XXIII

330 49 5
                                    

Disc©Masashi_Kishimoto
Story by : Hitayama_Ryukata2187

_________________________________

Ketika ia sampai ditepi jalan yang sepi, dengan segala kebingungan ia berlari tanpa arah. Jalanan begitu sangat sepi. Ia tidak tahu harus kemana. Tidak ada kendaraan atau transformasi umum yang lewat.

Siapapun tolong dia. Ketika kaki nya sudah tak sanggup berlari tiba-tiba seorang pria asing muncul didepan nya. Dan tertawa sambil mengulurkan pisau, dengan darah di ujungnya.

Ino terbelak. Ia tak mampu berkata, tak mampu berteriak. Bayangan Temari yang tergantung di pohon itu, memutari kepalanya,

Akankah hal itu terjadi padanya juga? Dia belum ingin mati, tidak sebelum ia mendapatkan senior dari Universitas kedokteran itu! Tapi,

"Hiks...jangan, hiks...aku tidak melakukan apapun!" Isaknya.

Pria asing itu tertawa lepas. "Aku tidak akan melepaskan mu! Setelah semua yang kau lihat! Aku harus menghancurkan semua bukti, agar mereka tidak menahan ku!"

Ino menangis lebih kencang ketika pria itu memegangi wajahnya. Dengan sekuat tenaga ia menggenggam tangan pria asing dan mencakarnya.

Tapi itu seolah tidak berarti apa-apa, pria itu kemudian kembali berbicara, "Wajahmu cukup cantik. Rambut pirang ini, sama seperti milik Temari, tapi, emh, mata mu juga sama dengan nya. Andai kau tidak memiliki paras yang sama, mungkin kau ku lepaskan! Tapi mari bermain-main sebentar," Pria itu berjongkok.

Ketakutan menyelimuti dirinya, Ia tidak tau apakah harus berteriak atau menangis lebih kencang dan memohon untuk dilepaskan?

Pria itu menarik rambut panjang nya, dan mencium bibir Ino kasar. Ino berusaha menolaknya. Ketika pria itu sibuk menciuminya, Ino mengangkat kaki kirinya, dan menendang selangkangan pria itu dengan sisa-sisa tenaganya.

"Akkhhh! Sialan! Gadis terkutuk kau! Pelacur kembali kesini kau!" Teriak pria itu histeris kala Ino berlari menjauh sambil menangis.

Ketika Ia merasa cukup jauh, Ino menghapus air matanya, mengelap bibirnya dengan telapak tangan,

Bibirnya, cuih! Ini, bibir ini, sudah kehilangan kehormatan nya. Seandainya bibirnya bisa dilepas dengan mudah, mungkin Ino akan membuangnya, dan membeli yang baru. Sayang, bibirnya hanya satu didunia. Dan tidak ada yang menjualnya.

Dan dengan air mata yang seperti anak sungai, mengalir tanpa henti dia tak sengaja bertemu dengan Hinata.

Hinata terlihat khawatir, dan membawa Ino kerumah nya menenangkan nya, Ino menceritakan semua kejadian yang menimpanya, termasuk kematian Temari.

Jadi beberapa minggu kemudian, mayat Temari ditemukan oleh seorang warga dan langsung melapor ke polisi,

Shion, dia adalah saudara Temari yang sempat bertemu Sasuke di danau waktu itu. Ia menuntut pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini hingga tuntas, bahkan sampai mengancam akan membakar markas polisi sampai tidak ada satupun yang tersisa.

Hal itu sampai ditelinga Ino. Berhari-hari Ia diliputi rasa bersalah. Dan khawatir.

Suatu hari Hinata mengajak nya keluar untuk menenangkan diri, Ino menurutinya, ketika Hinata Membawanya ke Bar, Ino diam saja. Ia bahkan meminum alkohol banyak sekali, untuk menghilangkan benaknya. Untuk menenangkan pikirannya sesaat.

Jeritan saat senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang