Tepat di depan gerbang sekolah STM Boenda Kandoeng sekumpulan pelajar dari berbagai macam basis berkumpul. Ini adalah hari yang sudah kami rencanakan untuk balas dendam ke pusat. Hari ini kami akan mengembalikan semua yang telah mereka perbuat. Semua hutang dan perselisihan selama ini akan di bayar lunas hari ini.
Kabar penyerangan kali ini sudah di dengar oleh STM-STM bermasalah di ibu kota. Kemungkinan besar mereka akan menghindari kami untuk hari ini atau mungkin mereka malah mau ikut meramaikan pesta besar di jalur.
Entahlah, semua kemungkinan bisa saja terjadi di jalur.
Anak-anak dari berbagai macam basis mulai mendatangi gua yang berdiri di depan gerbang sejak tadi. Dika 616, Zikri 616, Agus 616, Fuji 616, Gondel 616, Ruby 616, Azis 63, Bule 63, Efrat 63, Bagus 806, Erlang 806, Yongky 52, Robay 52, Kevin 75, Obo 75, Lordki 75, Robert 687, Poloy 687, Patkay 687.
Mereka adalah para orang strong di basisnya masing-masing.
Mereka mengerubungi gua dengan tatapan penuh ketegangan. Lima basis yang punya hubungan dekat dengan basis kami berkumpul menjadi satu.
"Hari ini harus terencana, kita gak boleh salah sedikit pun," kata gua kepada mereka.
Semuanya diam dengan wajah tegang.
"Untuk basis yang lain udah kumpul, Yong?" Tanya gua.
"Beberapa basis udah pada kumpul di terminal. Anak-anak 700 juga udah pada bajak kendaraan untuk kita kesana,"
"Jalur aman gak dari aparat?" Tanya Bule agak cemas.
"Kalo itu beberapa anak di basis gua udah pada jalan duluan, pake motor, buat liat situasi jalanan. Kalau ada kendala, kita di kabarin kok," jawab Kevin.
Basis 900 BOM keluar dari gerbang sekolah dan mulai mengeluarkan bendera kebanggan kami, yaitu Boenda Kandoeng All Base.
"Ayo ke Terminal! Ke Terminal!" Seru Alex pentolan basis 900 mengajak kami semua ke Terminal.
Beberapa anak basisnya yang berjumlah sekitar 25 orang mulai mengikuti Alex, mereka mengarah ke Terminal.
Yongky lantas menatap gua dengan serius. "Ini hari nya.." katanya pelan. "Bakal ada banjir darah di pusat! Lu semua jaga diri baek-baek deh," Ujar Yongky sambil menyapu wajah kami semua.
Gua mengangguk dengan serius pula.
"Gua gerakin basis gua ke terminal. Setelah basis lo kumpul langsung ke sana aja, okey?"
"Oke!" Balas gua yang langsung bersalaman dengan Yongky.
Yongky berjalan dengan basisnya berbarengan juga dengan basis 75, 687, dan 806 yang sudah lengkap personilnya.
Sedangkan kami masih menunggu anak-anak 616 dan 63 keluar sekolahan. Setelah semua anak basis 616 berkumpul, di tambah basis 63 depok ikut bergabung, kami berangkat memenuhi sepanjang jalan komplek Palapa menujuh jalan pertanian 3. Bendera-bendera basis dan sekolahan berkibar-kibar meramaikan rombongan.
Di depan kami terlihat ratusan siswa-siswi SMA Suluh yang baru keluar gerbang. Beberapa pelajar terlihat masih nongkrong di depan sekolahan mereka dan beberapa lagi langsung jalan ke arah gereja untuk pulang.
"MINGGIIIRRRRR!!!!" Bentak gua ke sekumpulan pelajar SMA yang sedang ketawa-ketiwi di tengah jalan.
Sesaat semuanya kaget lalu terdiam dan menoleh ke arah kami dengan wajah pucat.
"STM BOENDA KANDOENG MAU LEWAT!!"
Mereka terkejut melihat banyaknya rombongan kami memenuhi jalan dengan wajah-wajah sangar penuh kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADJINGAN
Kurgu OlmayanSebuah cerita pelajar STM yang tidak sengaja masuk ke dalam Tradisi Basis (Barisan Siswa) di pinggiran Ibu kota. Hingga akhirnya terjebak dalam lingkaran "musuh warisan" yang di tinggalkan oleh senior-seniornya. Dalam perjalanan menjadi anak Basis...