Deretan-deretan pelajar putih abu-abu memenuhi jalan raya Pasar Minggu di jumat sore setelah pulang sekolah. Hari ini gua agak kurang enak badan karena semalam habis bergadang sampai pagi dengan anak-anak pertigaan. Gua duduk lesu di trotoar depan gereja. Zikri menepuk pundak gua, lalu membagi minuman mineral dari gelas plastik.
"Lesu amat lu, Rom?"
"Iye nih. Lagi gak sehat gua,"
"Kurang doa lu, makanya sakit-sakitan tuh,"
"Kurang ganteng juga, Zik! Ha..ha..ha..!" Tambah Erik Banjir yang ikut mendengar obrolan kami.
Gua dan Zikri tidak begitu mempedulikan ocehannya.
"Eh, elu udah denger belom? Tadi siang anak-anak pagi dari Basis kita bentrok sama anak Grafica 62," lanjut Zikri memberi tahu. "Waktu pulang sekolah mereka udah di panteki di Jalan Baru sama mereka,"
"Terus gimana?" Tanya gua agak kurang tertarik mendengar ceritanya.
"Di bantailah.."
"Siapa yang di bantai?" Tanya gua mulai tertarik.
"Ya Basis kita,"
"Lah kok bisa?" Agak kaget gua karena Basis gua bisa di bantai oleh anak-anak Grafica 62 yang strata petarungnya lebih rendah dari kami.
"Yaiyalah..orang bocah-bocah kita cuma enam orang doang. Tapi yang bikin heboh, ke enam orang itu malah ngelayanin musuh, Rom. Mereka berani nurunin musuh dan nyerang balik. Walau akhirnya mereka kalah dan di bantai abis sih, hahahaha.."
"Terus-terus??" Gua jadi antusias mendengar cerita ini.
"Dua dari enam orang itu ada warga kelas satunya juga,"
"Wih...yang bener lu? Siapa tuh? Kita pernah ketemu gak?"
"Kita sih gak pernah ketemu. Tapi mereka anak-anak dari gang Timbul,"
"Siapa nama mereka?"
"Namanya Dika, yang satu lagi siapa ya? Hm..pokoknya perempuan deh!"
"Perempuan?? Perempuan ikut tawuran?? Saluut!" Ujar gua heboh bercampur kaget.
"Iye..gua juga salut sama itu anak. Kayanya Basis angkatan kita bakal lumayan Strong nih buat tahun depan,"
Ketika kami sedang asik bercerita tiba-tiba Kotit anak kelas dua berteriak ke arah kami dari seberang jalanan.
"Rom! Jangan kelamaan nongkrong kumpulin angkatan elu kita jalan ke Depok!"
Gua dan Zikri saling bertatapan untuk sesaat.
Jalan ke Depok berarti jadwal Basis 616 hari ini bertamu ke jalurnya Basis 63 DOS. Akan lebih banyak musuh yang akan kami lalui. Kalau di urut mengenai jalur yang akan kami tempuh, pertama di Ranco akan melewati anak-anak AL 53, di jalan Nangka ada anak Grafica 62, di wilayah Tanjung Barat sampai ke Lenteng Agung terkadang ada anak Boedoet 806, Teladan 305 Sunday Market dan anak Gang Waru yang kadang-kadang melakukan Sweeping.
Sebenarnya jalur ini sama dengan jalurnya Basis 616. Namun yang jadi pembedanya ketika sampai di daerah Kampus Iisip kami mengambil jalur lain ke arah Jl.Joe dan langsung ke Cipedak. Sedangkan anak-anak Basis 63 Depok terus melanjutkan perjalanan ke Terminal Depok.
"Woii!! Bocah-bocah alus ayo jalan!!" Seru Erik Banjir keras-keras kepada anak-anak seangkatannya.
"Ayo-ayo...jangan pada mejeng aja lu pada!" Tambah gua sembari menariki anak-anak yang masih betah nongkrong.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADJINGAN
Non-FictionSebuah cerita pelajar STM yang tidak sengaja masuk ke dalam Tradisi Basis (Barisan Siswa) di pinggiran Ibu kota. Hingga akhirnya terjebak dalam lingkaran "musuh warisan" yang di tinggalkan oleh senior-seniornya. Dalam perjalanan menjadi anak Basis...