23- Villa

46 12 1
                                    

Saat sampai di kamar, gue melihat Michelle udah tidur. Kebo anjir!

Gue pun menghampiri meja belajar gue dan menyimpan tas gue di atas meja belajar dan duduk di kursi. Lalu gue mengeluarkan handphone gue dari tas. Bener aja, banyak banget notif papah sama mamah nelpon. Kenapa gak kedenger? Apa karna saking asiknya gue sama Rafi jadi gue lupa sama handphone?

Oh iya, gue kan harus packing! Gue pun mengeluarkan tas ransel gue. Gue memasukan baju dan perlengkapan lainnya. Gue gak bawa makanan, karna gue tau disana bakal banyak makanan, haha.

°°°°°°°

Sekarang, gue lagi rebahan di ruang tengah di villa keluarga Ardy. Perjalanan jauh dan gak mulus, ngebuat badan gue remuk tau gak?! Gue berangkat dari jam 7 pagi dan sampai di Villa jam 9.34 pagi. Villa ini ada di puncak Bogor. Dan gue kesini bukan cuman berdua sama Ardy, tapi bareng Derren, Vano, Rifki, dan Giska---pacar Ardy.

Sekarang kita berenam lagi merebahkan diri di sofa. Tiba-tiba, terdengar bunyi telpon. Gak tau handphone siapa dan gak mau tau! Lo tau orang capek kayak gimana?

"Angkat Ki telponnya!" ucap Vano.

"Iya, berisik Ki!" sambung Derren.

Rifki pun mengeluarkan handphone nya.

"Handphone gue gak bunyi anjir! Lagipula itu kan nada dering handphone lu Van!" ucap Rifki.

"Oh iye!" ucap Vano lalu mengeluarkan handphone nya. "Kagak nyala handphone gua Ki! Handphone lu kali Di atau si Derren!"

Ardy dan Derren pun mengeluarkan handphone nya bersama.

"Handphone gue gak bunyi." ucap Derren.

"Gue juga gak bunyi." sambung Derren.

Ah gua sih bodo amat!

"Gis, handphone kamu nyala gak?" tanya Ardy ke Giska.

Giska menggeleng kuat. Tiba-tiba semua mata tertuju ke gue secara tajam. "ALISHA ANGKAT!" ucap semua serentak kecuali Giska.

Ya, ternyata handphone gue yang bunyi dari tadi. Saking bodo amat nya, gue sampe gak sadar itu handphone gue yang nyala. Gue pun mengeluarkan handphone gue. Terlihat jelas nama mamah yang ada di layar handphone gue. Gue pun mengangkatnya.

'Hem apa mah?'
'Kamu udah sampe belum?'
'Udah, baru aja'
'Jaga diri kamu baik-baik disana'
'Iya mah'
'Sama jangan lupa pulang di minggu sore atau minggu malem kan besoknya kamu mau PAS!'
'Iya mah'
'Ya udah, mamah cuman mau bilang itu aja'
'Ya udah'

Gue pun mematikan telpon sepihak. Males Anjir ah!

"Sa, keliling villa yuk!" ajak Vano.

Gue pun mengangguk.

"Awas lo Van, si Alisha jangan sampe lecet! Kalo lecet, lo gue abisin Van!" ancam Rifki.

"Iye gak akan!" ucap si Vano.

Lalu gue dan Vano pun pergi keliling villa.

"Van, gue tau lo pasti mau ngomong sesuatu kan? Gak mungkin lo tiba-tiba ngajak gue keluar keliling villa." ucap gue.

"Hehe, lo tau aja Sa." ucap Vano.

"Hem mau ngomong apa?" tanya gue.

"Lo jadian sam si Rafi?"

Yha bocah ini tau? Kenapa bisa?

"Lo tau darimana Van?" tanya gue.

"Tau lah! Orang si Rafi sepupu gua!"

Bad Girl Becomes Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang