02

3.2K 398 40
                                        

Pagi - pagi sekali bahkan saat matahari belum menampakkan dirinya dan ayam belum berkokok, mereka semua sudah berkumpul di pondok Werewolf untuk bersiap-siap. Pondok Werewolf merupakan tempat paling dekat untuk menuju ke Avernus sehingga mereka memutuskan untuk berkumpul disana agar tidak memakan tenaga yang terlalu banyak.

Walaupun sebenarnya itu tidak berguna karena mereka pasti akan menggunakan portkey para Wizard.

Setelah memastikan semuanya siap, tanpa basa - basi lagi, para Wizard langsung mengeluarkan portkey nya masing-masing dan merapalkan mantra. Seketika itu juga mereka semua sudah berpindah tempat ke puncak gunung dimana Avernus berada.

"Yeoksi, Wizard is the best" ucap Dino.

"Heh Demigod diem" ucap Chenle pada Dino.

"Gini - gini gue juga turunan Wizard ya" ucap Dino.

"Sstt! Kalian bisa diem ga sih?" Tanya Taeyong sambil menahan amarahnya.

Salah satu kelemahan Taeyong, ia sangat tidak sabaran dan tidak bisa mengontrol emosinya. Sehingga ia sering marah.

"Maap Hyung" ucap Dino dan Chenle bersamaan.

Taeyong hanya acuh, tak menanggapi permintaan maaf kedua lelaki itu dan memilih untuk terus berjalan.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena Avernus adalah tempat yang sakral, yaitu gerbang penghubung antara dunia atas dan dunia bawah sehingga sihir atau yang lainnya tidak diperbolehkan. Hanya kekuatan milik Hades dan anaknya yang boleh digunakan disitu. Jika ada yang melanggar, hukumannya sangat fatal.

Saat mereka tiba di jembatan Avernus, Haechan mendekati penjaga jembatan dan berbincang dengan mereka. Setelah menunggu agak lama, akhirnya Haechan menoleh pada teman-temannya dan memberi isyarat untuk lewat.

Mereka melewati jembatan satu - persatu dan hati - hati karena jembatan itu sudah sangat tua dan rapuh.

"Takuttt, kalo jatuh gimana?" ucap Chenle sambil bersembunyi di belakang Joshua.

"Dasar cupu" ejek Jisung

"Halah, kaya lu berani aja" ucap Chenle tidak terima.

"Nantang lu?" tanya Jisung.

"Heh bocah, diem bisa ga? Mau mati lu pada?" Tanya Seungcheol.

"Ampun Hyung" ucap Chenle dan Jisung bersamaan.

"Vampir kok pada galak semua sih?" Bisik Chenle ke Jisung.

"Heh gue denger ya" ucap Seungcheol dan memberi tatapan mematikan pada kedua orang itu.

Mereka melupakan fakta penting bahwa Vampir memiliki penglihatan dan pendengaran yang tajam. Sungguh, mereka merutuki kebodohan mereka sendiri.

"Ampun Hyung ampun" ucap Chenle memelas.

"Hm" jawab Seungcheol singkat dan tak angkuh.

Untungnya ia masih dijawab, tidak seperti Taeyong yang tidak menjawabnya dan berlalu begitu saja—itu yang ada di benak Chenle.

Butuh waktu sekitar dua jam bagi mereka semua untuk dapat sampai di seberang. Setelah semua berhasil melewati jembatan, mereka langsung melanjutkan perjalanan tanpa membuang-buang waktu lagi.

Perjalanan menuju Erebos bukanlah perjalanan yang mudah seperti yang mereka kira. Sepanjang jalan, terdengar suara jeritan jiwa-jiwa yang disiksa. Banyak hewan buas dan menyeramkan mengintai mereka dan siap beraksi kapan saja. Kenangan-kenangan terburuk jiwa-jiwa itu menghiasi langit yang mendung. Medan jalan yang sangat berbatu juga menyusahkan mereka.

SEMPITERNAL | NCT X SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang