Sesampainya di depan UGD, gue dan om Fahmi pun duduk di kursi panjang yang ada di pinggir. Mamah masih menatap gue tajam. Entah dimana letak salah gue?! Kasih tau gue lah salah gue dimana!
"Apa ini dengan keluarga Michellia Veronica?" semua sontak menoleh ke arah suara. Ternyata dokter udah keluar dari UGD. Kita semua langsung berdiri dan menunggu apa yang bakal dokter bilang.
"Saya mamah nya dok." ucap mamah dengan nada sangat sangat khawatir.
"Baiklah, ikut saya ke ruangan." ucap dokter lalu mamah pun mengikuti dokter pergi.
Gue pun duduk kembali. Gue menatap Dio yang ada di depan gue. Dia masang Tampang watados dan sok sedih, muak gue liat nya.
Gak lama, mamah balik lagi ke tempat gue sama om Fahmi nunggu.
"Gimana kak?" tanya om Fahmi ke mamah.
"Michelle harus di operasi. Ada benturan di kepala bagian belakang nya. Operasi nya besok pagi." jelas mamah.
Om fahmi hanya mengangguk.
"Ya Allah, kasih Alisha cara biar masalah ini selesai." batin gue.
°°°°°°°
"Cel, lo mau kemana?"
"Mau ke tempat yang bagus, yang lebih nyaman daripada disini."
"Dimana tuh?"
"Jauh, butuh waktu lama kesana. Mau ikut?"
"Gak ah. Tempat yang lo bilang bagus, belum tentu menurut gue bagus. Mana jauh lagi. Takut nyesel gue, udah jauh eh gak sesuai ekspetasi."
"Ya udah, kalo lo gak mau ikut. Gue pergi dulu. Lo jangan macem-macem selama gue pergi. Jangan nyusahin banyak orang."
"Lah, lo mau main juga pake pesen amanat segala."
"Gue serius Sa!"
"Ya udah terserah lo. Intinya, pulang lo harus bawa makanan."
"Iya entar gue bawain makanan buat lo. Mau makanan apa?"
"Gue pengen dimsum sama sushi."
"Iya entar gue bawain buat lo."
"Tumben lo baik, biasanya nyebelin."
"Cel kok gak jawab sih?!"
"Ih rese baru juga di bilang baik, eh nyebelin lagi."
"Cel?!"
"Michelle?! Jawab kek! Diem mulu! Mendadak bisu lo?!"
"Cel!"
"Cel, jawab dulu kek pake main pergi gitu aja."
"Michelle tunggu!"
"Cel!"
"Awsh!" gue membuka mata gue. Gue jatoh dari kursi. Ini mimpi?!
"Nyebelin, gue selalu aja mimpi buruk!" gumam gue.
"Eh lo ngapain tiduran di bawah? Bangun Sa!" kepala gue mendongkak keatas, melihat si tampang watados itu mengulurkan tangannya buat gue. Dengan cepat gue menepis tangannya.
"Jangan sok perhatian lo! Lo suka kan gue menderita?!" gue pun kembali duduk di kursi.
"Gue masih gak ngerti sama apa yang lo omongin. Gue berani sumpah Sa, bukan gue yang rencanain ini semua. Kalo emang gue pelakunya, gue siap lo bawa ke kantor polisi sekarang."
Gue mencari kebohongan di dalam mata si Dio. Gue juga berfikir, mana ada maling ngaku, apa berarti Dio bukan pelakunya? Ah Sa, jangan ke makan bualan si Dio. Lo gak boleh ketipu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Becomes Good Girl
Teen Fiction[SEDANG REVISI BESAR BESARAN, JANGAN DI BACA DULU! KALAU PENASARAN SILAHKAN SIMPAN DULU DI READING LIST KALIAN~thnks for attention my story] NOTE : CERITA BAKAL LUMAYAN BANYAK BERUBAH TAPI MASIH DALAM SATU GARIS BESAR MASALAH YG SAMA. WARNING! SLOW...