06. Sandaran

159 39 0
                                    

***

Adit sedang menuruni tangga menemui orang tuanya di meja makan, tak lupa dia membawa tas besar yang berisi peralatan kemping.

"Pagi semuanya"Adit duduk di meja makan.

"Pagi sayang"jawab mamahnya

"Abang langsung berangkat yah bun, pah"saat Adit hendak bersalaman, Ratna bundanya segera mencegahnya.

"Jangan dulu berangkat atuuh bang, sarapan dulu gimana sih kamu"Adit menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Abang makan roti ajha nanti di mobil, soalnya Adit mau jemput temen"Ratna yang mendengar pun menatap anaknya intens.

"Jemput temen apa pacar hmm?"Adit mendengar ucapan bundanya hanya menyengir kuda.

"Udah ah bun, Adit berangkat yah takut telat"Adit bersalaman kepada bunda dan papahnya.

"Yaudah hati-hati yah"bunda memperingati.

"Abang pasti jaga diri ko bun gak usah khawatir gitu"timbal papahnya.

"Abang jangan lupa bawa oleh-oleh yah buat Tania"Adit mengangguk terua mencium pipi tembem Tania.

"Iyah nanti abang beliin"setelah itu Adit pergi keluar rumah memakai mobilnya dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

***

Adit memberhentikan mobilnya di sebuah rumah besar dan turun dari mobilnya.

"Permisi pak Zeldanya ada?"Adit menanyakan kepada orang yang sedang menyiram tanaman.

Orang yang sedang menyiram tanaman itu yang tak lain Pak Seto langsung menghampiri Adit.

"Ada urusan apa den?"tanya Pak Seto.

"Saya mau jemput Zelda buat berangkat kemping"Pak Seto pun mengangguk dan langsung membukakan gerbang.

"Makasih"Adit menaiki mobilnya dan langsung masuk ke dalam.

"Ganteng eyy, sopan deui"Pak Seto menatap punggung Adit.

Adit turun dari mobilnya berjalan kepintu depan rumah Zelda,saat Adit akan memencet bel terdengar suara keributan dari luar.

"Kenapa kalian baru sadar sekarang? Kenapa baru anggap saya sekarang? Kenapa baru sekarang? Kenapa?"

Zelda. Adit yakin itu suara Zelda yang menagis karna terdengar dari suaranya yang bergetar dan lirih.

"Setelah perlakuan buruk kalian kepada saya, kalian baru kinta maaf?"

Perlakuan?. Perlakuan apa makasudnya?. Mendengarkan semua unek-unek Zelda.

"Jadi mau kamu kita harus seperti apa sayang?"

Adit mengernyit tidak tau maksud dari semua itu.

"Jika bukan nenek yang mengatakan semuanya kepada kalian, saya yakin kalian tidak akan meminta maaf apalagi menyesak telah berbuat seperti itu"

Krek

"Zelda"panggil Adit. Semua terkejut karna pintu rumah terbuka secara tiba-tiba. Terutama Zelda yang terkejut melihat Adit yang sedang berdiri diambang pintu.

Zelda menghapus airmatanya kasar,ia tidak mau Adit melihat kelemahannya "Ayo pergi"Zelda menarik tangan Adit masuk kedalam mobil Adit dan langsung meninggalkan pekarangan rumah.

***

"Zelda akhirnya lo dateng juga,gue cariin dari tadi"ucap Sesil girang.

"Iya kita daritadi nyariin lo"timbal Citra, sedangkan Zelda hanya diam tidak menjawab apa-apa.

"Nih"Citra memberikan sebuah kertas kepada Zelda.

Zelda mengernyit"Apaan"

"Nomor bangku"ucap Sesil"Gue duduk sama Citra,gapapa kan"cengir Sesil.

"Gue sendiri gitu?"Zelda menatap keduanya.

"Hehe, gapapa lah lagian kan kita duduknya depan lo, yayaya"Sesil memberikan wajah memelas.

Zelda mendelik"Ya"sedangkan Citra yang melihat perdebatan mereka hanya terkekeh lucu.

"Kepada seluruh murid yang mengikuti kemping mohon berkumpul dilapangan,karna akan ada pengumuman"

"Yuk kita ke lapangan"ucap Citra dan mereka mengangguk berjalan menuju lapangan.

Pak Firman memberikan pengumuman tentang kewaspadaan saat kita berada di tempat kemping, setelah itu siswa siswi memasuki bus nya masing-masing.

"Dah Zel kita duduk depan lo ya"Zelda mengangguk ia langsung duduk di kursi dekat jendela dan tanpa sadar ia menunggu kursi yang berada disebelah Zelda.

"Ehh hey kita sebangku"Zelda menoleh dan mendapati Adit yang sedang tersenyum. Sedangkan Zelda hanya menatap sekilas.

"Oke anak-anak sebelum kita berangkat kita baca doa sesuai kepercayaan masing-masing"ucap Pak Firman.

Setelah berdoa bus pun bergerak. Didalam bus pun bukan diam saja ada yang membermain gitar sambil menyanyikan lagu dengan gendre dangdut.

"Apa salah dan dosaku sayang cinta suciku kau buang-buang lihat jurus yang kan kuberikan semar mesem, semar mesem"Edo bernyanyi sambik bergoyang tak jelas.

"Ehh do kalau goyang tuh yang bener napa sihh,, bikin risih banget gak enak dipandang gituu ihhhh"cerocos Sesil kesal.

"Apaan sih lo yah terserah gue dong gua yang goyang lo yang risih lagian kalau lo mau ikut goyang gak usah malu-malu ellah"Edo menatap Sesil dengan tatapan menggoda.

"Najis"Sesil mendelik"Sana ihh ke belakang ajha jijik guee tau gak"

"Yeee iya iya sayang abang pergi, tapi jangan kangen lo yah"Edo menggoda Sesil yang membuat orang yang ada didalam bus bersiul menggoda.

"Gandeng lu semuaa,pergi lu cepet jijik gue liat lo"murka Sesil.

Adit hanya terkekeh melihat berdebatan itu, ia langsung menoleh kearah Zelda yang mendapati Zelda sedang tertidur yang kepala diletakan dijendela bus.

Adit melihat wajah Zelda yang tampak kelelahan, terlihat sekali jika ia sedang punya beban.

Adit memasukan lengannya kedalam pundak Zelda dan membawa tubuh Zelda kepundaknya agar Zelda tertidur dengan nyaman sambil mengelus rambut Zelda yang panjang dan mencium pucuk kepala Zelda sayang.

"Lo tenang ajha Zel lo jangan merasa sendiri,lo masih punya gue yang bakal selalu ada buat lo yang akan selalu jadi sandaran lo dimana pun dan kapan pun"batin Adit.

****


ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang