[21.0] ti adoro

2.9K 395 128
                                    




「  hell you, Cupid. your arrow hit me but missed her. can you please not miss the target next time? 」




Dini hari, kelopak ganda itu belum dapat terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dini hari, kelopak ganda itu belum dapat terpejam. Sofa itu masih bergerak sesekali, pertanda Taeyong belum dapat mengistirahatkan tubuh dengan tenang.

Sial—bagaimana bisa ia bisa tidur nyenyak setelah mendengar hal di luar dugaan semacam tadi?

Penghangat ruangan yang lagi–lagi berulah, ditambah perkataan teman– temannya di telepon semakin menambah beban pikiran. 

Bahkan ia sendiri juga tak mengerti dengan respon tubuhnya yang mendadak tak bersemangat ... untuk pulang. Semua masihlah teramat jelas.

'SISILIA ITU SEMPIT, YUTA-SAN! Aku paham sekali dengan mereka, apalagi si Brengsek Daniel ... mereka-pasti-bertemu!'

'Aku ingin bahagia, Paman. Hanya sesederhana itu saja—bersamanya. Kenapa bisa sulit sekali? Aku tak butuh siapapun, hanya dia.'

"Ck," decaknya kemudian terduduk. Isi kepalanya semakin berputar tak karuan, ditambah pergolakan batin yang terus saja memaksa di dalam sana. 

Kali ini, pikiran dan hatinya mengirimkan respon yang sama—menolak patuh.

Tapi, mustahil rasanya.

'Saat menginjakkan kaki di Sisilia, aku seperti merasakan ... bahwa ia seperti berada di sekitarku, entah mengapa.'—Jennie mengeratkan pelukannya di leher sang Paman.—'Aku tak yakin bisa menghilangkan makna dirinya dari Sisilia. Segala hal tentangnya, sudah ku rancang dengan baik di sini.'

'Kau yakin ... tak akan berubah pikiran setelah meninggalkan pulau ini?' Taeyong menoleh kecil. Merasa sudah muak dengan apa yang sejak tadi ia dengar.

Wajah itu pun tertekuk, bersandar di punggung sofa, memberi tatapan liar ke sekeliling—begitu saja seterusnya. Rambut atasnya sesekali ia tarik perlahan, melampiaskan gelisah yang tak berujung. Mencari akhir dari jalan buntu yang menghinggapi diri tanpa ampun. 

Itu tak mungkin disengaja, iya 'kan? Satu pertanyaan itu terus saja mengapung di kotak penasarannya.

'Bersamalah ... denganku. Selalu.'

'Aku tidak bisa ... berjanji.'

'Tak ada artinya jika Jennie tetap bersama Daniel, Bung. Kau bilang kau benci menjadi pemeran tambahan 'kan? Sekarang kau yang menjadi figurannya, Baka!'

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 | lty x kjn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang