13. Pelukan

136 23 0
                                    

***

Zelda memasuki rumahnya melewati Alfi, Mila, dan Chiko yang sedang berada diruang tengah.

"Zelda, kamu sudang pulang?" tanya Chiko.

Zelda menghiraukan pertanyaan papahnya, pikirannya melayang ke kejadian tadi ditaman.

Kenapa mantan tersayang Adit harus Ayana?
Sahabat yang udah khianatin gue dan buat hati gue hancur.

Alfi yang melihat adiknya tidak baik-baik saja langsung berlari menghampiri Zelda.

"Zelda hey! " Alfi menarik tangan Zelda yang membuat Zelda membalikan tubuhnya.
"Lo kalau jalan jangan bengong gitu, hampir ajha lo nabrak tangga"

Zelda segera sadar dari lamunannya, dan menatap Alfi tanpa kedip.

"Woy! Lo kenapa sih?" Alfi memengang pipi Zelda dan melihat air di sudut mata Zelda.

Zelda langsung merasakan sesak di dadanya setelah mengetahui status Ayana dan Adit. Walaupun itu masa lalu, tapi kenapa setiap orang yang berhubungan dengan Zelda pasti harus berhubungan juga dengan Ayana sahabat yang sudah mengkhianatinya.

Dulu Dito. Pacar Zelda yang sudah direbut oleh Ayana. Membiarkan hatinya hancur berkeping - keping.

Itu sebabnya Zelda tak ingin memiliki sahabat, walaupun sekarang dia sudah memiliki Citra dan Sesil yang menjadi sahabat barunya tetap saja dia masih trauma.
Itu pula dia tak ingin dekat-dekat dengan laki-laki.

Dan karna itu pula Zelda tak ingin mengenal Cinta.

Zelda yang sudah tidak kuat menahan rasa sesak didadanya, airmata yang sedari tadi ia tahan lolos juga membasahi pipinya yang mulus. Zelda menangis dihadapan Alfi kakaknya.

Alfi kaget? Tentu. Setelah sekian lama ia tidak pernah melihat Zelda menangis, dan baru kali ini ia melihat Zelda menangis lagi. Karna Zelda sekarang ialah Zelda yang kuat, tidak seperti dulu yang cengeng. Tapi sekarang, Zelda yang kuat kembali cengeng seperti dulu.

"Lo kenapa nangis?" Alfi menghapus air mata Zelda dan langsung memeluk adiknya dengan penuh rasa sayang, Alfi bersyukur kali ini Zelda tidak menolaknya.

Zelda butuh seseorang yang bisa menguatkan Zelda dan orang yang biasanya menguatkan Zelda sudah pergi. Nenek... Zelda kangen.

***

Di pagi hari Alfi sudah emosi karna menangisnya Zelda karna seorang lelaki.

Alfi tau. Karna jika Zelda sudah bilang 'Gue benci sama cowok' itu berarti ada laki-laki yang sudah menyakiti hati adiknya itu.

Alfi segera memasuki kelas mencari seseorang yang sudah menyakiti Zelda. Ternyata orang yang dicari Alfi sedang duduk dipojok kelas sambil meminkan ponsel. Alfi langsung menghampiri seseorang itu.

Brrakk!!

Alfi menggebrak meja dengan keras membuat murid yang berada dikelas langsung menoleh begitu pun orang yang ia labrak.

"Al-"

"Lo apain Zelda?" tanya Alfi to the point.

"Zelda? Emang dia kenapa?" tanya balik Adit.

Alfi menatap tajam Adit "LO NANYA KE GUE? HARUSNYA GUE YANG NANYA KE LO, LO APAIN ZELDA SAMPE DIA NANGIS?" teriak Alfi dengan muka yang memerah menahan amarah.

Adit mengernyit "Zelda nangis?"

Alfi mengepalkan kedua tangannya "Lo masih punya pendengaran yang baik kan?"

Adit menatap lekat Alfi "Hubungan lo sama Zelda emang apaan? Sampe lo kaya gini"

"Lo gak perlu tau" desis Alfi "Awas lo. Kalau gue tau lo nyakitin dan bikin Zelda nangis lagi. Lo berurusan sama gue dan lo bakal habis ditangan gue. Inget itu" ucap Alfi sambil menunjuk Adit.

Alfi menatap tajam Adit dan langsung pergi meninggalkan Adit.

***

Zelda sedang duduk dibangku taman sekolah, ia sedang memikirkan kejadian yang kemarin. Ia berusaha untuk tidak memikirnya tetapi kejadian itu selalu ada dipikirannya.

Pergerakan disampingnya membuat Zelda harus menoleh. Kebencian terlihat dari mata Zelda saat ia melihat siapa yang duduk disampingnya, ia hendak berdiri tapi ditahan oleh orang itu.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mutut Zelda, ia hanya menggerakkan tangannya agar terlepas dari cekalan Adit.

"Zelda gue mau ngomong sama lo" ucap Adit, ia terus mencekal tangan Zelda.

"Gak" ketus Zelda.

"Ayolah, gue mau ngomong sama lo Zel, pliiis"mohon Adit.

Zelda akhirnya pasrah dan kembali duduk disamping Adit.

"Lo kenapa nangis Zel? Apa gue punya salah sama lo?" tanya Adit lembut.

Zelda membukam "Zel gue mohon jawab pertanyaan gue, lo kenapa? Apa gara-gara waktu gue sebutin nama mantan gue ke lo, lo jadi kaya gini?" tanya Adit kembali dan Zelda mengangguk.

"Emang apa hubungannya sama lo Zel?"

"Nama itu nama sahabat gue yang ngekhianatin gue dit" jawab Zeda lirih.

"Tapi nama Ayana itu banyak didunia ini Zel, bukan satu doang. Gue yakin Ayana yang lo maksud bukan Ayana mantan gue, lagian mantan tersayang gue itu udah meninggal dia udah gak ada"

Zelda menundukan kepalanya  dan Adit mengangkat kepala Zelda "Hey, dengerin gue ya jangan berfikir kalau gue bakalan ngecewain lo, karna saat ini gue lagi berjuang buat bikin lo percaya sama gue. Dan disaat lo udah percaya sama gue, gue bakalan jaga kepercayaan lo semampu gue" Adit menarik nafasnya dan melanjutkan omongannya "Sekarang yang ada dihati gue itu lo cuma lo,  lo yang saat ini gue perjuangin"

Adit mendekatkan bibirnya ketelinga Zelda "do not think bad to me, because I will not make disappointed" bisik Adit

"But i'm afraid" jawab Zelda lirih.

"you need not be afraid, because there I beside you always take care of and will not disappoint you" ucap Adit.

Zelda mengangguk, airmata yang sedari tadi ia tahan akhirnya terjatuh ke kedua pipinya "Aku percaya kamu, tolong jangan kecewain aku"

Adit mengangguk sambil tersenyum tipis dan langsung memeluk Zelda dengan erat, ia pun mengecup pucuk kepala Zelda berkali-kali seperti tidak mau kehilangan orang yang sangat berarti.

Adit mengangguk sambil tersenyum tipis dan langsung memeluk Zelda dengan erat, ia pun mengecup pucuk kepala Zelda berkali-kali seperti tidak mau kehilangan orang yang sangat berarti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adit sangat senang karna ia sudah dipercayai oleh orang yang sangat ia sayang. Zelda.

"Ehh, tadi bilang apa?  Aku? Kamu?" ledek Adit.

"Is apaan sih" ketus Zelda malu. Zeda hendak melepaskan pelukannya, tapi ditahan oleh Adit yang semakin mempererat pelukannya.

"Jangan dilepas dulu, aku masih kangen" ucap Adit menenggelamkan wajahnya di leher Zelda.

....

ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang