Matahari sudah menampakan cahayanya yang masuk kecelah jendela kamar setiap manusia. Dengan ketiga manusia yang tidak terusik sama sekali karena cahaya yang sudah begitu terik.
Yeon Joo adalah manusia pertama yang bangun dari dunia mimpinya.
"Pa, bangun. Sudah jam sebelas." Yeon Joo meusuk-nusuk pipi Yoongi pelan.
Yoongi tertidur tenang, tanpa merasakan apapun. Ia tertidur dengan terlentang dengan Yeon Jae yang tertidur diatas tubuh ayahnya.
Selama semalaman, Yeon Jae terus rewel setiap sejam sekali, semua cara sudah dilakukan oleh Yoongi untuk menenagi puteranya, dari memberi ASI bahkan persediaan ASI sudah tinggal sedikit lagi dari yang diperkirakan Mi Rae, ia juga menimang-nimang dan karena sudah terlalu lelah, letih, dan lesu ia pun menidurkan Yeon Jae diperutnya dan setelahnya tidurnya tidak terganggu sama sekali.
Yoongi membuka matanya perlahan, "sudah pagi?" raacau Yoongi yang melirik kearah jendela yang memancarkan cahaya terang.
Jika Mi Rae berada disisi mereka, mereka tidak akan seperti ini, baru saja Mi Rae melangkah memasuki kamar pasti mereka sudah terlebih dahulu membuka matanya sebelum sang nenek sihir mengeluarkan amukannya. Dan jika tetap tidak bangun juga, mungkin aja Mi Rae akan melempar bom atom untuk membangunkan Yoongi dan Yeon Joo yang kadang sama-sama sulit untuk dibangunkan.
"Sekarang Yeon Joo mandi, papa akan mengantarmu kesekolah" ucapnya tanpa melirik jam.
Yeon Joo hanya memasang wajah malasnya, ia tidak habis pikir dengan ayahnya yang sudah jelas sekarang sudah siang, masih saja merasa ini masih pagi. Jika Yeon Joo pergi kesekolahpun pasti mereka akan segera pulang karena beberapa menit lagi waktu pulang sekolah akan terdengar.
"Papa, Yeon Joo sudah kesiangan."
"Siang? Memang sekarang jam berapa?" Yoongi membuka ponselnya yang berada di atas nakas tanpa memindahkan Yeon Jae sama sekali ditubuhnya.
Betapa tenangnya bapak satu ini saat melihat jam yang menunjukkan 11:40, ini bukan lagi kesiangan namun sudah menjelang waktu pulang.
"Ya sudah tidak usah pergi sekolah." Ucap Yoongi enteng.
Yeon Joo melemaskan bahunya, ini sungguh sangat parah, bagaimana nanti jika Mi Rae melihat rapotnya dan melihat absen ada yang terisi. Habis sudah waktu tidurnya saat liburan nanti.
"Kalau mama tau?" tanyanya lesu.
Yoongi memeriksa ponselnya lagi dan mendapatkan notifikasi 50 panggilan dan satu pesan yang ia yakini itu adalah ulah Mi Rae. Ia membaca pesannya dengan seksama;
From: Mi Rae -_-
AKU TAHU KAU PASTI TELAT BANGUN DAN ANAKKU TIDAK PERGI SEKOLAH
Capslock jebol. Itulah yang selalu dilakukan Mi Rae saat mendapati suaminya yang sering tidur, baik dari pesan maupun berbicara langsung pasti capslock jebol tanpa ada koma sama sekali.
"Papa kenapa?" tanya Yeon Joo yang menatap raut wajah Yoongi yang berubah sendu.
"Nanti saat mama pulang, papa akan tidur diluar sendirian lagi." Jawabnya pelan dan masih terdengar oleh Yeon Joo yang memasang wajah masam yang sudah biasa melihat papa yang yang akan tertidur diluar jika sudah sulit dibangunkan.
***
Yeon Joo turun dari mobil dan berlari memasuki gedung sendiri, "JANGAN LARI-LARI!!" teriak Yoongi yang baru saja turun dari mobilnya.
Yeon Joo tak mengindahkan teriakan ayahnya yang menggelegar tanpa malu itu, ia dengan cepat masuk gedung dan bertemu dengan Adora yang baru saja keluar dari ruangan rekaman.
"Bibi Adora" panggil Yeon Joo dengan ceria
"Yeon Joo" balasnya dengan senang, "Kau kemari dengan siapa?" tanya Adora yang menuntun Yeon Joo ke kafetaria.
"Yeon Joo ingin apa?" tanya Adora yang menatap Yeon Joo yang berada digenggamannya.
"Yeon Joo ingin es krim" pintanya dengan semangat. Ia memesan satu es krim dan satu kopi untuk dirinya, mereka duduk disalah satu meja yang tidak berpenghuni.
"Mama tidak ikut?" tanya Adora yang menyesap kopinya.
Yeon Joo menggelang. "Mama sedang di Paris."
"Apa Yeon Joo tadi sekolah?" tanya Adora yang memastikan jika Yoongi tidak melakukan hal-hal kecil seperti dahulu seperti sering tidur disaat semua sedang panik.
Yeon Joo menggeleng kembali. "Kami kesiangan dan papa menyuruhku tidak berangkat saja kesekolah." cerita Yeon Joo pada Adora yang sudah ia anggap seperti kakaknya.
"Ayah sialan." gumam Adora pelan.
"Apa bibi sedang menghujat papa?" tanya Yeon Joo polos.
Adora tersenyum kikuk karena ketahuan sedang mengumpat ayah dari anak yang sedang bersamanya itu. "tidak apa-apa bi, aku pernah mendengarnya yang lebih parah dari yang bibi ucapkan."
Lagi-lagi Adora hanya tersenyum kikuk, "memangnya Yeon Joo pernah mendengarnya juga?"
Yeon Joo mengangguk dan sesekali menyuapkan es krim kedalam mulutnya. "Pernah, sekali. Itu juga saat malam hari Yeon Joo sedang ingin buang air, tapi dari kamar papa, Yeon Joo mendengar mama yang berteriak dan mengumpat papa dengan kasar tapi setelahnya papa tertawa mendengar umpatan mama," wajah Adora melongo seperti tahu apa yang dilakukan kedua orang tua Yeon Joo.
"Saat pagi harinya, Yeon Joo bertanya ke papa karena Yeon Joo takut kalau mama dan papa sedang bertengkar, tapi papa hanya bilang jika mama dan papa hanya sedang bermain kuda-kudaan dimalam hari, dan Yeon Joo tidak boleh ikutan." ceritnaya dengan mengakhiri kesedihan karena tidak boleh ikut bermain kuda-kudaan bersama kedua orang tuanya.
Adora sangat khatam dengan kelakuan mesum Yoongi, apalagi dia mengatakan kuda-kudaan kepada anaknya sendiri, kenapa tidak mengatakan jika mereka sedang membuat adik? Apa mereka tidak bisa membuat perumpaan yang lain saja? Bahkan anaknya jika bertanya seperti itu ia hanya akan mengatakan jika ia sedang kesakitan. So, tidak da perbedaan dengan yang dikatakan Yoongi dengan kuda-kuda bukan?
Hayati lelah membayangkan bagaimana kelakuan Yoongi dan keluarga.
"Yeon Joo sudah berbicara dengan mama?" Yeon Joo menggeleng, "Kenapa?" tanya Adora kembali.
"Yeon Joo malu untuk mengatakan kalau Yeon Joo rindu mama, Yeon Joo tahu semalam mama sedang melakukan video call dengan papa dan melihat Yeon Joo di kamar, maka dari itu Yeon Joo memberi finger heart kepada papa, padahal itu untuk mama." Yeon Joo menunduk karena ia malu mengutarakannya.
"Sayang, percayalah. Semua anak pasti seperti Yeon Joo yang malu untuk mengatakan jika mereka mencintai dan merindukan orang tuanya, seperti Yeon Joo. Bibi juga seperti itu pada nenek Michelle, tapi percayalah sayang, kasih sayang mama dan papa tidak akan pernah hilang dan berkurang kepada anak-anaknya, terutama Yeon Joo yang pintar ini." Adora mengacak rambut Yeon Joo pelan
Anak tersebut tersenyum begitu manis. Lalu mereka pergi dari sana setelah menghabiskan es krim milik Yeon Joo.
"Terima kasih bibi atas es krimnya." Ujar Yeon Joo dengan sangat manis, bahkan ia menyimpan kedua tangannya di perut dan menunduk tanda berterima kasih.
Adora tersenyum senang melihat Yeon Joo yang begitu manis yang mengingatkan kepada puterinya yang berada dirumah, "sama-sama sayang, bibi pamit pulang ya, Michell sedang menunggu bibi dirumah."
Yeon Joo melambaikan tangannya hingga Adora menghilang dari pandangan.
Mama Papa, aku mencintai kalian. Maafkan anakmu yang selama ini menyusahkanmu, membangkangmu dan selalu marah tanpa sebab kepadamu. Tanpa mama dan papa, aku bukanlah apa-apa. Aku mencintai kalian. Apa kalian akan mengucapkan hal yang sama sepertiku? Aku harap kalian bisa mengungkapnya secara langsung kepada orang tua kalian sebelum terlambat.
Bandung, 16 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Daddy Is My Hero [Complete]
FanfictionPapa adalah pria yang paling sibuk, Tetapi papa selalu ada untuk keluarganya. sesibuk apapun papa, papa akan pulang untuk bermain dengan anak-anaknya. Papa adalah superhero yang dikirim Tuhan untuk Yeon Joo dan Yeon Jae, mama sering mengatakan; p...