22. Poisoning

871 114 4
                                    

"Yeon Joo, mana seragam sekolahmu?" teriak Yoongi dari arah kamar mandi.

Yeon Joo berlari membawa seragam sekolahnya dan menyerahkan kepada ayahnya yang sedang mode rajin itu, dari tidur yang bangun lebih awal, memasak makanan enak, memandikan kedua anaknya, mencuci piring, merapihkan semua rumah hingga rumah tetangga, kebun dibelakang, bahkan berubah profesi menjadi tukang sampah komplek.

Karena Yeon Joo anak yang baik, ia tidak ingin mengubah mode ayahnya, jika sudah ditegur maka ayahnya akan berhenti dan mager selama dua minggu. Itu lebih mengerikan dari pada saat menjadi mode rajin.

"Pa, kapan mama pulang?" tanya Yeon Joo yang ikut memisahkan baju.

"Dua hari lagi, papa sudah tidak sabar," jawab Yoongi dengan tangan yang bergerak aktif.

"Papa, apa kita akan membuat kejutan?"

Yoongi terdiam, alis sebelah kanan yang terangkat, bibir yang maju setengah centi, kening yang mengkerut, mata yang bergerak kekanan kekiri. "Gak usah deh ya, buang-buang uang."

Yeon Joo menganga mendengar jawaban ayahnya yang awalnya berpikir seperti orang waras.

Saat mereka sedang asik mencuci baju suara tangisan Yeon Jae begitu terdengar hingga telinga mereka rasanya akan pecah, Yoongi berlari menghampiri Yeon Jae yang terbangun dari tidurnya. "Kenapa sayang, kamu lapar?" tanya Yoongi.

Yeon Jae hanya terus menangis. "Noona, tolong ambilkan susu untuk Jae."

Yeon Joo berlari menuju lemari pendingin khusus susu eklusif, ia menggeledah isi pendingin dan tidak menemukan satu pun susu yang tersisa. "PAPA, SUSU JAE HABIS," teriak Yeon Joo dari jauh.

Yeon Joo kembali kedalam kamar dan melihat adiknya yang masih menangis karena lapar. Yoongi menyimpan Jae yang masih menangis diranjang miliknya dan pergi membawa dompet dan kunci motor.

"Papa mau kemana? Jae masih menangis?!" ucap Yeon Joo yang ikut menenangkan adiknya.

Yoongi menoleh sebentar. "Jaga adiknya sebentar ya, papa akan membeli susu untuk Jae di mini market depan, papa berangkat," pamitnya dengan terburu-buru.

"Jae-ah, kenapa? Jae laper? Mau susu? Tunggu ya, papa lagi beli buat Jae, papa baik kan Jae, nanti kalau Jae udah besar, Jae harus seperti papa yang sangat baik dan menjaga keluarganya," monolog pada adiknya yang masih menangis, namun tak sekencang sebelumnya.

"Jae, rindu mama?" Yeon Jae langsung terdiam mendengar kata mama yang meluncur di mulut kakaknya.

"Jae, benar-benar rindu mama ya, noona juga. Dua hari lagi mama pulang, mama bakal main sama kita lagi, jadi jangan nangis ya." Yeon Jae tertawa kecil membuat kakaknya ikut tersenyum.

Tak lama kemudian Yoongi datang dengan susu yang sudah ia buat, dan melihat puteranya sudah selesai menangis membuatnya lega. "dodot," ucap Jae yang menunjuk botol susu yang dibawa Yoongi.

Yoongi tersenyum, ia berjalan menghampiri kedua anaknya yang sedang berada diranjang, ia memberikan susunya pada Yeon Jae, dengan cepat puteranya menghabiskan susu tersebut lalu kembali tertidur.

Selang beberapa jam, waktu mereka untuk makan siang, namun Yeon Jae tidak memiliki nafsu makan seperti biasanya, tak lama kemudian puteranya muntah-muntah dan diare. Membuat Yoongi dan Yeon Joo ketakutan dengan yang dialami oleh Yeon Jae.

"Papa, Jae kita bawa ke rumah sakit," ajak Yeon Joo dengan sangat khawatir.

Yoongi dengan cepat membawa Yeon Jae kedalam mobil dengan diikuti Yeon Joo. Ia tidak sempat mengganti pakaian, memakai sendal rumah saking khawatirnya terhadap sang putera.

Ia dengan kecepatan sedang, ia dengan terus menggendong Yeon Jae dan juga menyetir, ia sangat takut terjadi sesuatu terhadap puteranya. "Bertahanlah sayang, kita akan sampai," bisik Yoongi pelan.

Sesampainya di rumah sakit, Yoongi langsung membawa Yeon Jae kedalam ruangan emergency. "Dok tolong putera saya," pintanya dengan wajah yang sudah memerah menahan tangis.

"Apa yang terjadi?" tanya dokter dengan membawa Yeon Jae kedalam ruangan.

"Dia tidak nafsu makan, terus saja muntah dan diare."

"Apa yang terakhir dia makan atau minum?" tanya dokter dengan terus memeriksa detak jantung Yeon Jae yang mulai tidak stabil.

"Ambil infus, dan alat bantu nafas," perintahnya pada bawahan dokter tersebut.

"Apa yang terjadi dengan putera saya?" tanya Yoongi yang bingung dengan alat-alat yang mulai ditempel di tubuh mungil Yeon Jae.

"Sepertinya dia keracunan, apa yang terakhir dikonsumsi?"

"Susu formula," jawab Yoongi dengan pelan saat ia mengingat terakhir puteranya mengisi perut.

"Apa ia sudah terbiasa meminum susu formula?" Yoongi menggeleng, "Dia keracunan susu formula, dan tolong panggil polisi untuk menyelesaikan kasus susu palsu yang sedang beredar."

Yoongi membesarkan matanya tidak percaya, "maksud dokter susu palsu bagaimana?"

"Sejak sebulan ini banyak pasien anak-anak yang keracunan susu, seperti putera tuan. Jadi saya mohon untuk melaporkannya kepada yang berwajib."

Yoongi keluar ruangan dengan lemas, Yeon Joo yang menunggu ayahnya pun dengan cepat menghampiri ayahnya.

"Papa, Yeon Jae kenapa?" tanya Yeon Joo khawatir.

"Papa gagal menjadi ayah, papa tidak bisa menjaga anak-anak papa, papa tidak pantas menjadi ayah." Yoongi menitikan air matanya di hadapan puterinya.

Puterinya dengan cepat memeluk ayahnya, "pa, papa sudah mengurus kami dengan begitu perhatian, papa jangan seperti itu, Yeon Joo sedih mendengarnnya." Yeon Joo ikut menangis.

Yoongi mengangkat puterinya kedalam gendongannya dan terus memeluk Yeon Joo. "Jangan tinggalkan papa," bisik Yoongi.

"Yeon Joo tidak akan meninggalkan papa, Jae juga."

Yoongi menurunkan Yeon Joo dan mengambil ponselnya didalam saku, ia memanggil istrinya melalui telepon namun hanya operator yang menjawab jika ponsel Mi Rae sedang tidak aktif. Ia tahu jika istrinya sedang berada di pesawat, sedang melayani penumpang.

Ia pun mengirim pesan kepada Mi Rae, supaya setelah mendarat istrinya bisa membaca pesan darinya. 

Bandung, 25 November 2018

Aku mau bilang kalau sebentar lagi cerita ini akan tamat.. 😭😭

Apa susah gitu cuma pijit bintang di pojok 😭😭

Tapi sebelumnya aku mau berterima kasih kepada kalian yang setia baca cerita ini dan yang setia vote juga. Gomawoo.. ❤❤❤

Seeyou ❤❤❤

4. Daddy Is My Hero [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang