Part 22 [Panic]

2.7K 125 4
                                    

Happy reading!
.
.
.
Bintang membuka kotak marron berhiaskan pita besar berwarna gold.

"Astagaa!" Bintang mengambil gaun berwarna rose gold itu dengan hati-hati lalu menempelkannya pada tubuhnya sembari bercermin.

"Gue mampu beli ini, tapi buat harga gaun doang terlalu sia-sia." Bintang mendecih pelan.

"Non Bintang, itu udah ditungguin di depan."

"Iya bentar, sabar." Bintang segera memakai gaun tersebut dan memoles wajahnya sebisanya, tidak lupa membawa clutch dan memakai stilleto broken white miliknya.

Arga melihat Bintang turun seketika terdiam tanpa mengalihkan pandangan dari wanita itu. Rambutnya digerai indah, alisnya yang tegas dan matanya yang teduh.

"Kamu cantik."

"Sejak kapan lo jadi kamu. Ayok Ga, keburu malem."

Tidak lupa Arga membukakan pintu mobil untuk Bintang dan membantu gadis itu naik.

"Gue emang pinter milihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue emang pinter milihnya."

"Gue rasa semua gaun cocok sama gue, secara badan gue ideal."

"Sejak kapan lo narsis." Arga terkekeh pelan. Namun tak kunjung ada respon dari Bintang. Ternyata gadis itu sedang memandang keluar, melihat ramainya kota dimalam hari.

"Lo pasti nggak pernah keluar malem."

"Maaf?" Bintang menoleh tak suka.

"Kemana aja lo selama ini?"

"Sejak saat itu gue jadi penakut."

"Takut?"

"Gue takut malem, gue takut gelap, gue takut semua yang selama ini gue impikan ilang gitu aja karena malam. Kita tau di gelapnya langit pasti ada bintang, tapi ada suatu saat dimana bintang nggak muncul lagi karna langit menutupnya dengan awan."

"Lo baik-baik aja Bi?" Arga menggenggam tangan Bintang dengan lembut.

"Gue ada disini buat lo. Well, masih ada niat ke pesta?"

"Pasti, gue laper." Arga mendecih pelan membuat Bintang terkekeh.

Dengan sangat terpaksa Bintang berpegangan pada lengan Arga saat berjalan memasuki gedung. Laki-laki hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.

"Lo ikut gue sebentar."

"Astaga, kaki gue udah pegel banget Ga."

"Mau gue gendong?"

"Jangan gila."

"Yaudah yuk, bentar doang, abis itu terserah lo mau ngapain."

"Fine!"

Setelah berjabat tangan dengan dengan para pimpinan dan sedikit basa-basi. Akhirnya disinilah mereka. Duduk berdua diatas rooftop gedung itu ditemani anggur mahal dan udara malam yang menusuk sampai tulang. Untunglah Arga meminjamkan jasnya untuk Bintang.

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang