[23.0] c l e s s i d r a

3.4K 405 143
                                    




「 We are fall in love, some of us say it aloud, and some of us hide it in the deepest of their heart.




Jemari Jennie bergerak kecil pada lipatan sprei, menunggu pria yang—ia tak mau tahu sebenarnya—telah menempatkan diri di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari Jennie bergerak kecil pada lipatan sprei, menunggu pria yang—ia tak mau tahu sebenarnya—telah menempatkan diri di hadapannya. Tembok, sudut kasur, langit kamar—hanya itu yang menjadi titik perhatiannya. 

Entahlah, ia terlalu gugup untuk menarik mata itu dalam sorotannya barang sedetik.

Lengkungan di bibir Taeyong mulai terbentuk. Segila–gilanya dia, baru kali ia menaruh rasa pengertian terhadap lawan 'ranjang'. Bukan, Jennie bukanlah lawan ranjangnya ... melainkan pasangan ranjang. 

Wajah datar yang enggan menoleh ke arahnya semakin terlihat menggemaskan bagi si player satu ini, seperti akan memasangkan popok pada bayi ... mungkin.

"Spread your legs, and I'll show you how much I love you."

Jennie bergerak patuh, intruksi ringan itu baru saja menjangkitkan dentuman jantungnya. Membuka perlahan 'akses' bagi sang 'suami' untuk melakukan bagian inti. Baiklah, Jennie semakin gugup.

Taeyong merendahkan kembali tubuhnya, bersamaan dengan tangan yang menuntun miliknya pada pusat tubuh itu. Seorang Lee Taeyong harus memasung segala obsesi setan yang selama ini ia tunjukkan—si penjahat kelamin. 

Tapi ... sialnya, tubuh itu tak dapat berkutik dengan liang luar Jennie yang ... helaan napas pun memburu.

Di bawahnya, desauan Jennie mulai memberat. Pinggiran bantal masing–masing ia cengkeram erat, merasakan gelenyar panas kala kewanitaannya dihujam dengan perlahan. 

Gelengan kuat ia berikan, kepalanya tak dapat bergerak tenang meskipun beberapa kali Taeyong meraup lembut bibirnya. Berusaha menenangkan. Tapi, ini benar–benar menyakitkan ia rasa.

"Sakit, Lee Taeyong ... sungguh!"

"Tidak. Hanya sebentar." Sama gilanya dengan Jennie, Taeyong pun merasakan kepanikan. Peluh terus bercucuran menguari pori–pori, rahangnya menggertak tak karuan. Pinggul Jennie ia cengkram tak sabar, gerakan yang Jennie berikan padanya terlalu cepat—menggeliat seakan ingin lepas jeratan.

Tanpa ampun, Jennie berusaha mendorong tubuh itu. Intimnya seperti akan dipaksa untuk dimasuki, dan itulah yang membuat bulir bening mengalir dari ujung mata. Tubuh dan asas logikanya saling melempar tolakan. "Kau gila ... ini sak—akkhhh ... KIT!"

Itu berlangsung begitu cepat, Taeyong baru saja menembus penghalang di dalam sana dengan sekali hentakan. Ditandai dengan ... cairan segar yang mengalir bebas, meninggalkan bercak pada seprai.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 | lty x kjn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang