Sontak gue, Michelle dan Ardy menoleh ke arah pintu. Dan itu Derren!
"Jangan berantem!" ucap Derren lagi dengan cool sambil menghampiri kita bertiga.
"Masih mau berantem?" tanya Derren ke gue sambil menaikkan sebelah alisnya.
Gue menatap Derren dan menghela nafas berat lalu menggelengkan kepala.
Michelle menatap gue tajam. "Ini siapa?"
"Derren." jawab gue singkat.
"Cabut!" ucap Derren ke Michelle.
"Di, anter dia cabut!" lanjut Derren lagi.
"Hah?! Kenapa gue di usir? Apa hak lo ngusir gue?!" cerocos Michelle ke Derren.
Dengan masang tampang cool Derren menjawab. "Terus, apa urusan lo banting botol bir, sama marah-marah ke sahabat gue? Masuk sini juga gak bilang-bilang! Ini bukan bar yang bisa di masukin seenaknya. Ngerti? Atau perlu gue jelasin lagi dari awal?"
Skakmat! Kayaknya perkataan dingin dan ketus dari Derren membuat Michelle tambah kesel.
"Daripada darah lo makin naik, itu kan gak baik! Mending pulang, berenang di rumah biar peredaran darah lo lancar. Ngeladenin kita bertiga sama aja lo ngubur diri hidup-hidup." ucap Ardy sambil menghampiri Michelle.
Michelle pun menarik gue keluar base camp. Saat udah di luar base camp, Michelle bener-bener natap gue sangat sangat sangat sangat tajam. Boleh gak kata sangat nya diulang seribu kali, biar bisa mendeskripsikan tatapan si Michelle ke gue?
"Se bad girl ini kah lo?" tanya Michelle memecahkan pemikiran gue tentang tatapannya.
"Gue bukan bad girl! Gue kan gak merokok jadi belum pantes di sebut bad girl!" jawab gue enteng.
Emang bener kan bad girl belum bisa dikatakan bad girl seutuhnya kalo nggak memenuhi persyaratannya. Kayak merokok, mabok, pulang subuh, banyak ke clubbing dan pasti hafal nama-nama clubbing, balapan, berantem di sekolah, bolak-balik ruang guru atau ruang BK, nyoba semua minuman di bar, main sama banyak cowok, bikin onar sama orang di bar, bolos sekolah, pasti punya masalah sama OSIS, beda dari yang lain dan masih banyak lagi. Ada yang minat jadi Bad girl setelah tau persyaratannya? Jangan deh! Kasian ibu bapak lo ngurus lo kalo lo jadi bad girl, jangan ya! Cukup gue aja. Lo semua duduk manis aja, jangan aneh-aneh. Alisha gak patut ditiru!
"Ya tetep sama aja!" ucap Michelle nge-gas.
"Udah mending lo pulang! Jagain mamah di rumah, jadi anak manja lagi. Bagus-bagus lo diem kayak kemarin-kemarin!" ucap gue sambil membawa Michelle masuk mobil.
"Lah terus lo, ngapain masih disini? Lo gak balik? Pake nyuruh gue jaga mamah segala!" protes si Michelle.
"Plis Cel plis! Lo tuh kakak gue, lo itu bertanggung jawab atas semua. Gue bisa jaga diri baik-baik. Sebagai adik yang baik juga, gue ngingetin lo sama tugas lo." ucap gue sambil menutup pintu mobil Michelle.
Entah apa yang ada di pikiran si Michelle, dia menjalankan mobilnya pergi dari sini.
"Dadah Cel! Jangan ngebut!" teriak gue dengan sok imut sambil melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Becomes Good Girl
Teen Fiction[SEDANG REVISI BESAR BESARAN, JANGAN DI BACA DULU! KALAU PENASARAN SILAHKAN SIMPAN DULU DI READING LIST KALIAN~thnks for attention my story] NOTE : CERITA BAKAL LUMAYAN BANYAK BERUBAH TAPI MASIH DALAM SATU GARIS BESAR MASALAH YG SAMA. WARNING! SLOW...