[22.0] c r e d e r e

3.3K 422 278
                                    




「you never know how much you really love someone until you watch them love someone else.




Lengan itu mendorong sedikit tubuh sang pria, memberi spasi di antara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengan itu mendorong sedikit tubuh sang pria, memberi spasi di antara mereka. Jennie menunduk ke arah lain, tepatnya memainkan ujung piyama.

Berujarlah sang pria, diselingi usapan pelan pada punggung tangan sang wanita. "Kee Kee, do you love me ...," seakan bernyanyi pelan.

"Hah?" Jennie menyipit, refleks mendorong lagi dada Taeyong agar lebih menyingkir ke sisinya. Namun pergelangan tangannya dicekal begitu saja, disertai siratan mata datar berpadu permohonan.

"Jennie, do you love me?"

Jennie menggeleng kaku.

Lagi, dengan subjek yang ditukar. "Jennie, do you believe me?" tatap manik itu lekat.

Jennie pun mengangguk patuh.

Merasa disambut, sunggingan milik Taeyong baru saja terpatri. Wajah itu mendekat, kemudian mulai membenturkan bibirnya dengan perlahan pada kurva mungil milik Jennie. 

Hanya menyentuhkan permukaan bibir saja, namun seluruh tubuh itu bagaikan terjangkit sengatan listrik ribuan volt. Ini gila.

"Kenapa?"

Ujaran pelan Jennie memburamkan kegugupan, tersenyumlah ia. Lee Taeyong—si player-kelas-kakap sebutan dari Yuta sudah tak berdaya dengan wanita minim pengalaman asmara seperti Jennie. Apa kata dunia, huh? Tapi, itu memang kesialan yang terlanjur ia syukuri.

Kelopak Jennie lambat laun terkatup, membiarkan Taeyong menciumnya (lagi). Sudahlah, hari ini bibirnya menjadi tawanan penuh dari pria dua-delapan itu. 

Bantal itu sedikit mengempis, bersamaan dengan sandaran kepala Jennie yang mulai tenggelam.

Dengan berbaring menyamping, Taeyong lihai melayangkan kecupan–kecupan kecil di sana. 

Tumpuan tangan wanita Kim di bahunya seakan menariknya untuk semakin menekan bibir itu, memberi pelayanan berupa hisapan maupun lumatan lembut sepertinya tidak salah. Toh, ia sudah melajang ... sejak kemarin lusa.

Gesit. Jennie mulai mengimbangi pautan yang diberikan padanya, meskipun masih agak terengah. Lee Taeyong lebih menggila, rupanya. Ia tak terbiasa dengan permainan tak sabar semacam ini. 

Decakan samar pun mengundang hawa panas di kamar tersebut, degupan Jennie semakin menjadi.

Kuluman dari Lee Taeyong berhasil menembus pertahanan, cengkraman pada bahu semakin Jennie layangkan erat. Deru mereka tak lagi teratur, mulai sembarang dan mencuri seenaknya.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 | lty x kjn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang