Hari ini adalah pemilihan ketua OSIS. Gila, gue jadi deg-degan nih! Padahal kan bukan gue yang jadi calonnya. Haha.
Semua murid diminta memberi hak suaranya. Dan sekarang giliran gue buat milih siapa yang gue pilih. Gue menuju tempat pemilihannya. Gue mendapat kertas suara. Pas gue buka, disana terdapat foto Si Mika di nomer 1, kak Nelty di nomer 2, dan Dio di nomer 3.
Setelah selesai memilih, gue juga gak akan ngelewatin moment ini. Yap, moment perhitungan suara. Gak sabar pengen jadian sama Dio, eh salah! Maksudnya gak sabar liat Dio menang. Maaf gengs kebawa perasaan nih! Haha.
Detik-detik tegang udah di mulai gengs. Dan... Dio menang!! Yuhuuuuu!! Gue seneng gak ketulungan. Seketika muka gue merah karna seneng banget!
"Sa, lo kenapa kayak seneng banget? Kan Dio yang menang, bukan lo." tanya Devi yang ada di sebelah gue.
"Gak tau Dev, seneng aja gitu." jawab gue sambil senyum kegirangan.
Tapi, di sela-sela semua heboh karna Dio menang, Dio gak menampakkan mukanya di depan banyak orang saat perhitungan suara---gak tau deng, mungkin gue yang gak liat. Gue penasaran, ya udah gue cari Dio aja. Gue cari ke kelasnya gak ada, ke ruang OSIS sepi---ya iya lah orang mereka lagi sibuk ngurus pemilihan, dan gue ketemu sama Reza si ketua kelas gue yang deket sama Dio.
"Za tunggu!" gue mengejar Reza yang jalan di depan gue.
Reza membalikkan badan."Apa Sa?"
"Liat Dio gak? Gue cari dimana-mana gak ada!"
"Seinget gue dia lagi sama Mika di belakang sekolah."
"Mika?" jawab gue kaget.
"Iya, Mika!" Jawab Reza yang meyakinkan gue.
Gue pun berlari pergi ke belakang sekolah tanpa menghiraukan Reza. Saat sampai di belakang sekolah, bener aja Dio lagi sama Mika. Dan yang paling bikin gue sedih adalah Mika lagi meluk Dio. Tapi, gue gak boleh berfikiran buruk dulu. Gue harus denger mereka lagi ngomong apa. Dan akhirnya gue pun mendengar percakapan mereka di balik tembok sambil sesekali nangis.
"Mik lepas!" kata Dio.
"Sayang, aku gak mau putus sama kamu!" Mika sedikit menangis.
"Gue gak mau balikan sama lo! Gue kira perkataan ini udah cukup membuat lo ngerti sama semuanya! Please Mik, hidup gue gak selalu buat lo! Dan lo harusnya ngaca, apa lo layak jadi pacar gue dengan tingkah bodoh lo selama ini?!" Dio mulai membentak Mika. Dan terdengar langkah Dio yang mulai pergi meninggalkan Mika dan di susul Mika yang kayaknya berlari mengejar Dio.
Saat gue lihat ke tempat mereka tadi, bener aja mereka udah pergi. Dan gue masih nangis di sini. Please, hati gue hancur! Gue takut Dio berubah pikiran dan balikan sama Si Mika. Gue jongkok sambil nangis dan nyandar ke tembok. Gue mencoba menutupi wajah gue pake tangan. Tapi tiba-tiba gue melepas tangan gue dari wajah gue karna gue nyadar ada seseorang yang jongkok juga di hadapan gue.
"Kenapa lo nangis?" itu suara Reza.
Gue mengusap air mata gue. "Ngapain lo disini za?"
"Lo tadi lari, gue kira ada apa-apa sama Dio. Ya gue ngejar lo, eh gue di cegat sama temen gue. Terus karna masih penasaran ya gue datang ke sini. Eh gue liat lo lagi jongkok sambil nangis."
"Oh gitu." gue berdiri sambil menyandarkan punggung gue ke tembok.
Reza juga berdiri di hadapan gue. "Ada masalah? Cerita aja Sa."
Gue cuman menggelengkan kepala.
"Kalo lo gak mau cerita sama gue, lo sholat aja! Siapa tau hati lo tenang." Reza menepuk pundak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Becomes Good Girl
Teen Fiction[SEDANG REVISI BESAR BESARAN, JANGAN DI BACA DULU! KALAU PENASARAN SILAHKAN SIMPAN DULU DI READING LIST KALIAN~thnks for attention my story] NOTE : CERITA BAKAL LUMAYAN BANYAK BERUBAH TAPI MASIH DALAM SATU GARIS BESAR MASALAH YG SAMA. WARNING! SLOW...