mu? Yang berlengan panjang. Ada?" Tanya Naruto sebelum dia benar-benar hilang di balik pintu kamar mandi.

"Ya. Tentu, mandilah!"

"Cerewet!"

*

Sraaaasshhh, Sraassssshhh.

Sasuke membuka lemari pakaiannya. Mencari baju yang pas untuk Naruto. "Si dobe itu mandinya sangat heboh!" Dia memilih Sweater lengan panjang sesuai permintaan Naruto. Berwarna Biru langit, ini pemberian dari Bibi Rin. Tapi dia tidak pernah memakainya. Lantaran warnanya terlalu cerah dan terang. Sasuke kan suka warna gelap. Seperti hitam, biru tua, coklat Intinya apapun yang berwarna gelap Sasuke menyukainya. Dia juga suka Naruto, meski Naruto itu berwarna. Iya cukup Naruto saja, warna dalam hidupnya.

    Sasuke kembali memilih celana untuk Naruto. Tapi dirasa semuanya terlalu besar. Apa si Dobe itu bisa mengenakannya?. Sasuke memikirkan Naruto yang mengenakan celananya dan melorot sampai pinggul. Sungguh, memalukan. Menutup wajahnya dengan tangan kirinya. Sasuke menggelengkan kepala.

"TEME!!!! AKU BUTUH PAKAIANNYA!!!!" Teriakan Naruto cukup untuk membuat Sasuke kembali dari menjelajahi dunia imajinasi *Liarnya*.

"Iya, sebentar!" Sasuke tidak ambil pusing. Apapun yang akan di kenakan Naruto terserahlah.

Naruto menjulurkan tangannya keluar dari pintu kamar mandi. Sementara badannya berada di belakang pintu.

"Mana? Cepat!"

"Berhanti mengoceh! Ambil ini!" Sasuke menyodorkan pakaiannya pada tangan naruto yang terjulur keluar.

"Terimaksih." Naruto kembali menutup pintu kamar mandi.

~5 menit kemudian~

"Dobe itu lama juga." Sasuke mengambi sebuah buku dan merbahkan dirinya di atas ranjang kamarnya.

'Puk'
Sebuah celana melayang kearah Sasuke yang sedang membuka-buka buku yang di pegangnya.

"Kau GILA!!! Celana mu terlalu besar, Brengsek!" Naruto berdiri di depan Sasuke sambil berkacak pinggang.

Sasuke langsung berdiri tegak saat mendengar suara Naruto.

"Kalau kau tidak pakai celana, kau pakai apa?" Sasuke memegang celananya yang di lempar Naruto.

"Boxer ku masih ada." Ucap Naruto percaya diri.

"Bagaimana dengan bajunya?" Tanya Sasuke pelan.

"Lumayan. Tapi, masih terlalu besar!" Naruto menarik kusi belajar Sasuke dan duduk dengan terbalik.

"Pendek." Bisik Sasuke. Tapi jujur Naruto terlihat imut mengenakan Sweater kebasaran dengan boxer berwarna putih bergambar rubah.

"Baju itu hampir menelan tubuhmu!" Sasuke tertawa.

"Diam kau!" Wajah Naruto sedikit memerah. Antara malu dan marah.

"Pendek!" Tawa Sasuke semakin menjadi.

"Uh! DIAMMMM!!!! Brengsek!" Naruto melempar Sasuke dengan buku-buku yang berada di dekatnya. Apapun yang bisa dia raih akan dia lempar pada Sasuke. Meski itu benda tajam sekalipun. Biar dia mati.

Sasuke berguling-guling di atas ranjang nya. Mentertawakan Naruto. Entah apanya yang lucu.

To be Continued

Waaaah!!!!

Makasih banyak yang udah
Rela nungguin aku buat up....
Sejujur nya aku bener-bener seneng kalian mau nunggu.😄😄😄😄😄😄

Sampai jumpa di part selanjunya!!!


Jeritan saat senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang