[9.0] e m o z i o n e

4.2K 499 146
                                    




「There's a point in every relationship when you're realize it's over and seldom is it the day you break up. For some, that moment is long after you say goodbye. For others, the moment is long before.—When It's Over by Lang Leav.




Tengah hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengah hari.

Deburan ombak masih menyapa garis pantai dari kejauhan, menimbulkan buih kecil yang sesekali menghempas para turis yang tanpa henti membenamkan diri pada air. 

Padahal matahari hampir berada di atas kepala, namun masih ada saja penghuni pantai yang datang silih berganti.

"Sebenarnya, apa alasanmu ke sini?"

"Hah?" Jennie tersadar dari lamunan. 

Pertanyaan dari pria di depannya membuat Jennie menambah sedikit durasi menyusun jawaban.

Sepuluh detik terlewat, tak ada balasan apapun yang Taeyong dapat.  

Merasa tak sabar—bercampur rasa panas yang mulai menyengat kulit—ia memutuskan menoleh sedikit. "Minta sunblock-mu."

Sunblock dalam genggaman Jennie terulur, bersamaan dengan posisinya yang ikut maju. Menyejajarkan diri agar duduk bersama dengan 'suami'-nya itu. 

Yakinlah, dipunggungi itu tidak enak.

Sial, kenapa harus pindah? Taeyong memasang muka tak nyaman, lalu memakai krim itu ke sekitar tangan juga kaki. 

Seharusnya ia sudah memakainya dari tadi.

"Dulu ... ada bocah lelaki yang pendiam, tapi ia punya sebuah kotak musik. Kotak itu  menyimpan setiap lagu dari seluruh dunia." Jennie meluruskan kaki, tanpa melepaskan pandangan pada pantai. "Suatu hari, ia bertemu dengan bocah perempuan yang tak pernah sekalipun mendengar nada ... seumur hidupnya.

Jennie tersenyum tipis. "Ia memainkan  lagu kesukaannya untuk bocah perempuan itu. Ia menyaksikan wajah itu berseri, penasaran ketika musik memenuhi langit dan lirik–lirik puisi menggugah si bocah perempuan. Ia yakin, pasti bocah perempuan itu belum pernah merasakan hal itu sebelumnya."

Taeyong mengernyit. "H—huh?

Mencoba mencerna semua yang baru ia dengar dengan kapasitas otak dangkalnya.

"Tanpa bosan, ia terus memainkan  lagu–lagunya untuk si bocah perempuan yang  akan duduk dengan tenang di sebelahnya —ya,  seperti.. berharap jika ia hanya bisa berkomunikasi dengan bocah perempuan  itu melalui lagu–lagu yang ia putar. Selang waktu berlalu, mereka pun bertumbuh remaja.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 | lty x kjn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang