'Se rese-resenya gue, gue gak akan pernah tega liat cewek nangis.'
_________________________
"Bolos apaan? Ngawur kali lo!" bohong gue.
Michelle menggelengkan kepala. "Udah, jangan banyak ngelak lagi. Gue udah tau semuanya dari pak Fakhri."
Huh! Jantung gue seketika berdetak kencang, rasanya gue pengen mati. Eh jangan, pengen pingsan aja. Masa iya pak Fakhri tau semuanya?!
"Maksudnya?"
"Pak Fakhri tadi manggil gue ke ruang guru karna gue sodara kandung lo. Pak Fakhri nanya ke gue kenapa lo itu sering bolos. Sekarang jelas in ke gue semuanya dari awal sampai akhir." jelas Michelle.
Ampun dah ampun!
Gue hanya diam. Si Michelle masih natap gue tajam. Ya iya lah dia natap gue gitu. Masa kejadian 2 tahun yang lalu ke ulang lagi. Jadi, pas gue kelas 2 SMP gue pernah hampir di droup out karna bolos.
"Gue tau semuanya, mau gue sebut one by one?" Michelle menaikkan sebelah alisnya.
"Coba aja sebut!" tantang gue.
"Oke. Pertama, lo suka bolos diem-diem dari gue dan itu udah 3 kali. Yang kedua, lo itu punya gank motor---"
Gila, kenapa dia bisa tau?! Gue kaget banget sumpah.
"Dan yang ketiga, rambut lo di ombre biru dan selama ini lo sembunyiin itu dari gue---"
Gue memegang kedua pundak Michelle dan langsung mendorong badan Michelle ke tembok dengan keras.
"Jangan pernah bilang ke siapa-siapa atau hidup lo jadi taruhannya!" ancam gue.
"Lepas Sa! Sakit!" ucap Michelle sambil mencoba melepaskan kedua tangan gue dari pundaknya.
Tapi, gue coba tahan sekuat tenaga gue.
"Please Sa, lepas! Gue gak bakal bilang ke siapa-siapa." ucap Michelle sambil masih mencoba melepaskan kedua tangan gue.
"Jangan bohong lo. Jangan coba nipu gue!" ucap gue sambil masih nahan dia di tembok.
Tapi entah kenapa, si Michelle bisa nge hempas tangan gue dan mendorong gue ke belakang. Untung gue gak jatoh.
"Kenapa lo lakuin ini semua? Masih belum kapok Sa?!" bentak Michelle ke gue.
Gue membentak balik Michelle. "Gue ngelakuin ini gara-gara mamah gak pernah sayang sama gue. Dia selalu sayang sama lo. Gue gak pernah di manja kayak lo. Jadi gue nakal buat cari perhatian. Tapi perhatian itu gak tertuju ke gue, tapi ke lo. Puas lo!"
"Oh jadi selama ini lo jadi bad girl di belakang gue dengan alasan lo gak pernah di manja? Alasan klasik tau gak?!"
"Terus gue harus buat alesan yang mewah atau yang glamor gitu biar lo percaya?!"
"Ya tapi jangan dengan cara nakal Sa, lo kan bisa bilang secara baik-baik ke mamah!"
"Itu gak semudah yang lo bilang! Susah cel, susah! Please lo ngerti gue. Hidup gue gak semulus yang lo kira."
Gue pun pergi dari rooftop. Gue pergi ke belakang sekolah. Gue nangis di balik tembok. Gue harus gimana? Gue belum tentu bisa cegah mulut lemes Michelle! Gimana kalau mamah tau! Abis gue, mati gue! Arghhhh!
Gue menutup muka gue sambil nangis. Gue gak kuat! Tiba-tiba gue ngerasa ada yang nepuk-nepuk pundak gue secara halus. Gue kaget dan spontan langsung menoleh ke sebelah gue. Ternyata itu Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Becomes Good Girl
Roman pour Adolescents[SEDANG REVISI BESAR BESARAN, JANGAN DI BACA DULU! KALAU PENASARAN SILAHKAN SIMPAN DULU DI READING LIST KALIAN~thnks for attention my story] NOTE : CERITA BAKAL LUMAYAN BANYAK BERUBAH TAPI MASIH DALAM SATU GARIS BESAR MASALAH YG SAMA. WARNING! SLOW...