-prolog-

13K 793 89
                                    

"Liar, unik, sinting. Aku menyukainya."

Serentetan kata keluar dari mulut Park Jimin. Seorang pria berumur dua puluh tujuh tahun sambil menggoyangkan gelasnya yang berisi vodka. Senyuman tipis terukir saat maniknya masih saja terfokus pada seorang gadis berambut pirang dan berkuncir dua yang sedang mengayunkan tongkat bisbolnya. Jangan lupa, di ujung rambut gadis itu ada yang berwarna merah dan juga biru.

Pakaiannya... dia memakai hot pants. Jaket bomber berwarna merah mengkilat. Choker hitam pun mengelilingi lehernya. Sepatunya? Dia memakai sepatu olahraga dengan warna yang mencolok.

I want her to be... my baby girl...

"Hyung, kau menyukainya??"

Jimin menoleh. "Kenapa, Kook? Kau keberatan?"

"Bukan itu maksudku!" Pemuda yang mengajak Jimin berbicara itu berdecak. "Dia masih dua puluh tahun!"

"Oh, benarkah? Kau tahu darimana, Jeon Jungkook?"

Pemuda itu diam. Ya. Jeon Jungkook. Pemuda yang berusia dua tahun di bawahnya itu sudah Jimin anggap adiknya walau berbeda keluarga. Buru-buru Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Dia sendiri yang bilang padaku."

"Oh, benar juga," ucap Jimin. "Kau 'kan pemilik club ini, jadi wajar kalau kau mengetahuinya."

"Ya, ya. Terserah."

"Kalian serius sekali, jangan lupakan kami!"

Jungkook dan Jimin menampilkan wajah datar. "Hoseok Hyung.."

Jung Hosoek. Pemuda itu hanya mendengus kesal. "Kalian membicarakan si gadis Harley itu?"

Jungkook mengangguk. "Jim--AKH! HYUNG! SAKIT!"

Jimin baru saja mencubit pinggang Jungkook. Jika saja pemuda bermata bulat itu masoh meneruskan kalimatnya, bisa-bisa dia habis di tangan Jimin.

"Shut up," titah Jimin membuat Jungkook membeku.

Well, pemuda itu tidak bisa melawan Jimin, karena Jungkook baru saja mendapatkan tatapan tajam yang cukup mematikan dari Jimin. Membuat Jungkook langsung meminum vodka-nya.

"Kau tertarik padanya?" tanya Taehyung, yang tak lain adalah sahabat Jimin yang memiliki umur yang sama dengannya.

"Lumayan," jawab Jimin. "Auranya.. membuatku penasaran."

"Kenapa tidak kau dekati saja?" saran pemuda berbahu lebar, Seokjin.

"Aku hanya ingin memperhatikannya dulu."

Jimin mengerjap. Gadis yang sedari tadi dia perhatikan hilang dalam sekejap. Membuatnya menoleh dengan siaga. Jimin meringis saat kepalanya mendapatkan pukulan.

"Kau kenapa, sih? Seperti orang kehilangan mangsa saja," ujar Namjoon.

Jimin berdecak. Tangannya masih saja mengelus pucuk kepalanya yang terasa sakit. Pria itu terkejut, karena meja yang ada di depannya... dipukul dengan pemukul bisbol. Dan meja itu... hancur. Tidak hanya dirinya yang terkejut, bahkan keenam teman-temannya juga merasakan hal yang sama.

"Ups."

Jungkook menatap datar ke arah pemilik pemukul bisbol. "Ini sudah meja kelima yang kau hancurkan, Harley girl."

Jimin hampir tersedak air liurnya sendiri. Ternyata, gadis yang dicarinya sudah ada di depan matanya. Gadis itu hanya mendaratkan dagunya di ujung pemukul bisbol sambil mengemut sebuah permen bulat yang memiliki tangkai plastik.

Daddy's Lil Harley [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang