Throne Of Love • ON HIATUS | 배진용 & 김민주

#5

Kerajaan Dinasti Wang, Negeri China

Putri cantik kerajaan Wang sedang dirundung kebimbangan atas surat yang diterimanya pagi ini, bibir tipis nan merahnya sedang mengumamkan kata2 indah yang tercurah di atas perkamen Kerajaan di Negeri Ginseng.

Ia menerima perintah dari orang yang sangat mengagguminya itu untuk datang ke Istana untuk menemui keluarga kerajaan disana yang ingin secara langsung mengenal putri yang dicintai oleh Putra Mahkota kerajaan itu.

Namun yang menjadi perdebatan adalah bagaimana reaksi keluarganya atas surat itu. Keluarga mereka saling membenci satu sama lain. Hal ini pasti akan memperkeruh keadaan yang sudah sangat renggang di masa lalu.

Ia pun memberanikan diri mengunjungi Istana Raja & Ratu. Disana terlihat sepasang kekasih yang memerintah kerajaan ini saling bersenda gurau bersama kakak  tercinta  di samping mereka.

" Wang Tzuyuu, putri tercintakku" Sapa raja Wang Ka Yee

"Kemarilah nak,ayo berkumpul bersama!!" Saran Ratu Jieqiong

"Apa yang membuatmu kemari wahai adikku sayang?" Tanya Wang Yukhei

"Begini, aku ingin meminta maaf sebelumnya. Sebenarnya, saat pertama kali aku pergi belajar di Negeri ginseng. Disana pula aku bertemu dengan seorang lelaki tampan yang juga tertarik padaku. Dan sudah lama sekali aku sering berkomunikasi dengannya melalu surat. Ia berkali2 memintaku untuk kembali ke Negeri Ginseng untuk menemuinya"

Sang Ratu mulai resah ada lelaki yang berani menemui putrinya saat ia melakukan studi di Negeri Korea itu.

Memang saat itu usia Putri Tzuyu baru menginjak 14 tahun, tapi ia dikenal dengan kepintaran dan daya tariknya yang luar biasa. Maka dari itu, banyak sekali pusat sastra di berbagai negara yang menginginkan sedikit ilmu dari putrinya.

Dan Jika dihitung2 kini usia putrinya sudah mulai menginjak 19 tahun. Itu berarti sudah sekitaran 5 thn putrinya menyembunyikan fakta bahwa ada seseorang yang selalu menghubunginya.

Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan ,karena mengingat usia putri akan menginjak usia dewasa. Sang putri harus segera menikah. Yang mana sudah ada calon suami yang telah Ratu rencanakan untuk menjadi jodoh Putri Tzuyu.

" Aa.. Akuu sangat mencintainya Yang mulia. Kumohon biarkan aku kembali kesana sekali saja. Aku sangat ingin menemuinya" pinta sang putri

"Siapakah yang bisa bisanya mengambil hatimu Putri?!! Apakah ia memiliki derajat tinggi sampai2 berani mencintaimu?" Bentak Ratu

"Tahulah Kau! Pangeran yang sangat terpandang disana sudah banyak yang menantimu!" Amarah Ratu Jieqiong melonjak

Merasa hal ini terjadi kembali pada diri Putra Mahkota Wang Yukhei. Dimana ia juga dijodohkan dengan Putri dari Raja Zhang Yixing, yaitu Zhang Yuqi. Semua itu telah terencana oleh ibunya sendiri yang tak mau anak cucunya di masa depan kekurangan harta.

"Ibunda Ratu, kumohon dengarkan penjelasan Tzuyu terlebih dahulu" ucap Yukhei

"Ibundaaa, ia adalah orang yang sangat terpandang. Ia berharap keluarga kita datang menemui keluarga mereka terlebih dahulu. Bilamana kita tidak memiliki kecocokan sama sekali. Mereka juga tak akan memaksa diriku untuk menghubungi lagi putranya." Jelas Putri Tzuyu sambil menggenggam surat yg ia baca tadi.

Merasa perkamen surat itu terlihat tidak asing lagi dimatanya, Sang Raja pun memikirkan dengan baik2 darimana surat itu berasal.

Setelah menelaah kembali ,ia pun terkesiap akan sumber datangnya surat itu. Ya, itu adalah surat dari Kerajaan Joseon yang banyak dikirim sebagai Permohonan Perdamaian pada kerajaanya.

"Istriku, tolong kau coba pahami terlebih dahulu apa yang dibicarakan Tzuyu tadi."
Kata Raja

"Tapi apakah keluarga itu berasal dari keluarga terhomat, Suamiku? Bagaimana jika nanti mereka menelantarkan putri kita?!"

"Tentu saja mereka berasal dari keluarga yang sangat terhormat disana, tenanglah mereka takkan menelentarkan putri kita. Aku yakin begitu, karena anak Raja agung Joseon ini telah terluluhkan hatinya oleh Putri kecil kita" ucap Raja.

Raja Wang tak biasa memberikan senyum bahagianya namun masih terlihat tatapan dingin setelah berkata seperti tadi. Dan Putri Tzuyu tahu bahwa ada sesuatu yang telah direncanakan oleh ayahnya itu.