[18.0] s e d u z i o n e

2.8K 379 153
                                    




love? but she's not ready for that. 」」




Celah pintu sedikit terbuka, ada sepasang mata yang mencoba mengawasi dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celah pintu sedikit terbuka, ada sepasang mata yang mencoba mengawasi dari dalam. Diam–diam. Sejak dua-belas-menit lalu, memang. Tak ada aktivitas berarti yang terlihat selain...

... oh—ada langkah kaki, rupanya. Kala derap itu menapaki tangga semakin mendekat, pintu itu langsung kembali terkunci dengan sangat cepat.

Satu ketukan pun tercipta, pada pintu kayu yang seakan tak berpenghuni. Padahal ini sudah pukul sembilan, dan tak biasanya pemilik kamar tersebut bangun kesiangan. Oh, maksudnya sengaja.

"Majikan Sayang, sarapanmu sudah tersedia. Laporan selesai."

Hening. Sebelah alis Taeyong menukik sekilas, menyadari bahwa himbauannya tak digubris sedikit pun. Padahal sebelumya ia sangat menyakini, bahwa Jennie benar–benar sudah bangun sejak tadi. 

Terlalu peka telinganya untuk mendengar engsel pintu tersebut kala mendekat beberapa menit lalu. Mungkin mencari perhatian, Taeyong tersenyum simpul lalu kembali turun.

Di dalam, Jennie masih melirik tajam ke arah pintu tak bersalah. Tak ada lagi bebunyian yang patut dicurigai dibalik sana, sepertinya. Ah, baguslah. 

Kemelut 'api'-nya masih membara, pertanda ia masih belum memaafkan perkara semalam. Dia pikir aku luluh, gumamnya sinis.

Ya, siapapun itu harus tahu betapa kesalnya seorang putri Tuan Kim ini. Bahkan Daniel saja tak pernah memperlakukannya dengan kasar, Jennie bersungut sembari mengacak–acak selimut kesayangan yang tadinya terlipat tadi. "Benar–benar sialan!" desisnya.

┏━━━━━━━🌹━━━━━━━┓

dear future husband

┗━━━━━━━🌹━━━━━━━┛

Buku pasport itu telah berada di genggaman Jennie hampir belasan menit, seakan menimbang. Di sebelahnya, ada mesin cuci yang sedang berputar dipenuhi busa. Dua objek mati itu pun ia tatapi secara bergantian.

Awalnya agak ragu, namun tetap ia lakukan. Akhirnya, tanpa iba buku hijau miliknya berakhir pada lubang alat pencuci yang terganga seolah lapar minta diisi.

Berhasil sudah usahanya ... agar memiliki alasan jadwal liburan dapat diperpanjang. Hah?

Untuk apa? Ya, tentu saja agar durasi bertemu dengan Daniel lebih lama dan Taeyong lebih dulu pulang. Catat, sen-di-ri-an. Siapa suruh membentaknya semalam? Jennie mencebik angkuh lalu mengalungkan handuk di leher.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 | lty x kjn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang